Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Pelatihan, Lilik Berinovasi Ubah Tepung Mocaf jadi Tiwul Instan

Kompas.com - 12/05/2024, 16:37 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Pemasaran dan kendala produksi

Tiwul instan buatan Lilik kini sudah dipasarkan di Wonosobo dan luar Wonosobo. Meskipun demikian, produk tiwul instan belum ada di rak-rak supermarket di wilayah Wonosobo.

"Kebanyakan malah jual ke luar Wonosobo, yang banyak itu ke Jakarta. Kalau di Wonosobo, ini harganya dianggap terlalu mahal," ujar Lilik.

Untuk menjual tiwul instan, Lilik juga mengandalkan peran reseller. Ada dua reseller tiwul instan buatan Lilik yaitu satu di Wonosobo, dan satu lainnya ada di Jakarta.

Selain itu, Lilik juga dibantu pihak keluarga dan warga sekitar dalam proses produksinya. Terutama, jika dirinya menerima banyak pesanan tiwul instan.

"Pernah sampai pelanggan minta kirim ke Bali minta 100 bungkus dalam waktu pengerjaan seminggu. Kalau lagi ramai pesanan, saya ajak saudara dan tetangga untuk produksi," tambah Lilik.

Lilik Sri Rahayu (61) melayani pembeli tiwul instan di rumahnya di Kampung Kawista, Adiwarno, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah (8/5/2024). Lilik merupakan salah satu pelaku UMKM yang mengolah tepung mocaf menjadi tiwul instan.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Lilik Sri Rahayu (61) melayani pembeli tiwul instan di rumahnya di Kampung Kawista, Adiwarno, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah (8/5/2024). Lilik merupakan salah satu pelaku UMKM yang mengolah tepung mocaf menjadi tiwul instan.

Lilik mengaku bisa meraup omzet Rp 7 juta per bulan dari menjual tiwul instan. Meski demikian, Lilik mengaku omzet tersebut masih belum maksimal karena kendala dalam proses produksinya.

"Saya ini usahanya masih kecil karena ya itu ketersediaan barangnya sudah diminta tapi kita enggak punya. Stoknya enggak ada," kata Lilik.

Baca juga: Begini Cara Penjual Jus di Kota Bogor Raup Omzet Rp 6 Juta Sehari

Lilik menyebutkan proses pembuatan tiwul instan masih menggunakan cara tradisional dan bantuan alam seperti panas matahari saat penjemuran. Lilik menyebutkan, produksi tiwul instan masih terbatas karena prosesnya yang masih tradisional.

"Kami ini banyak kendalanya seperti di penjemuran. Kalau musim hujan, itu benar-benar enggak bisa produksi karena pengeringannya enggak maksimal. Kalau mau pakai oven bisa tapi biayanya jadi lebih mahal. Kalau panas mataharinya, pengeringannya dua hari," tambah Lilik.

Ia pun juga terbentur soal permodalan dalam usahanya. Oleh karena itu, Lilik mengutamakan penjualan yang langsung dibayar, ketimbang menitipkan produknya ke supermarket.

Dibina Pihak Swasta

Direktur Pamapersada Nusantara, Ari Sutrisno bersama jajarannya melihat proses penjemuran tiwul di Kampung Proklim Kawista, Adiwarno, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah pada Rabu (8/5/2024). Kampung Proklim Kawista merupakan kampung binaan dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pamapersada Nusantara.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Direktur Pamapersada Nusantara, Ari Sutrisno bersama jajarannya melihat proses penjemuran tiwul di Kampung Proklim Kawista, Adiwarno, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah pada Rabu (8/5/2024). Kampung Proklim Kawista merupakan kampung binaan dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pamapersada Nusantara.

Perjalanan usaha tiwul instan Lilik pun mendapatkan binaan dari berbagai pihak termasuk dari sektor swasta. Lilik mengatakan, usahanya dibantu oleh PT. Pamanapersada Nusantara.

PT. Pamapersada Nusantara adalah perusahaan swasta yang berfokus mengelola tambang emas dan batu bara serta menjadi kontraktor untuk pembangunan bendungan dan jalan raya. 

"Selama ini kalau ada event-event kami diajak pameran di Jakarta oleh Pamapersada Nusantara," ujar Lilik.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Berbisnis di Luar Negeri, Restoran Hingga Minimarket Peroleh Diaspora Loan BNI

Program
Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Ratusan Pengusaha Mikro Ikuti Pendampingan Kewirausahaan di Kota Batu

Program
Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Menteri Dikti: Kampus yang Punya Program UMKM Harus Punya Keunikan

Training
Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Kementerian UMKM dan Kementerian Ketenagakerjaan Kolaborasi Berdayakan UMKM

Program
1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

1.000 UMKM Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI Targetkan Penjualan Rp 38 Miliar

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau