Mengulik Pentingnya Kekuatan Arus Kas dan Proses Transaksi bagi UMKM

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi pelaku bisnis, arus kas yang memadai dan proses transaksi tanpa hambatan menjadi bagian yang sangat menentukan dalam kelancaran usaha.

Kerap dijumpai, arus kas yang terbatas menjadi persoalan krusial bagi pebisnis ketika mereka harus melakukan pembayaran dan settlement berbagai kewajiban.

Hal inilah yang membuat pelaku UMKM harus memahami pentingnya arus kas dan dukungan transaksi yang handal.

Baca juga: Toko Kelontong Pun Harus Punya Arus Keuangan Sehat, Bagaimana Caranya?

Sebagaimana diungkapkan oleh salah pengelola Kafe Ouwie yang berada di bilangan Grand Depok City Kota Depok, Bimo Faturahman (27). Baginya, transaksi yang handal dan mudah menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menjalankan usaha.

Sebagaimana diketahui, usaha kafe belakangan memiliki prospek yang bagus sepanjang dikelola dengan baik dan benar.

Namun, pengelolaan saja tak cukup. Pemilik kafe harus bisa menyediakan berbagai opsi pembayaran yang bisa dipilih konsumen. Tanpa adanya opsi pembayaran ini, konsumen bisa saja mengalami kesulitan dalam membayar.

Menurut Bimo, kafe yang dia kelola telah menyediakan berbagai metode pembayaran, mulai dari pembayaran tunai, pembayaran melalui kartu lewat EDC, hingga QRIS.

Baca juga: QRIS Bisa Permudah UMKM untuk Dapatkan Akses Permodalan

“Metode pembayaran harus lengkap. Dan kami memiliki semua metode pembayaran ini,” kata Bimo.

Untuk mewujudkan itu, pihaknya mendapatkan dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) untuk penyediaan fasilitas pembayaran konsumen baik EDC maupun QRIS.

Arus Kas yang Memadai

Selain transaksi yang mudah, arus kas yang cukup dan memadai juga menjadi sesuatu yang harus dipersiapkan oleh pelaku usaha UMKM.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Tatang Sutardi (54) dan istrinya Yuli (45), seorang pemilik toko kelontong yang juga sebagai agen BRILink di Jalan Proklamasi, Sukmajaya, Kota Depok.

Dalam perbincangan dengan Kompas.com, Yuli mengungkapkan dia memiliki fasilitas EDC yang dipakai untuk melayani transaksi perbankan serta tarik tunai.

Sebagaimana diketahui, menjadi agen BRILink mengharuskan seseorang memiliki saldo yang sewaktu-waktu digunakan untuk bertransaksi. Semakin besar saldo, semakin leluasa agen bisa melayani transaksi dengan jumlah yang besar.

Baca juga: Kisah Yuli dan Tatang Bantu Pedagang Pasar Bisa Nikmati Layanan Perbankan

Pentingnya arus kas juga diakui oleh Sukma Maulana (41) perajin perkakas logam utamanya loyang yang berbasis di Citeureup Bogor.

Baginya, arus kas memungkinkan dia bisa menyediakan barang-barang yang dipesan oleh konsumen. Tanpa memiliki arus kas yang memadai, dia kesulitan dalam memenuhi pasokan yang dibutuhkan pembeli.

KOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Sukma Maulana (kiri) berbincang dengan Mantri BRI Unit Citeureup Muhammad Solahudin saat kunjungan ke tempat nasabah

Komitmen BRI Bantu UMKM

Kompleksnya kebutuhan pelaku UMKM dalam hal transaksi dan pendanaan sangat dipahami oleh BRI. Karena hal ini pula, bank BUMN tersebut menyediakan layanan yang memang dibutuhkan oleh pelaku usaha.

Regional Small and Medium Business Head Regional Office (RO) BRI Jakarta 2, Ariefan Trisandy mengungkapkan BRI menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh UMKM. Kebutuhan yang dimaksud mulai dari permodalan, sarana untuk transaksi, hingga pelatihan.

“Kami selalu memberikan dukungan dengan layanan yang komprehensif bagi UMKM. Mulai dari kredit dan KUR, hingga perangkat seperti EDC dan QIRS,” kata dia, Senin (29/4/2024).

Baca juga: Pentingnya Hospitality dalam Menjalankan Bisnis Kafe

Dalam hal pembiayaan KUR, Regional Office BRI Jakarta 2 konsisten menyalurkan fasilitas KUR mikro dan KUR kecil kepada UMKM secara tepat guna dan tepat sasaran.

Sepanjang Januari hingga April 2024 (year to date), total KUR yang disalurkan oleh RO BRI Jakarta 2 mencapai Rp 186,67 miliar.

Sementara itu sepanjang 2023, penyaluran fasilitas kredit tersebut mencapai Rp 881,26 miliar, sedangkan pada 2022 total penyaluran KUR mencapai Rp 1,39 triliun. Jumlah tersebut meliputi KUR mikro dan KUR kecil.

“Agar UMKM bisa lebih berkembang, kami juga mendorong mereka untuk lebih melek terhadap teknologi dan bisa memanfaatkan platform digital,” jelas Ariefan.