PURWOKERTO, KOMPAS.com – Dalam berbisnis, rupanya keberhasilan tidak bisa datang begitu saja tanpa adanya upaya untuk berkembang dari bisnis itu sendiri. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi bisnis yaitu dengan memerhatikan mentalitas dasar (basic mentality).
Dalam acara kunjungan ke UMKM Banyumas Binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) tanggal 2-3 September 2024, sebanyak empat UMKM yang Kompas.com temui pada hari itu, kompak mengatakan bahwa basic mentality memiliki peran penting dalam memajukan bisnis mereka.
Hal ini juga ditegaskan oleh Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo bahwa rata-rata UMKM Binaan Astra melalui YDBA memang memiliki mentalitas dasar, hal ini karena YDBA sendiri melihat empat karakter utama yang harus ada di setiap UMKM binaannya. Empat value tersebut terdiri dari mau berubah, mau berbagi, berkomitmen, dan konsistensi.
"UMKM Binaan YDBA pasti ada empat karakter itu, karena sudah kita pastikan terlebih dahulu sebelumnya. Sebab jika kita ingin jalan dan sukses bersama itu perlu memiliki tujuan dan value yang sama," ujar Samulo kepada Kompas.com, Selasa (3/09/2024).
Berawal dari empat karakteristik tersebut, UMKM yang bergabung menjadi binaan YDBA akan ditanamkan nilai-nilai basic mentality yang bermanfaat untuk mengembangkan bisnisnya.
Baca juga: Dibina YDBA, Bengkel Kampoeng Auto Naik Omzet 10 Kali Lipat
Owner Bengkel Suryo Motor, Sutikno (37) mengaku pelatihan basic mentality memberikan dampak besar meningkatkan kesadarannya untuk terus beradaptasi terhadap perkembangan zaman.
Bisnis tidak bisa diam di titik yang sama tanpa mengikuti kemajuan teknologi. Termasuk bisnis bengkelnya yang mulai mengikuti perkembangan. Mulai dari mengubah manajemen meja menjadi data bengkel berbasis aplikasi komputer, hingga update dengan perkembangan di industri mesin dan otomotif.
Kini, Sutikno bisa lebih mudah mengelola pemasukan karena manajemen berbasis digital ini. Selain dinyatakan sebagai UMKM Mandiri, kini Bengkel Suryo Motor berhasil meraup omzet ratusan juta dalam sebulan.
“Saya semakin sadar ternyata bengkel bukan hanya soal bongkar pasang mesin, tapi ada hal lain yang juga penting di dalamnya seperti manajemen, cara pembukuan, training, teknik, hingga kemajuan teknologi,” ucap Sutikno, Senin (2/09/2024).
Baca juga: Kisah Bengkel Suryo Motor Binaan YDBA, Raup Omzet Ratusan Juta Sebulan
Hal yang sama juga dirasakan oleh Owner Pandai Besi Mukti Tempa, Muchlis (52) juga mulai mencoba beradaptasi dengan perkembangan zaman. Jika sebelumnya ia menempa besi secara manual untuk membuat golok, kini Muchlis memiliki mesin tenpa rancangannya sendiri untuk meningkatkan produktivitas.
"Sekarang kami sudah lumayan meningkat dan terlihat hasilnya. Variasi produknya juga sudah mulai ada seperti tambal ban mini dan sendok ban. Selain itu kami merasa terbantu dari segi manajemen dan pengetahuan dasar seputar industri pandai besi ini," kata Muchlis.
Muchlis yang memanfaatkan perkembangan zaman dengan merancang mesin sendiri nyatanya mampu meningkatkan jumlah produksi. Semula ia hanya sanggup memproduksi 12 golok secara manual dalam sehari, kini ia bisa menghasilkan 40 golok dan mampu meraup omzet jutaan rupiah dalam sehari.
Basic Mentality juga meningkatkan standar pelayanan UMKM sehingga mampu meningkatkan penjualan. Mentalitas dasar bersangkut paut dengan cara mengembangkan bisnis melalui SOP dan pelayanan maksimal kepada pelanggan.
Owner Bengkel Arumsari, Fuad Sirojuddin Yahya (39) mengatakan bahwa setelah bergabung menjadi UMKM Binaan YDBA, ia tidak hanya dilatih mengenai perencanaan bisnis tetapi ada juga pendampingan untuk standar pelayanan bengkel.
"Selama menjadi anggota binaan, saya belajar karakteristik empat value dan basic mentality tersebut. Kemudian ada juga standar pelayanan bengkel dan ternyata banyak tahapannya," ujar Fuad kepada Kompas.com, Selasa (3/09/2024).
Terbukti, dengan pelayanan yang baik mampu mengembangkan suatu bisnis. Kini Bengkel Arumsari sudah ekspansi hingga memiliki tiga cabang di Purwokerto, Bandung dan Tasikmalaya. Selain itu, sejak tahun 2022 Bengkel Arumsari telah dinyatakan sebagai UMKM Mandiri.
Baca juga: Cerita Bengkel Azzahra Banyuwangi Bisa Berkembang Setelah Didampingi YDBA
Muchlis juga merasakan dampak yang sama dengan meningkatkan mutu pelayanan karena memiliki basic mentality. Menurutnya, basic mentality membuatnya terus terjaga dalam mempertahankan kualitas.
"Pelatihan basic mentality juga sangat berpengaruh, karena kami bisa menerapkan ini ke dalam proses produksi sehingga standar produk sangat terjaga kualitasnya. Kami juga meningkatkan standar pelayanan dan cara mengelola bisnis," kata Muchlis.
Basic mentality juga tentunya memberikan pengaruh besar terhadap pola pikir dalam memajukan bisnis. Pola pikir atau mindset bisa membuka banyak peluang-peluang untuk mengembangkan bisnis.
Misalnya dalam industri bengkel, UMKM binaan YDBA mulai terbuka mindset bahwa bengkel tidak harus melulu dipandang sebagai bisnis yang tempat operasionalnya kotor dan kumuh.
Buktinya, Bengkel Suryo Motor dan Bengkel Arumsari bisa mematahkan stigma tersebut. Kini tata letak bengkel juga bisa diperhatikan sehingga terlihat rapi dan bersih. Bahkan, pegawai dan teknisi yang bertugas juga menggunakan seragam dan atribut lengkap yang aman.
"Kalau dulu orang lihatnya bengkel itu kotor, oli berceceran di mana-mana dan pegawainya pakai baju asal. Kini kami memiliki mindset kalau bengkel juga bisa dibuat layak, rapi, bersih, dan nyaman bahkan pegawainya juga lebih terlihat profesional," jelas Sutikno.
"Basic Mentality sebagai ilmu fundamental dalam membangun bisnis, merubah mindset dan karakter," tambah Fuad.
Baca juga: YDBA Targetkan 300 dari 1.300 UMKM Binaannya Bisa Mandiri
Berbicara mengenai mindset, ternyata menerapkan budaya basic mentality juga bisa berdampak kepada para pekerja. Seperti yang dialami oleh Koperasi Semedo Manise Sejahtera, produsen gula semut dari Desa Semedo yang kini bertajuk Desa Sejahtera Astra.
Akhmad Sobirin (37) selaku Owner Semedo Manise mengaku dengan adanya binaan Astra, petani anggota Semedo Manise mulai terbuka pola pikirnya untuk meningkatkan taraf hidup dan mendorong anak-anaknya untuk menjadi sarjana.
"Petani kami sudah banyak berubah, kini ribuan petani pendapatannya di atas dua sampai tiga juta, bahkan ada yang enam juta sebulan. Karena harga beli kami di petani sudah tinggi, sekitar Rp 20.000 perkilo," jelas Sobirin kepada Kompas.com, Senin (2/09/2024).
"Banyak anak-anak petani yang sudah menjadi sarjana, karena mindset orang tuanya juga mulai berubah," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut
Kini Semdo Manise bisa ekspor gula semut hingga 30 ton per bulannya. Desa Semedo yang semulanya tergolong Desa Tertinggal, kini sudah menyandang kategori Desa Berkembang.
Salah satu faktornya karena masyarakat di sana yang mayoritas para petani kelapa mulai meningkatkan taraf hidupnya dan merubah mindset mereka. Itulah mengapa basic mentality memiliki peran yang cukup penting khususnya dalam memajukan bisnis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.