Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teten Sebut Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah Tak Akan Merugi

Kompas.com - 13/07/2024, 19:57 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

RIAU, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini pembangunan pabrik minyak makan merah tidak akan merugi karena sudah terintegrasi dari perkebunan, produksi (pabrik), hingga beredar di pasaran dengan mendapatkan izin edar.

"Jangan takut tidak laku, karena sudah banyak pengusaha yang mendengar tentang minyak makan merah ini. Di antaranya, pengusaha asal Malaysia," ujar Teten dalam keterangan resmi, Sabtu (13/7/2024).

Teten menyebutkan, pemerintah sudah menetapkan bahwa keberadaan pabrik minyak makan merah hanya dimiliki koperasi, bukan oleh usaha besar.

"Oleh karena itu, penting bagi koperasi untuk mengelola pabrik secara profesional," tegas Teten.

Baca juga: KemenKopUKM Dukung Pengembangan Produksi Minyak Makan Merah

Teten menegaskan, pihaknya akan melakukan pelatihan dan pendampingan bagi koperasi agar mampu mengelola pabrik secara profesional.

"Kalau ada pengurus yang memiliki kemampuan profesional, silakan. Kalau tidak ada, rekrut dari luar," ujar Teten.

Intinya, Teten menginginkan eksistensi pabrik minyak makan merah harus kompetitif.

"Jadi, kita harus menyiapkan SDM yang baik dan kompeten dalam mengelola pabrik," ujar  Teten.

MenKopUKM, Teten Masduki meninjau acara peletakan batu pertama (Ground Breaking) pembangunan pabrik kelapa sawit dan minyak makan merah di KUD Sumber Makmur, Desa Bukit Gajah, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Jumat (12/7).Dok. KemenKopUKM MenKopUKM, Teten Masduki meninjau acara peletakan batu pertama (Ground Breaking) pembangunan pabrik kelapa sawit dan minyak makan merah di KUD Sumber Makmur, Desa Bukit Gajah, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Jumat (12/7).

Lebih dari itu, Teten juga berharap pabrik minyak makan merah milik koperasi ini menjadi sarana petani sawit untuk naik kelas.

"Jangan jadi petani terus, tapi harus sudah menjadi industriawan," ujar Teten.

Teten mengakui, selama ini kehidupan para petani sawit sudah cukup baik dari hasil penjualan tandan buah segar (TBS).

"Tingkat kehidupan petani akan lebih meningkat lagi jika sudah mampu mengolah menjadi produk hilir," kata Teten.

Baca juga: Minyak Makan Merah Berpotensi Jadi Bisnis Baru Koperasi & UKM Lokal

Teten optimistis pembangunan pabrik minyak makan merah di Pelalawan ini bakal rampung tak lebih dari empat bulan saja.

"Pembiayaannya bakal didukung dana bergulir dari LPDB KUMKM. Saya yakin ini tidak akan macet, karena pasti produknya kompetitif, dan kita bikin ini secara terintegrasi, dari kebun sampai pasarnya," kata Teten.

Dari sisi kesehatan, Teten menegaskan, minyak makan merah memiliki kandungan vitamin E dan A yang tinggi, sehingga nilai gizinya sangat baik untuk pengentasan stunting.

"Sudah teruji sehat dan khasiatnya," ujar Teten.

Potensi Besar

Hamparan kebun sawit di Pelalawan, Provinsi Riau.Dok. KemenKopUKM Hamparan kebun sawit di Pelalawan, Provinsi Riau.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Pelalawan, Zukri menyatakan, potensi sawit di Provinsi Riau, terutama Pelalawan, sangat besar. Oleh karena itu, Zukri berharap pembangunan pabrik kelapa sawit dan minyak makan merah yang dikelola koperasi bisa lebih dari satu.

"Kami akan mencari koperasi yang mandiri dan sehat seperti KUD Sumber Makmur ini, yang selalu mendapat penghargaan, agar bisa membangun 2-3 lagi pabrik minyak makan merah," kata Zukri.

Dengan semakin banyaknya dibangun pabrik minyak makan merah, Bupati Pelalawan meyakini kejadian minyak goreng langka di Tanah Air, tidak akan terulang lagi.

"Saya yakin itu bisa terwujud," kata Zukri.

Baca juga: KemenKopUKM Pastikan Minyak Makan Merah Hanya Dapat Diproduksi Koperasi Petani Sawit

Sementara itu, Ketua KUD Sumber Makmur Kuntadi menjelaskan, koperasinya sudah berdiri sejak 1993 dengan jumlah anggota 781 orang dan aset sebesar Rp31,4 miliar, memiliki beberapa unit usaha, antara lain Unit Simpan Pinjam (USP), unit Saprodi (sarana produksi), serta unit transportasi dan penjualan TBS.

Bahkan, keunggulan TBS yang dihasilkan koperasi ini di antaranya telah memiliki sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

"Oleh karena itu, kami sangat berharap bisa mendapat dukungan penuh dari LPDB KUMKM untuk pembiayaan pembangunan pabrik minyak makan merah di Pelalawan," ujar Kuntadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau