Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Modal Patungan, UMKM Tanduria Kini Cuan Ratusan Juta Per Bulan

Kompas.com - 07/06/2024, 09:08 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Tanduria, platform urban farming yang fokus pada edukasi bertanam dan retail peralatan berkebun miliki omzet ratusan juta per bulan. Pada awalnya, bisnis ini dibangun dengan modal patungan seadanya. Lantas, bagaimana bisa berhasil?

Habib Thabrani Founder Tanduria UMKM mengungkapkan modal awal untuk mendirikan Tanduria hanya sekitar Rp 5 juta hasil dari patungan Habib bersama keempat rekannya yang memang ikut berkontribusi dalam mendirikan bisnis tersebut.

"Jadi, siapa saja yang punya duit," kata Habib dalam acara Talkshow bersama Tokopedia dan ShopTokopedia di Malang Jawa Timur, Selasa (4/6/2024).

Baca juga: Tokopedia dan ShopTokopedia Dukung UMKM Lokal Berkembang Lewat Kampanye Home Living SALEbration

Lima pemuda tersebut memutuskan untuk merantau dari Surabaya ke Malang untuk menjalankan bisnis yang bergerak di bidang urban farming yang diberi nama Tanduria (Tandur dengan Ceria).

Tanduria alias merupakan UMKM yang menjual berbagai jenis tanaman, bibit tanaman, pupuk, alat berkebun, dan lainnya.

Ketika di Malang, Habib bersama rekan-rekannya memutuskan untuk mengontrak rumah dua lantai secara bulanan. Lantai bawah digunakan untuk membuka usaha, sementara di lantai atas digunakan untuk tempat beristirahat.

Dengan modal yang pas-pasan, Habib berusahan memutar uang agar dapat menghasilkan untung.

"Jadi, dengan modal yang sedikit kita berusaha sedikit-sedikit membelikan barang untuk dijual, kemudian dapat uang dari jual barang itu, dapat untung, sisanya buat makan dulu, buat ambil barang (belanja dagangan) lagi," ujar Habib.

Hampir Menyerah

Perjalanan Habib bersama keempat rekannya dalam mendirikan Tanduria memang tidak mudah.

Habib mengaku, di bulan ke 11 Tanduria berdiri, ia dan keempat rekannya hampir ingin menyerah

"Di tahun 2021 kita membuat produk, dan itu sudah hampir menyerah bahwa (bisnis) ini sudah tidak ada harapan lagi, itu setelah 11 bulan (Tanduria didirikan), kalau enggak salah," tutur Habib.

Saat itu, penghasilan Tanduria hanya cukup untuk makan Habib dan keempat rekannya.

Meski belum menghasilkan, banyak teman-teman Habib yang lain justru tertarik untuk bergabung dengan Tanduria.

Baca juga: Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Sebagai founder, Habib tak bisa menjanjikan apa-apa kepada teman-temannya yang ingin bergabung.

"Cuma kita bilang, kita tidak bisa menjanjikan apa-apa. Namun, ketika Tanduria ini jadi besar, kamu akan dapat bagiannya," ucap Habib.

Tanduria bisa sukses seperti sekarang ini, tentu saja sudah melalui proses yang panjang.

Namun, Habib merasa bersyukur karena rekan-rekannya setia membantu sampai membuat Tanduria terus bertahan dan diminati orang.

Omzet Ratusan Juta

Suksesnya Tanduria dalam menjual tanaman, berbagai macam pupuk, alat berkebun, dan lainnya, membuat omzetnya kini mencapai ratusan juta rupiah setiap bulan.

"Kalau saat ini, omzetnya bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan, kalau akhir tahun udah menembus Rp 1 M, kalau per bulannya paling Rp 200 juta - Rp 300 juta" kata Habib.

Padahal di awal Tanduria berdiri, omzetnya hanya mencapai Rp 30 juta per bulan.

"Awal banget omzetnya paling Rp 30 juta, itu hanya cukup buat operasional dan makan," ucap Habib.

Baca juga: Cerita Owner Sarang Maduku Berdayakan 120 Peternak Lebah Lokal

Namun, Habib terus mencari peluang untuk menaikan omzetnya. Salah satunya dengan berdagang melalui marketplace, seperti Tokopedia dan ShopTokopedia.

“Hasilnya, Tanduria dapat memperoleh omzet hingga Rp 75 juta setiap bulan lewat Tokopedia dan ShopTokopedia. Bahkan, saat mengikuti kampanye Beli Lokal, Tanduria mencatat kenaikan penjualan hingga 3 kali lipat dibandingkan sebelum bergabung dengan kampanye tersebut,” pungkas Habib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau