Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Berhasil Melakukan Personal Selling, Mudah Untuk Pemula

Kompas.com - 13/05/2024, 10:15 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan adalah dengan personal selling.

Singkatnya, personal selling dapat diartikan sebagai kegiatan komunikasi persuasif antara penjual dan customer, bertujuan supaya customer mengetahui tentang produk yang tawarkan dan tertarik untuk membeli.

Biasanya personal selling sering dilakukan oleh sales atau tim marketing. Namun, jika founder, owner atau kepala bagian perusahaan ingin turun langsung melakukan personal selling pun tidak masalah.

Oleh karena itu, apakah kamu sudah tahu tahap apa saja yang dilakukan untuk personal selling?

Jangan sampai salah, personal selling tetap harus bersifat persuasif, bukan hanya sebatas ngobrol santai antara penjual dan pembeli. Untuk lebih jelasnya, berikut ini tips berhasil melakukan personal selling dilansir dari Gramedia.com,

1. Mencari Pembeli Potensial

Tahap pertama yang perlu kamu lakukan sebelum melakukan personal selling adalah mencari target yang ingin ditawarkan. Kamu bisa mencarinya dengan menghubunginya atau identifikasi dari lingkungan sekitar.

Baca juga: 4 Alasan Pemilik Usaha Perlu Ikut Personal Selling

Perlu diingat bahwa tidak semua orang punya waktu luang, jadi jangan putus asa jika menemui penolakan saat mengajak komunikasi calon pembeli.

Personal selling lebih baik dilakukan secara face to face. Oleh karena itu lebih baik mencari pembeli yang memang bersedia untuk berbicara dengan kamu.

Ciri-ciri calon pembeli potensial yang peluangnya lebih besar untuk personal selling adalah mereka yang memang sedang butuh atau mencari produk tersebut, sehingga mereka bisa mendengarkan dan memerhatikan penawaran dari kamu dengan serius.

Misalnya, kamu menjual produk jam tangan. Kamu bisa mengajak ngobrol calon pembeli yang memang sedang ingin membeli jam tangan. Kamudapat melakukan personal selling dengan mengulik apa kebutuhan pembeli tersebut terlebih dahulu.

2. Pendekatan Dengan Pemahaman

Selanjutnya, kamu masuk ke tahap pendekatan. Di momen ini kamu harus paham apa produk yang paling mungkin untuk kamu tawarkan hingga berpeluang dibeli.

Baca juga: 4 Alasan Kamu Perlu Menggunakan Storytelling dalam Marketing Bisnis

Seperti produk jam, cari tahu tipe jam seperti apa yang dia cari, model apa yang cocok dengan gaya pembeli tersebut, spesifikasi apa yang sesuai dengan kegiatan dan pemakaiannya sehari-hari.

Pendekatan yang berlandaskan pemahaman pastinya lebih efektif dalam melakukan personal selling. Karena pembeli tidak langsung menyimpulkan kalau kamu hanya menawarkan dagangan saja, tapi juga berusaha untuk mengerti dan memberi solusi kepada pembelinya.

Dengan begitu, calon pembeli akan mendengarkan tawaran produk dari personal selling kamu. Sehingga dia yang memang sedang mencari jam tidak akan ragu untuk membeli produk tersebut.

3. Meyakinkan Pembeli

Pendekatan saja tidak akan maksimal tanpa meyakinkan pembeli. Maka dari itu, saat presentasi tentang produk yang ditawarkan, kamu perlu menguasai sebanyak mungkin informasi terkait produk.

Sehingga jika pembeli bertanya, kamu bisa menjawabnya dengan tepat dan membuat mereka yakin akan produk tersebut. Kamu bisa menjelaskan seberapa besar manfaat atau keuntungan pembeli jika menggunakan produk dari usahamu.

Selain kemampuan berbicara, kamu juga perlu memiliki kemampuan problem solving. Dalam personal selling, mungkin saja calon pembeli akan mengutarakan apa yang membuat mereka keberatan membeli produk tersebut.

Baca juga: 3 Tahap Menyusun Strategi Marketing Diferensiasi Bisnis

Kamu tidak boleh memaksa pembeli, justru kamu harus mendengarkan mereka. Coba cari tahu apa kendalanya, sehingga kamu bisa berikan alternatif produk lain atau solusi yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan pembeli.

4. Follow-Up Setelah Pembelian

Setelah pembeli sudah yakin dan memutuskan untuk benar-benar membeli produk, kamu bisa melanjutkan hubungan komunikasi yang baik dengan mereka.

Artinya komunikasi jangan terputus sampai pembayaran produk saja, sebab pembeli mungkin saja akan lupa untuk datang kembali di kemudian hari. Coba untuk izin menghubungi pembeli di masa mendatang, bisa melalui telepon atau platform lain.

Tanyakan bagaimana pendapat dan masukan pembeli setelah menggunakan produk. Ini juga bisa kamu jadikan testimoni pelanggan. Selain itu, saat kamu akan launching produk baru atau ingin menawarkan produk lain, kamu bisa mencoba untuk menawarkan kembali secara baik-baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau