Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Masduki Tekankan Pentingnya Konsolidasi Kelola Hasil Pertanian

Kompas.com - 12/06/2024, 16:28 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menegaskan pentingnya bagi para petani melakukan konsolidasi dalam mengelola hasil tani padinya.

“RMP merupakan bagian ekosistem penting dalam produksi pangan. AB2TI ini menjadi salah satu gerakan agar petani sejahtera. Maka, benar yang dikerjakan dari hulu ke hilirnya. Petani berdaulat di bidang benih, dan bagaimana itu diproduksi dan bisa sampai ke pasar. Ini ekosistem yang dibangun,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Grand Launching Rice Mill Plant milik PT AB2TI di Indramayu, Jabar, Selasa (11/6/2024).

Teten mengatakan, konsolidasi pengelolaan hasil tani sudah dilakukan salah satunya oleh Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI). AB2TI membangun ekosistem produksi pangan dengan inovasi teknologi, melalui pembangunan pabrik Rice Mill Plant (RMP)di Indramayu, Jawa Barat (Jabar).

Ia menegaskan, dalam membangun ekosistem petani yang berdaulat, perlu juga dipikirkan bagaimana konsep integrative farm yakni pabrik RMP yang terhubung dengan supply chain-nya, agar tidak perlu mencari gabah sampai ke luar provinsi.

“RMP milik AB2TI ini memiliki kapasitas produksi 20-40 ton per hari. Maka yang harus dipikirkan selanjutnya, apakah kapasitas tersebut bisa dipenuhi oleh produk gabah petani tersebut. Untuk memenuhi stok gabah diperlukan juga capital (modal) yang kuat,” ujar Teten.

Teten mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) telah melakukan beberapa piloting terkait korporatisasi petani, dengan memberikan pembiayaan atau modal kepada petani-petani di bawah naungan koperasi yang terhubung dengan offtaker.

Salah satunya, model korporatisasi petani dengan pembiayaan pre-financing kepada 1.200 petani di Al-Itifaq Ciwidei, Bandung, Jabar yang memproduksi 8 ton sayur dan buah per hari untuk memasok kebutuhan di pasar ritel modern.

Baca juga: Pertagas Beri Bantuan Benih Ikan Gurami ke Kelompok Tani di Dumai

 

Untuk itu LPDB-KUMKM perlu menyuntik pembiayaan Rp900 juta per ton kepada koperasi untuk membeli dari petani secara tunai 100 persen.

Dalam hal ini misalnya, AB2TI dibantu oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) agar bisa menghubungkan ke offtaker seperti Bulog maupun perusahaan lainnya, yang kemudian pembiayannya bisa dibantu melalui LPDB KUMKM atau perbankan.

“Bantuan pembiayaan diberikan supaya koperasi punya kemampuan membeli 100 persen petani lewat pre-financing,” katanya.

Teten menegaskan, para petani dalam negeri tidak bisa lagi bertani sendiri-sendiri, melainkan harus kolektif.

“Kita menerapkan korporatisasi. Kita harus bergabung dalam satu koperasi agar terbentuk skala ekonomi. Sendiri-sendiri itu nggak bisa,” kata Teten.

Adanya RMP oleh AB2TI ini diharapkan bisa mengkonsolidasikan hasil tani para petani kecil dengan memotong rantai pasok yang panjang, sehingga keuntungan akan kembali ke petani dan cita-cita untuk menyejahterakan petani dapat terwujud.

“Ekosistem ini yang kita ingin untuk kembangkan. Model bisnis sekaligus ekosistem bisnisnya. Hal ini pun bisa menjadi model korporatisasi, petani padi akan jadi bagian support pembiayaan, bagian ekosistem koperasi,” ujarnya.

Baca juga: Rumah Mocaf Ajak Petani Lokal Manfaatkan Peluang Bisnis Sustainable

Teten menegaskan, arah kebijakan pengembangan koperasi dan UKM salah satunya adalah modernisasi koperasi. Modernisasi dilakukan antara lain dengan pemanfaatan inovasi teknologi dan juga bisa masuk ke rantai pasok industri.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau