Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Kompas.com - 17/05/2024, 07:00 WIB
Alfiana Rosyidah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di Indonesia, sudah mulai menjamur para pengusaha yang mampu untuk memasarkan produk mereka ke luar negeri. Ada bisnis di bidang makanan, kerajinan, bahkan parfum. 

Di Magelang, Jawa Tengah ada pebisnis parfum yang produknya diminati oleh masyarakat Timur Tengah. Ia adalah Laily (30), perempuan asal Magelang yang juga berbisnis fashion. Bisnis parfum milik Laily bermula dari perjumpaannya dengan wisatawan India dari Borobudur. 

Ketika berjumpa dengan Kompas.com secara daring, Laily menceritakan perjalanan bisnisnya secara lebih lanjut. Termasuk perjumpaannya dengan wisatawan India dan pengiriman produk hingga ke Timur Tengah. 

Baca juga: Cerita Naning Membangun Bisnis Parfum Beromzet Puluhan Juta Sebulan

Bermula dari Perjumpaan dengan Wisatawan India di Borobudur

Sebelum terpikirkan untuk memulai bisnis parfum, Laily adalah seorang pebisnis di bidang fashion. Akan tetapi, ia juga memiliki minat dengan wewangian sepeti parfum dan produk aromaterapi. Kemudian, minat tersebut tersalurkan ketika bertemu dengan wisatawan Borobudur. 

"Saya sekarang juga kebetulan punya usaha fashion dan rumah saya dekat dengan Borobudur. Di sana saya ketemu wisatawan India yang punya usaha parfum," ucap Laily pada Kamis (16/5/2024).

Kemudian, Laily banyak berbincang dengan wisatawan India tersebut sampai pada pembicaraan soal parfum. Laily diajak untuk bergabung dengan bisnis parfum Aquilaria Plantation Research Centre, bisnis parfum yang menggunakan bahan-bahan alam. 

Baca juga: Ingin Bisnis Parfum Bisa Cuan? Simak Tips dari Founder Carl & Claire Ini

"Dia ngajak saya untuk gabung sama bisnis parfum dia. Nanti saya yang buka cabangnya di Indonesia. Namun, saya pakai bahan-bahan yang berasal dari petani atsiri lokal di sini," lanjutnya. 

Meski dia juga merintis bisnis parfum, ia tidak menghentikan bisnis fashion yang sedang digelutinya. Jadi, dia memiliki dua bisnis yang dijalankan secara bersamaan.

Menggunakan Essential Oil dari Tanaman Lokal

Dalam berbisnis parfum, Laily menggunakan essential oil yang didapat dari tanaman lokal. Bahkan, tanaman lokal ini ia dapatkan dari para petani yang berada di berbagai daerah. Contohnya minyak jeruk purut yang diambil dari Purworejo. 

Baca juga: Cerita Mariska Agustina dan Syafii Sugara Berbisnis Inspired Parfum dengan Harga Terjangkau

Produk APRC Indonesiadok. APRC Indonesia Produk APRC Indonesia

"Kalau di daerah lain kami juga ambil dari Jawa Barat. Di sana ambil minyak nilam. Terus juga kami ambil minyak dari jahe, cengkeh, dan kapulaga," tuturnya. 

Tanaman-tanaman lokal tersebut kemudian diolah menjadi parfum, minyak aromaterapi, dan balm yang berguna untuk melembapkan kulit. Laily membuat berbagai varian yang bisa disesuaikan dengan karakter pembeli. 

"Jadi kalau pembeli sukanya yang wangi-wangi alam, kayak wangi tanah setelah hujan, itu kami juga ada. Kami juga ada wangi yang manis, floral, bahkan wangi yang strong seperti rempah-rempah," lanjut Laily.

Baca juga: Keuntungan dan Manfaat Gunakan Ekosistem Digital Versi CEO Parfum HMNS

Diminati oleh Masyarakat Timur Tengah 

Rupanya, produk parfum yang diproduksi oleh Laily mendapatkan atensi dari masyarakat di luar negeri. Khususnya Timur Tengah. 

"Di luar negeri, juga ada orang yang beli produk kami. Biasanya dari Timur Tengah. Ada dari negara Qatar, Dubai, dan Arab Saudi," ucap Laily.

Tidak hanya di luar negeri, produk parfum Laily juga laku di dalam negeri. Ia sudah menjual ke berbagai daerah di Indonesia bahkan hingga ke luar pulau Jawa. 

Baca juga: Mengulik Perjalanan HMNS, Parfum Buatan Lulusan ITB yang Go International

"Kalau di dalam negeri, pelanggannya udah sampai Jakarta, Wonogiri, dan Boyolali. Ke luar Jawa sudah sampai Sumatera dan Kalimantan," pungkasnya.

Lalu dalam satu bulan, rupanya Laily berhasil menjual sebanyak 100 produk parfum. Apalagi juga sudah dibantu oleh reseller yang kebanyakan berada di Jawa Barat. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau