Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Founder HMNS Perfume, Berbisnis di Usia Muda Kini Masuk Daftar Forbes

Kompas.com - 30/08/2024, 20:30 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, masyarakat khususnya anak muda semakin senang menggunakan wewangian. Pantang keluar rumah sebelum menyemprotkan parfum, bahkan banyak orang yang selalu membawa parfum kemana pun ia pergi.

Mulai dari jenama terkenal yang harga parfumnya relatif mahal, hingga parfum-parfum KW yang harganya jauh lebih murah tetapi wanginya terbilang mirip. Semua tergantung selera pembeli, yang jelas menggunakan parfum sudah menjadi lifestyle bagi banyak orang.

Sebenarnya tren ini sudah ada sejak lama. Memasuki tahun 2014, ada salah satu body spray yang sedang ramai dikalangan masyarakat. Dua orang mahasiswa bernama Amron Naibaho dan Rizky Arief Prakoso turut merasa penasaran dan tidak ingin ketinggalan mengikuti tren saat itu.

Baca juga: Cerita Stefania Menjalankan Bisnis Moaci Gemini, Mochi Khas Semarang Sejak 1985

Pertama Kali Tahu Parfum Refil

Sepakat untuk patungan dan membeli body spray tersebut di minimarket, akhirnya Amron dan Rizky mencoba body spray yang mereka beli dengan uangnya sendiri untuk pertama kali. Berhasil mengikuti tren pada saat itu, mereka datang ke kampus sembari menggunakan body spray tersebut.

Sayangnya, dalam beberapa jam saja wangi parfum tersebut sudah hilang. Sementara salah satu teman mereka menggunakan parfum yang wanginya tahan lama. Setelah bertanya, rupanya teman mereka menggunakan parfum dari jenama lain.

Amron dan Rizky semakin merasa kebingungan saat mengetahui bahwa jenama tersebut menjual parfum dengan harga yang relatif mahal untuk kalangan mahasiswa. 

"Saat kami tanya, ternyata yang mereka beli adalah parfum refil. Saat itu akhirnya kami tahu kalau ada yang namanya parfum refil," ujar COO HMNS, Amron Naibaho kepada Kompas.com dalam acara BRONIS UMKM edisi 9 Agustus 2024.

Tak selesai sampai di sini, rasa penasaran mendorong kedua mahasiswa ini untuk semakin mencari tahu soal parfum refil. Ternyata benar, mereka menemukan fakta bahwa parfum refil yang notabenenya parfum KW ini harganya murah, tahan lama, dan wanginya menyerupai parfum branded.

Usut punya usut, Amron dan Rizky menemukan fakta lain bahwa parfum refil di pinggir jalan dan parfum brand high-end ini mengambil dari sumber yang sama. Kesimpulan yang mereka dapat, mungkin saja parfum mahal ini mengambil margin keuntungan yang tinggi.

Baca juga: Cerita Taufiq, Menyulap Limbah jadi Diorama Bernilai Puluhan Juta Rupiah

Awal Mula Membangun HMNS Perfume

Singkat cerita, di tahun 2019 Amron yang sedang mulai galau menentukan jalan hidupnya untuk menggeluti profesi apa akhirnya bertemu kembali dengan Rizky teman semasa kuliahnya tersebut. Rizky bercerita ia sedang mencoba ide berjualan parfum. Pada tahun tersebut, bisnis parfum refil terlihat semakin menjanjikan.

"Hipotesis kami, orang-orang ini (pengguna parfum refil) adalah orang yang terjebak, mereka enggak puas dengan performa parfum body spray yang harga di bawah Rp 50.000, tapi mereka enggak sanggup ke atas. Jadi mereka beli yang KW," jelas Amron.

Jika di tahun 2014 Amron dan  Rizky sepakat patungan membeli body spray, di tahun 2019 mereka kembali sepakat tetapi kali ini untuk berbisnis parfum. Kolaborasi antara Rizky Arief Dwi Prakoso, Karina Innadindya dan Amron Naibaho, mengembangkan ide bagaimana membuat produk parfum berkualitas tetapi harganya masuk akal.

Pada September 2019 terlahirlah HMNS Perfume, jenama parfum lokal yang menjual parfum berkualitras tetapi harga pas di kantong. Penjualan mulai dikerahkan melalui  platform Facebook dan Twitter.

Selang beberapa bulan berjalan, Pandemi Covid-19 mulai marak. Seperti yang diketahui bahwa Pandemi berdampak sekali pada kehidupan sehari-hari. Tidak ada orang yang keluar rumah, penggunaan parfum juga menurun karena tidak ada yang berpergian.

Baca juga: Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Penjualan Justru Meningkat Saat Pandemi

Namun, untungnya secara perlahan masyarakat mulai membiasakan diri hidup normal meskipun di rumah dengan cara melakukan pola runitas yang sama seperti sebelum adanya Pandemi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau