JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Mocaf merupakan sebuah bisnis sociopreneur yang membuat produk mocaf, yaitu tepung hasil modifikasi dari tepung singkong yang proses pembuatannya menggunakan metode fermentasi.
Awalnya pada tahun 2014, Rumah Mocaf merupakan program pemberdayaan petani singkong di Banjarnegara. Mereka memberikan banyak pelatihan kepada petani lokal di sana.
Namun pada tahun 2017, Rumah Mocaf memperluas langkahnya menjadi industri berbasis sociopreneurship, dengan tujuan memudahkan para petani menjual produk hasil panen dengan harga yang layak.
Kini Rumah Mocaf bersama para petani singkong yang bergabung, sudah mampu menjual mocaf hingga ke mancanegara.
Baca juga: Cerita di Balik Rumah Mocaf, Merangkul Petani Singkong hingga Ekspor ke Mancanegara
Bukan hanya membantu para petani singkong naik kelas, Rumah Mocaf juga mengarahkan para petani binaannya untuk mulai memanfaatkan pelung bisnis sustainable.
Limbah dari proses produksi hasil tani ini, rupanya masih bisa digunakan untuk hal lain, sehingga bisnis ini terbilang zero waste.
Perlu diketahui dalam industri pertanian, banyak petani yang juga menjadi peternak. Mengapa demikian? Karena untuk menunggu masa panen, membutuhkan waktu yang cukup lama.
Untuk petani singkong sendiri, baru bisa memanen setelah singkong ditanam selama sepuluh bulan.
Maka dari itu, sambil mengisi waktu menunggu masa panen, banyak petani singkong yang bergabung dengan Rumah Mocaf, menambah kegiatan sebagai peternak.
"Mocaf ini terbuat dari singkong, sementara singkong termasuk ke dalam tanaman tahunan. Sehingga mayoritas petani singkong binaan kami banyak juga yang menjadi peternak kambing, sapi, dan ayam," ujar Utami dalam acara Bronis UMKM, dengan tema HP X Jagoan Lokal Smart Bergema: UMKM Kreatif, Positif, Berdampak yang tayang di YouTube Kompas.com, Jumat (24/5/2024).
Baca juga: Berawal dari Pelatihan, Lilik Berinovasi Ubah Tepung Mocaf jadi Tiwul Instan
Melihat hal ini, Rumah Mocaf berupaya mengadopsi sistem bisnis sustainable yang ternyata juga bisa memberikan manfaat lebih kepada para petani singkong.
Cara Rumah Mocaf menerapkan bisnis sustainable adalah dengan memanfaatkan limbah produksi mocaf itu sendiri.
Pasalnya, dalam membuat mocaf terdapat limbah berupa kulit dan daun singkong.
Utami menjelaskan, kulit dan daun singkong ini bisa diolah menjadi silase, yaitu pakan hijau ternak yang diawetkan dengan melewati proses fermentasi dan disimpan dalam kantong plastik.
Masih berkesinambungan dengan para petani yang juga beternak, limbah mocaf yang telah diolah menjadi silase ini bisa dimanfaatkan untuk memberi makan hewan ternaknya atau bahkan bisa dijual kembali.