Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Taufiq Manfaatkan Teknologi Digital untuk Berbisnis Diorama

Kompas.com - 25/05/2024, 13:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Saat ini digitalisasi memiliki peranan penting di berbagai sektor industri bisnis. Bahkan, dalam membuat sebuah karya seni diorama juga bisa terbantu oleh kemajuan teknologi dan digitalisasi. Seperti cerita Maulidin Taufiq, seorang pembuat diorama dengan nama merek Artberuang.

Pria yang akrab disapa Taufiq ini mengatakan mulai dari kegiatan produksi sampai promosi diorama Artberuang memanfaatkan digitalisasi.

Nyatanya digitalisasi memberikan banyak keuntungan, meskipun diorama ini merupakan sebuah karya seni tetapi bisa dimudahkan oleh kehadiran teknologi digital tersebut.

Membuat Desain Digital

Diorama adalah miniatur tiga dimensi dari sebuah pemandangan atau adegan. Karya seni ini dubat detail sehingga mirip seperti penampakan atau momen aslinya.

Karena diorama perlu dibuat secara detail namun dengan ukuran kecil, maka Taufiq tentunya membutuhkan sebuah desain sebelum mulai produksi.

Baca juga: Cerita Taufiq, Menyulap Limbah jadi Diorama Bernilai Puluhan Juta Rupiah

Digitalisasi ternyata memudahkan Taufiq dalam membuat desain digital. Dengan begitu perhitungan ukuran, diameter, skala, model hingga visualisasi diorama bisa lebih tepat.

Jika desain digambar dan diukur secara manual lebih berisiko adanya kesalahan human error. Sementara jika desain dibuat secara digital akan lebih praktis dan mudah.

Saat ini banyak fitur digital yang bisa mempermudah Taufiq dalam membuat desain diorama. Bahkan, dengan desain digital ini bisa langsung terlihat visualisasi tiga dimensinya, jadi hasil akhirnya akan lebih sesuai dengan rencana awal.

"Biasanya kami membuat desain digital terlebih dahulu sebelum mulai produksi. Dalam desain digital ini kami menggunakan autocad, blender, dan sebagainya. Nah ini kami desain secara 3D, ada tim khusus kami yang memang bertugas untuk membuat desain," ujar Taufiq kepada Kompas.com, Senin (20/5/2024).

Teknologi Printer 3D Resin

Selanjutnya, desain digital yang sudah jadi akan mulai digarap oleh Taufiq menjadi sebuah diorama. Sebagian besar bagian dari diorama tentu saja dibuat manual oleh Taufiq bersama timnya.

Namun, mereka turut memanfaatkan teknologi digital dalam membuat beberapa bagian pendukung seperti figur-figur diorama.

Teknologi yang mereka gunakan adalah Printer 3D Resin, seperti sebuah mesin printer dengan bahan baku resin yang bisa menghasilkan cetakan dari sebuah desain digital.

Tentunya kehadiran teknologi ini Taufiq manfaatkan untuk mempermudah kegiatan produksi, menghemat waktu dan tenaga.

"Kalau dulu bikin figur-figur itu masih manual diserut menggunakan cutter satu-satu. Sekarang sudah ada teknologinya menggunakan 3D Printer Resin. Desain digital tadi akan dicetak menggunakan mesin ini. Jadi bikin figur enggak susah lagi, bisa hemat waktu pengerjaan juga," jelas Taufiq.

Baca juga: Diorama Buatan Taufiq Berhasil Dilirik Netflix

Mesin printer 3d resin diorama artberuangKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Mesin printer 3d resin diorama artberuang

Mesin Cutting Laser

Diorama bukan hanya terbuat dari sterofoam, papan, atau material lain saja yang mudah dipotong. Ada pula diorama yang bagiannya menggunakan material acrylic, tentu saja bahan ini lebih sulit untuk dibentuk dan dipotong.

Jika salah pemotongan, risikonya bisa fatal karena harus dibuat ulang dari awal. Perlu kerapian dan ketelitian dalam menggunakan acrylic.

Untuk meminimalisir risiko dalam proses pemotongan, Taufiq menggunakan teknologi mesin cutting laser. Dengan adanya mesin ini, pemotongan diorama dengan material tertentu bisa lebih rapi dan pastinya lebih mudah karena menggunakan laser.

Jika dipotong manual dengan benda tajam kemungkinan meninggalkan bekas potongan dan lebih sulit terpotong.

"Kami juga menggunakan mesin cutting laser untuk memotong bagian building. Biasanya untuk material acrylic dan MDF itu bisa menggunakan mesin cutting lasser ini," imbuh Taufiq.

Promosi Digital Untuk Menarik Customer

Di Indonesia, seni diorama belum terlalu umum diketahui oleh banyak orang. Karena pembuat diorama pun pada umumnya masih berasal dari luar negeri.

Tentunya ini menjadi sebuah tantangan untuk memperkenalkan diorama itu sendiri kepada masyarakat Indonesia. Cara Taufiq untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk dioramanya sejak awal adalah dengan promosi digital di media sosial.

Bahkan, awalnya Taufiq hanya iseng membagikan proses pembuatan diorama di YouTube, lama-kelamaan banyak berdatangan customer yang request dibuatkan diorama sehingga Taufiq bisa menjadikan hobinya itu sebagai peluang bisnis.

Baca juga: 3 Manfaat Iklan Audiovisual di Era Digital, Pelaku Usaha Perlu Tahu

Hingga hari ini, Taufiq selalu membagikan hasil dioramanya di konten media sosial. Di YouTube Taufiq bagikan video pembuatan dengan durasi panjang, sementara di reels Intagram maupun TikTok ia bagikan hasil jadi atau tutorial durasi singkatnya.

Selain melalui pameran, industri bisnis yang menawarkan karya seni seperti diorama ini memang paling tepat melakukan promosi digital. Pasalnya, banyak penonton yang tertarik melihat proses pembuatan diorama hingga jadi hasil akhirnya.

"Yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat luas kalau ada seni diorama ini, cara saya adalah dengan sharing melalui konten. Antusias penontonnya cukup tinggi, mereka suka melihat proses pembuatan ataupun hasil-hasil diorama. Jadi untuk promosi digital untuk saat ini sangat berperan penting," kata Taufiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com