PURWOKERTO, KOMPAS.com - Mata Sutikno (37) berbinar saat ia mengingat perjalanannya merintis Bengkel Suryo Motor. Sebuah bengkel yang mulanya usaha kecil milik sang ayah, hari ini semakin maju dan berkembang pesat.
Dalam acara kunjungan ke UMKM Banyumas Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Sutikno yang kini menjadi penerus bisnis sekaligus pemilik Bengkel Suryo Motor, menceritakan kisah suksesnya berbisnis bengkel. Semula omzet Rp 32.000, kini Suryo Motor mampu meraup omzet Rp 100 juta dalam sebulan.
Cerita ini bermula sejak tahun 17 September 1999, ayahanda Sutikno, Nastikun (62) membuka usaha bengkel. Tak bermodal banyak, alat yang digunakan pun sederhana.
Berbekal pompa sepeda yang dimilikinya, sedikit demi sedikit kegiatan bengkel ia geluti dengan bantuan pompa sepeda tersebut.
Penghasilan pertama yang Nastikun dapat dari usaha bengkelnya tersebut sebesar Rp 32.000. Uang tersebut hingga hari ini masih disimpan sebagai pengingat dan penyemangat bahwa tak mudah membangun usaha dengan modal pas-pasan setelah terjadi krisis moneter.
Baca juga: Dibina YDBA, Bengkel Kampoeng Auto Naik Omzet 10 Kali Lipat
Sutikno kecil pada masa itu sering membantu ayahnya, ia yang mengetahui perjuangan Nastikun merintis bengkel lambat laun Sutikno memiliki tekad untuk meneruskan bisnis ayahnya ini.
“Saya lihat bagaimana usaha Bapak merintis bengkel. Saya tidak dipaksa untuk meneruskannya tetapi dari diri saya sendiri ingin mengembangkan bengkel ini. Bagaimana caranya agar bengkel tidak tertinggal oleh zaman kalau ada perkembangan teknologi,” ujar Sutikno kepada Kompas.com, Senin (2/09/2024).
Memang ada benarnya benar apa yang diucapkan Sutikno. Seiring berjalannya waktu, Bengkel Suryo Motor pun mau tidak mau harus melewati banyak perubahan zaman.
Selain meningkatkan operasional dan manajemen, Sutikno sadar mengikuti perkembangan teknologi memang dibutuhkan agar bisnis keluarga ini bisa terus bertahan.
“Saya semakin sadar ternyata bengkel bukan hanya soal bongkar pasang mesin, tapi ada hal lain yang juga penting di dalamnya seperti manajemen, cara pembukuan, training, teknik, hingga kemajuan teknologi,” ucap pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah tersebut.
Mengingat banyaknya upaya yang perlu dilakukan dalam bisnisnya, pada tahun 2020 Suryo Motor memutuskan untuk bergabung menjadi UMKM Binaan YDBA dan menjadi bagian Himpunan Bengkel Binaan YDBA (HBBA) Banyumas dengan harapan Sutikno bisa semakin membenahi bengkel ini.
“Saya memang belajar banyak dari Bapak secara teknis, tetapi secara teori saya belum dapat jadi banyak istilah di mesin yang saya belum paham,” kata Sutikno.
Baca juga: Cerita Bengkel Azzahra Banyuwangi Bisa Berkembang Setelah Didampingi YDBA
Oleh karena itu, ia manfaatkan pelatihan dan pendampingan ini untuk menggali banyak pengetahuan dan keterampilan baru demi mengembangkan bisnis bengkelnya.
Mulai dari mentalitas dasar, pengetahuan untuk meningkatkan skill, manajemen bengkel, pembukuan sederhana, teknik-teknik, hingga standar pelayanan bengkel.
“Tadinya kami masih menggunakan manajemen laci, sekarang kami mulai menggunakan aplikasi komputer untuk data bengkel untuk catat data customer,” jelas Sutikno.