JAKARTA, KOMPAS.com – Perluasan layanan keuangan membutuhkan keterlibatan semua pihak. Tak hanya pemerintah, OJK dan Bank Indonesia, namun juga masyarakat itu sendiri.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Yuli (45) dan Tatang Sutardi (54), sepasang suami-istri tersebut memilih untuk menjadi agen BRILink, salah satunya karena tergerak membantu masyarakat yang tak punya rekening bisa mendapatkan layanan perbankan.
Ditemui di kiosnya yang berada di Jalan Proklamasi, Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat, Kamis (18/4/2024), Yuli menceritakan permintaan terhadap layanan perbankan di kalangan masyarakat yang tak punya rekening cukup besar, yang meliputi pembayaran listrik, air, serta transfer uang.
Baca juga: Kisah Yuli dan Tatang Bantu Pedagang Pasar Bisa Nikmati Layanan Perbankan
“Sebelumnya, banyak yang datang ke saya sekedar titip membayar listrik, air, dan titip transfer uang ke saudara mereka. Dari sini saya tergerak untuk membuka layanan perbankan agar bisa melayani lebih baik lagi dan saya juga dapat komisi,” kata Yuli.
Kebetulan juga, saat itu dia didatangi oleh salah satu pimpinan BRI Unit Proklamasi Depok yang kantornya berseberangan dari kiosnya. Dalam pembicaraan, Yuli dan Tatang ditawari untuk menjadi agen BRILink.
Hal ini tentu disambut positif oleh keduanya, karena permintaan untuk transaksi perbankan kepada Yuli terus mengalami kenaikan.
“Itu sekitar 5 tahun yang lalu saya ditawari menjadi agen BRILink. Tentu ini bisa menjadi tawaran yang menarik dan sangat dibutuhkan. Sebelumnya, kalau ada yang titip bayar listrik, air atau transfer, saya menggunakan kartu ATM untuk melayani dan itu tidak nyaman,” jelas dia.
Sebelum menjadi agen, Yuli dan Tatang memiliki kios berupa gerobak kecil di pinggir jalan yang dijalankan lebih dari 10 tahun.
Dalam perjalanannya, ada tempat usaha permanen yang dijual yang kebetulan berdekatan dengan kios gerobaknya. Setelah berdiskusi, keduanya sepakat untuk mengambil kios yang dijual tersebut.
“Saya diberi pinjaman oleh BRI yang sebagian digunakan untuk membeli kios,” jelas Yuli.
Seiring dengan pembelian kios, dia juga menjadi agen BRILink sehingga bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen yang ingin bertransaksi perbankan.
Guna memperlancar usaha sebagai agen BRILink, Yuli dan Tatang menggunakan sebagian pinjaman yang diperoleh dari BRI untuk mendukung kegiatan keagenan BRILink.
Baca juga: Hadapi Toko Ritel Modern, Pemilik Toko Kelontong Ini Terapkan Strategi Jitu
Sebagaimana diketahui, menjadi agen BRILink mengharuskan seseorang memiliki saldo yang sewaktu-waktu digunakan untuk bertransaksi. Semakin besar saldo, semakin leluasa agen bisa melayani transaksi dengan jumlah yang besar.
Sebaliknya, jika saldo di rekening kecil, agen bisa mengalami kerepotan ketika ada transaksi besar dan banyak karena harus setor tunai di ATM maupun teller untuk top up saldo di rekening.
Dari usaha menjadi agen BRILink inilah, Yuli memperoleh pendapatan yang lebih menjanjikan dari toko kelontong yang terlebih dulu dia jalankan bersama suaminya.