Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Vera, Kumpulkan Kebaya Lawas Hingga Terjual ke Spanyol

Kompas.com - 24/05/2024, 08:00 WIB
Alfiana Rosyidah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah beberapa tahun berlalu, rupanya kebaya masih diminati oleh kalangan manapun hingga saat ini. Apalagi kebaya menjadi pilihan saat perayaan Hari Kartini atau acara pernikahan. 

Bahkan saat ini, beberapa orang tidak ragu untuk menggunakan kebaya sebagai pakaian sehari-hari. Sudah banyak jenis kebaya yang nyaman digunakan untuk aktivitas harian seperti kuliah atau bekerja. Seperti yang dijual di Kebaya Oma Yogyakarta. 

Vera Orchidlia (58), pemilik usaha Kebaya Oma sempat berbincang secara daring dengan Kompas.com. Ia menceritakan perjalanan bisnisnya hingga produk kebaya lawas miliknya yang terjual hingga ke Spanyol. 

Baca juga: 5 Langkah Mudah Memulai Bisnis Kebaya Wisuda Dengan Sukses

Mengumpulkan Kebaya Lawas dari Generasi Sebelumnya

Sisi unik dari Kebaya Oma yaitu terkait produk-produk kebaya yang dijual. Rupanya pada tahun 2016,  Vera mengumpulkan kebaya-kebaya lama atau lawas dari para generasi sebelumnya alias orang-orang yang sudah sepuh

Alasan dirinya melakukan hal tersebut yaitu berniat menunjang hidup para orang-orang tua. Sebab para orang tua ini segan untuk meminta uang pada anak mereka dan lebih memilih menjual kebaya-kebayanya pada Vera.

"Motivasinya itu supaya bisa bantu orang-orang yang sudah sepuh, terus bisa meringankan hidup mereka. Makanya karena kebayanya dari para orang sepuh, akhirnya usaha ini diberi nama Kebaya Oma," jelas Vera. 

Baca juga: Hobi Berburu Radio Lawas, Rizky Sukses Berbisnis Barang Antik

Model-model kebaya yang Vera dapatkan dari orang-orang tua pun berbagai macam jenisnya. Ketika pertama kali memulai bisnis, kebaya yang dijual adalah kebaya encim dan kebaya tiongkok. 

"Terus kalau sekarang juga sudah ngikutin perkembangan zaman dan minat pasar. Kami juga jual kebaya-kebaya kutu baru. Ada yang dijahit tapi juga ada yang hunting ke kota-kota kecil terus saya jual lagi. Tapi kalau dari yang orang-orang sepuh juga ada," sambungnya.

Buka Toko Kebaya Di Atas Toko Bangunan

Sebelum memulai bisnis kebaya, Vera membantu suaminya berjualan di toko bangunan. Kemudian barulah di tahun 2016, ia memanfaatkan lantai atas toko bangunan sebagai toko kebaya. 

Baca juga: Baju dan Jilbab Asal Purworejo Ikut Ajang Fashiow di Rusia

"Oh, kalau dulu saya itu bantu-bantu suami di toko bangunan. Terus tokonya itu ada di atas toko bangunan ini. Usaha vintage-vintage lain kayak furnitur gitu juga ada di sekitar sini lokasinya," tambahnya. 

Karena toko kebaya sudah memanfaatkan ruang yang tersedia, Vera tinggal membutuhkan modal untuk membeli kebaya kutu baru, jarik, bawahan, dan obi. Totalnya sejumlah 10 juta rupiah. 

"Dengan catatan itu kebaya kutu baru, ya. Kalau mau yang komplit ya bisa sampai 30-40 jutaan," ujar Vera.

produk kebaya omaInstagram - @kebayaoma produk kebaya oma

Baca juga: Dari Bisnis Baju Rajutan, Wendi Paisal Berhasil Tembus Ekspor dan Raih Omzet Ratusan Juta

Buka Jasa Sewa Kebaya

Selain menjual kebaya, Vera juga membuka jasa sewa kebaya. Kebanyakan, penyewa kebaya adalah anak-anak muda seperti mahasiswa yang hendak berfoto di Malioboro. 

"Kebayanya biasa disewa buat foto-foto di Malioboro, terus ada yang buat wisuda juga. Ada juga yang sewa buat main ke Solo," ungkapnya. 

Vera menyebut bahwa sewa kebaya hanya terbatas dari satu hingga dua hari. Harga sewanya pun mulai dari Rp25.000 untuk kebaya dan Rp35.000 untuk jarik. 

Baca juga: Cerita Antoni Auguswanto, Sukses Bisnis Pakaian Wanita Setelah Alami Kegagalan

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau