Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Di Balik Ka Nung Bakery Bogor, Roti Konde Legendaris Sejak 1974

Kompas.com - 15/05/2024, 07:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Owner Ka Nung Bakery, Cholid Askar tersenyum saat berbincang dengan Kompas.com pagi itu. Matanya berbinar kala dia mulai bercerita tentang ibunya, Nur yang merupakan pendiri Ka Nung Bakery sejak tahun 1974.

Nur merupakan sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Nur memang tidak lulus sekolah dasar. Namun, Nur berhasil menyekolahkan keenam anaknya hingga sarjana dari hasil jerih payahnya sebagai single mother yang berjualan roti konde.

Dari Jualan Roti, Enam Anaknya Berhasil Sarjana

Askar bercerita, perjalanan bisnis ibunya bermula semenjak suaminya meninggal. Nur tidak berputus asa dan terus mencari cara untuk melanjutkan hidup bersama anak-anaknya.

Berbekal pengalamannya membuat roti dan banyak yang suka, Nur mulai menjualnya untuk dijadikan mata pencaharian. Pasalnya, saat suaminya masih ada, Nur sering membagikan roti konde (roti canai) kepada rekan kerja sang suami.

Baca juga: Sejarah Tan Ek Tjoan, Roti Legendaris asal Bogor Sejak 1920

Oleh karena itu sepeninggal suaminya, Nur menjual roti konde mulai dari relasi terdekat, lingkungan sekitar, hingga ke sekolahan. Anak-anak Nur juga akhirnya terbiasa ikut membantu berjualan roti konde di sekolah.

"Di mata saya, Ibu sangat menginspirasi. Beliau bisa membuat enam anaknya sarjana dari berjualan roti konde. Awal berjualan tidak pakai nama, semenjak saya mulai menjalankan tahun 2002 baru bisnis ini saya patenkan dengan nama 'Ka Nung'. Itu juga dari nama ibu saya," kata Askar kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2024).

Foto Ibu Nur, founder Roti Ka Nung dan anak-anaknyaKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Foto Ibu Nur, founder Roti Ka Nung dan anak-anaknya

Roti Khas Timur Tengah Pertama di Bogor

Nur dan anak-anaknya mulai memasarkan roti konde. Disebut roti konde karena pada dasarnya roti canai memiliki bentuk adonan yang melingkar seperti konde.

Sedari kecil anak-anak Nur sudah diajarkan cara berjualan. Kini, bisnis keluarga diteruskan ke generasi berikutnya hingga hari ini.

Dari awal berjualan pada tahun 1974, Nur masih membuat semua pesanan menggunakan tangan secara manual. Resep dan takarannya pun dari Nur sendiri. Ternyata, animo masyarakat cukup tinggi dan antusias karena pada tahun itu belum ada yang menjual roti konde. Masyarakat pun masih awam dengan makanan timur tengah.

Roti Ka Nung inilah yang pertama di Bogor. Tak heran mereka menjadi kuliner legendaris yang masih bertahan hingga saat ini.

Baca juga: Legendaris di Bogor, Ini Cerita Usaha Es Bir Kotjok Si Abah sejak 1965

Membuat Inovasi Mesin Roti Konde

Memasuki tahun 2005, bisnis sudah diturunkan kepada Askar. Ia mulai menciptakan inovasi baru untuk memudahkan pekerjaannya. Kebetulan Aska juga seorang engineering.

Ia memanfaatkan ilmu yang dia miliki. Askar pun berinisiatif membuat mesin sendiri yang bisa memudahkan produksi roti konde.

Mesin ini menggunakan sistem drafting. Sistem seperti ini cocok digunakan untuk memipihkan adonan setipis mungkin hingga hitungan mikro, yang artinya lebih tipis dari mili.

Bahkan, ada beberapa tamu yang datang dari India untuk melihat mesin yang dibuat oleh Askar. Karena di India mereka masih membuat secara manual sementara di sini sudah ada mesin yang memudahkan produksi roti konde.

"Saya pikir nanti semakin tua pasti akan terbatas, jadi kenapa enggak saya buat mesin yang bisa mempermudah. Pembuatannya memang tidak mudah, banyak percobaan trials and errors, tapi akhirnya mesin ini bisa sangat membantu," ungkap Askar.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau