LAMPUNG, KOMPAS.com - Industri kreatif di Lampung mulai bergeliat. Hal ini terlihat dari munculnya sejumlah film yang digarap para pekerja kreatif dari wilayah ini.
Namun demikian, para pekerja kreatif di Lampung masih harus menempuh jalan panjang untuk bisa masuk ke pasar perfilman nasional.
Salah satu film yang digarap sineas Lampung adalah "Patok Tenda Raimuna". Film yang berdurasi 104 menit itu digarap secara mandiri, tanpa ada sponsor.
Baca juga: Erick Thohir Sebut ACE-YS 2023 Jadi Pendorong Inovasi dan Kewirausahaan Industri Kreatif
Sutradara film "Patok Tenda Raimuna", Rizqon Agustia Fahsa mengatakan, film ini sebenarnya diproyeksikan untuk ditayangkan di bioskop. Namun, kondisi monopoli penyelenggaraan bioskop membuat vendor hanya melihat Jakarta sebagai pusat industri.
"Bukan cuma Jakarta, ini kan karya, tapi ya agak aneh kalau hanya melihat profit sebagai satu-satunya acuan. Ini yang coba kita kritisi dari pembuatan film ini," kata Rizqon saat diwawancarai, Kamis (13/6/2024) malam.
Rizqon mengatakan, idealisme yang dibawa dalam pembuatan film ini adalah semangat film indie.
Sementara itu, produser "Patok Tenda Raimuna", Arief Budiman alias Ale mengatakan, secara teknis semua kebutuhan standar yang disyaratkan pihak vendor bioskop sudah terpenuhi.
"Mulai dari resolusi minimal sampai sound sudah terpenuhi," kata dia.
Namun, untuk bisa menembus jaringan bioskop ini masih dirasa sangat sulit, khususnya bagi sineas daerah.
"Selama ini industri film masih berkutat Jakarta sentris, ya kita di daerah ini sulit menembusnya," kata Ale.
Baca juga: Lampung Barat Berambisi Jadikan Kopi Arabika sebagai Komoditas Unggulan
Menurutnya, meski film yang digarap Genia Visinema itu disebut untuk konsumsi komersial, semangat pembuatannya masih film indie.
Karena itu, semua kru dan talent yang terlibat dalam pembuatan film ini tidak mendapatkan bayaran.
"Ya orang gila mana yang mau bikin film nggak dibayar. Ini kita coba ngasih tahu, industri film nggak hanya di Jakarta kok. Di daerah juga banyak potensinya," kata dia.
Rizqon mengatakan, film ini lahir dari kegelisahan dari sekumpulan sineas muda di Lampung atas kondisi atas perilaku Gen-Z di era sekarang.
Untuk merangkum semua kegelisahan itu, film berjudul "Patok Tenda Raimuna" tersebut dibuat laiknya film panjang dan direncanakan ditayangkan di bioskop ternama.