JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil tani Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi keberagamannya.
Tanah Indonesia yang subur membuat buah, sayur, hingga umbi-umbian hasil tani lokal menghasilkan kualitas terbaik.
Sayangnya, permasalahan yang masih terus saja bergulir di industri tani adalah kurangnya penetapan harga jual yang layak terhadap hasil tani.
Baca juga: Kisah Sukses Ani, dari Penjual Singkong Thailand jadi Fotografer Produk UMKM
Kebanyakan hasil panen yang dijual para petani, hanya dibayar dengan harga rendah per kilonya.
Ini menjadi keresahan tersendiri dalam dunia tani. Padahal, untuk proses menanam saja membutuhkan waktu yang lama.
Seperti singkong, tanaman ini baru bisa dipanen secara tahunan. Butuh waktu sepuluh bulan sampai singkong siap panen. Namun, saat dijual justru harganya terbilang rendah.
Melihat isu ini, Rumah Mocaf hadir dan berupaya memberi titik terang kepada para petani lokal.
Pada tahun 2014, Rumah Mocaf awalnya merupakan program pemberdayaan petani singkong di Banjarnegara. Rumah Mocaf memberikan banyak pelatihan kepada petani lokal di sana.
Namun, setelah program ini berjalan, rupanya masih ada permasalahan lain yang dihadapi oleh para petani, yakni kesulitan mempromosikan hasil panen mereka.
Hal ini membuat Co-Founder Rumah Mocaf, Wakhyu Budi Utami berpikir, salah satu faktor penyebab rendahnya harga jual hasil tani kemungkinan karena kurangnya promosi.
Baca juga: Mocaf Bisa Gantikan Terigu, Apa Kelebihannya untuk Bisnis Kuliner?
Akhirnya pada tahun 2017, Rumah Mocaf mulai memperluas langkahnya menjadi industri berbasis sociopreneur.
Tujuannya memudahkan para petani menjual produk hasil panen dengan harga yang layak. Termasuk dengan produk mocaf, yaitu hasil modifikasi dari tepung singkong yang proses pembuatannya menggunakan metode fermentasi.
"Menurut kami, jika program pemberdayaan tidak mendatangkan kemandirian secara finansial kepada orang-orang yang kami latih, maka program itu belum tuntas," kata Utami dalam acara Bronis UMKM dengan tema HP X Jagoan Lokal Smart Bergema: UMKM Kreatif, Positif, Berdampak yang tayang di YouTube Kompas.com, Jumat (24/5/2024).
"Awalnya Rumah Mocaf meningkatkan kemampuan petani singkong untuk memproduksi mocaf, kemudian beralih menjadi perusahaan sociopreneur untuk memasarkan mocaf," lanjutnya.
Baca juga: Berawal dari Pelatihan, Lilik Berinovasi Ubah Tepung Mocaf jadi Tiwul Instan
Saat ini Rumah Mocaf sudah berkolaborasi dengan lebih dari 452 petani lokal yang terbagi ke dalam 11 kelompok tani binaan.