Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Mocaf Ajak Petani Lokal Manfaatkan Peluang Bisnis Sustainable

Kompas.com - 31/05/2024, 12:31 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Mocaf merupakan sebuah bisnis sociopreneur yang membuat produk mocaf, yaitu tepung hasil modifikasi dari tepung singkong yang proses pembuatannya menggunakan metode fermentasi.

Awalnya pada tahun 2014, Rumah Mocaf merupakan program pemberdayaan petani singkong di Banjarnegara. Mereka memberikan banyak pelatihan kepada petani lokal di sana.

Namun pada tahun 2017, Rumah Mocaf memperluas langkahnya menjadi industri berbasis sociopreneurship, dengan tujuan memudahkan para petani menjual produk hasil panen dengan harga yang layak.

Kini Rumah Mocaf bersama para petani singkong yang bergabung, sudah mampu menjual mocaf hingga ke mancanegara.

Baca juga: Cerita di Balik Rumah Mocaf, Merangkul Petani Singkong hingga Ekspor ke Mancanegara

Bukan hanya membantu para petani singkong naik kelas, Rumah Mocaf juga mengarahkan para petani binaannya untuk mulai memanfaatkan pelung bisnis sustainable.

Limbah dari proses produksi hasil tani ini, rupanya masih bisa digunakan untuk hal lain, sehingga bisnis ini terbilang zero waste.

Banyak Petani yang Menjadi Peternak

Perlu diketahui dalam industri pertanian, banyak petani yang juga menjadi peternak. Mengapa demikian? Karena untuk menunggu masa panen, membutuhkan waktu yang cukup lama.

Untuk petani singkong sendiri, baru bisa memanen setelah singkong ditanam selama sepuluh bulan.

Maka dari itu, sambil mengisi waktu menunggu masa panen, banyak petani singkong yang bergabung dengan Rumah Mocaf, menambah kegiatan sebagai peternak. 

"Mocaf ini terbuat dari singkong, sementara singkong termasuk ke dalam tanaman tahunan. Sehingga mayoritas petani singkong binaan kami banyak juga yang menjadi peternak kambing, sapi, dan ayam," ujar Utami dalam acara Bronis UMKM, dengan tema HP X Jagoan Lokal Smart Bergema: UMKM Kreatif, Positif, Berdampak yang tayang di YouTube Kompas.com, Jumat (24/5/2024).

Baca juga: Berawal dari Pelatihan, Lilik Berinovasi Ubah Tepung Mocaf jadi Tiwul Instan

Produk tepung mocaf, Rumah MocafDok. Bronis UMKM Produk tepung mocaf, Rumah Mocaf

Mengolah Limbah Mocaf Menjadi Silase

Melihat hal ini, Rumah Mocaf berupaya mengadopsi sistem bisnis sustainable yang ternyata juga bisa memberikan manfaat lebih kepada para petani singkong.

Cara Rumah Mocaf menerapkan bisnis sustainable adalah dengan memanfaatkan limbah produksi mocaf itu sendiri.

Pasalnya, dalam membuat mocaf terdapat limbah berupa kulit dan daun singkong.

Utami menjelaskan, kulit dan daun singkong ini bisa diolah menjadi silase, yaitu pakan hijau ternak yang diawetkan dengan melewati proses fermentasi dan disimpan dalam kantong plastik.

Masih berkesinambungan dengan para petani yang juga beternak, limbah mocaf yang telah diolah menjadi silase ini bisa dimanfaatkan untuk memberi makan hewan ternaknya atau bahkan bisa dijual kembali.

Dengan begitu, selain para petani turut serta berbisnis sustainable, mereka juga merasakan manfaat nyata dari peluang bisnis zero waste tersebut.

"Di sini kami melatih petani untuk mengolah limbah dari proses produksi mocaf untuk dibuat menjadi silase. Sehingga dari kegiatan ini, para petani juga memiliki pemasukan tambahan dari produksi silase tersebut," lanjutnya.

Baca juga: Mocaf Bisa Gantikan Terigu, Apa Kelebihannya untuk Bisnis Kuliner?

Berupaya Mencapai Sustanability Bersama

Terlebih lagi menurut Utami, sustainability bisa dicapai melalui langkah sederhana, misalnya dengan konsep zero waste.

Dibandingkan limbah produksi membusuk sia-sia, lebih baik dimanfaatkan jika memang bisa diolah kembali menjadi hal baru yang lebih bermanfaat.

Rumah Mocaf mengajak para petani singkong untuk mulai mengadopsi konsep bisnis sustainable, melalui langkah sederhana tersebut.

Selain itu, upaya Rumah Mocaf dalam membangun bisnis yang sustainable tidak hanya dengan mengolah limbah produksi.

Dalam proses produksi, mereka juga turut mengaplikasikan langkah kecil yang mendukung bisnis sustanabilty. Misalnya penghematan dalam penggunaan air dan listrik.

"Kami percaya bahwa bisnis yang baik itu, bisnis yang memberi manfaat dan kebaikan bagi semuanya. Bukan hanya masyarakatnya, tapi juga lingkungan. Kami turut berpartisipasi dalam mencapai sustainability bersama di Rumah Mocaf melalui upaya-upaya kecil seperti zero waste, hemat air dan listrik," tutup Utami.

Baca juga: 45 Ton Tepung Mocaf asal Banjarnegara Diekspor ke Turki

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau