Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Kompas.com, 5 September 2024, 17:42 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Sebuah desa di Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memiliki sepenggal cerita manis. Mengisahkan Akhmad Sobirin (37), seorang lelaki yang lahir dan tubuh besar di Desa Semedo menjadi agen perubahan di desa kelahirannya tersebut.

Melalui Koperasi Semedo Manise Sejahtera yang didirikan olehnya, rimbun pohon kelapa yang tumbuh di Desa Semedo berhasil memberi keteduhan bagi ribuan petani dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.

Dalam acara kunjungan ke UMKM Banyumas Binaan Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Sobirin menceritakan Desa Semedo yang kini bertajuk Desa Sejahtera Astra, berhasil menjadi komoditas ekspor gula semut.

Baca juga: Incar Pasar Ekspor, Produsen Gula Semut Ini Kembangkan Dapur Sehat

Kehidupan Petani di Desa Semedo

Kisah bermula dari masyarakat di Desa Semedo yang menjalani hari-harinya sebagai penderes nira kelapa. Meskipun membahayakan nyawa karena memanjat pohon kelapa tanpa bantuan alat, pekerjaan ini menjadi tali penyambung hidup bagi para petani dan keluarganya.

Sayangnya, kehidupan para petani gula kelapa di Desa Semedo pada masa itu tidak terlalu sejahtera, bahkan sebelum tahun 2000-an Desa Semedo pernah tercatat sebagai desa tertinggal karena pendapatan para petani yang rendah. Setidaknya seperti ini gambaran kehidupan di Desa Semedo.

Mulanya, Sobirin kecil pun merasa malu menyebutkan daerah asalnya yang dari Desa Semedo. Sobirin dan anak-anak Desa Semedo sudah terbiasa mendapat panggilan "anak penderes". Namun, bully yang ia rasakan semasa kecilnya justru menjadi pendorong tekadnya untuk mengubah hidup masyarakat Desa Semedo.

Anak gunung yang dahulu datang ke sekolah dengan sepatunya yang kotor karena berjalan kaki ini, nyatanya mampu membawa langkah kakinya menuju Universitas Gadjah Mada jurusan Teknik Mesin. Sobirin memiliki misi perubahan untuk memajukan hidup para petani dan penderes di Desa Semedo.

Baca juga: Kisah Winny Rintis Bisnis Gula Aren dengan Brand Asa Palm Sugar Preanger

Kondisi lingkungan di Desa Semedo, ditumbuhi banyak pohon kelapa. Mayoritas mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani dan penderes kelapa.KOMPAS.com - Anagatha Kilan Sashikirana Kondisi lingkungan di Desa Semedo, ditumbuhi banyak pohon kelapa. Mayoritas mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani dan penderes kelapa.

Semedo Manise, Bawa Perubahan Untuk Para Petani

Tahun 2012 tepatnya, Sobirin menjadi founder Semedo Manise. Berawal dari pembinaan satu kelompok tani, Sobirin ingin merangkul para petani membawa produk gula kelapa terdengar oleh masyarakat luas, menyuarakan keunggulan dari Desa Semedo yang dahulu tak dihiraukan orang.

"Awalnya di tahun 2010, Eropa dan Amerika sedang menyoba beralih dari gula putih dengan gula kelapa karena lebih sehat, dan gula kelapa ini juga organik," ujar Sobirin kepada Kompas.com, Senin (2/09/2024).

Melihat adanya potensi ekspor gula kelapa, Sobirin yang saat itu memiliki pekerjaan di Jakarta nekat mengundurkan diri dan memutuskan kembali ke kampung halaman untuk memajukan desa dengan berinovasi mengubah bentuk gula kelapa cetak menjadi butiran gula kristal yang biasa disebut gula semut.

"Jadi gula semut itu berasal dari nira yang disadap oleh petani nanti akan dimasak sampai titik didihnya tinggi. Saat warnanya sudah berubah kecoklatan, akan diangkat dan didinginkan kemudian diaduk sehingga menjadi kristal. Kemudian gula ini digerus dengan batok kelapa baru setelah itu diayak," jelas Sobirin.

Baca juga: Produksi Lokal Menurun, Gula Aren Asal Kediri Banjiri Pasar Rangkasbitung

Menjadi Komuditas Ekspor

Perlahan tapi pasti inovasi produk gula semut ini berhasil menembus pasar ekspor ke Eropa dan Amerika. Pasalnya, orang-orang luar negeri ini lebih memerhatikan kesehatan dan senang mengkonsumsi produk-produk organik, tak masalah jika merogoh kocek yang lebih mahal.

Meskipun pada awalnya Sobirin juga mengaku kesulitan meyakinkan para petani, tetapi setelah melihat harga beli gula yang lebih tinggi perlahan para petani tertarik untuk bergabung.

Setahun berselang, permintaan ekspor gula semut mereka semakin meningkat hingga mencapai 5 ton gula semut perbulannya. Nama Desa Semedo dan Semedo Manise berangsur-angsur mulai terdengar di telinga lokal dan internasional.

Berita mengenai desa penghasil gula semut ini membuat Desa Semedo mendapat penghargaan Satu Indonesia Award 2016 di bidang kewirausahaan dari Astra. Giat Sobirin semakin membara untuk meningkatkan kualitas produksi gula semut dan menyejahterakan petani dan penderes Desa Semedo.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau