Pendampingan yang intensif ini membantu petani memahami pentingnya praktik pertanian yang berkelanjutan dan modern, yang pada akhirnya meningkatkan hasil panen dan kualitas kopi. Program ini juga berfokus pada menciptakan hubungan yang lebih kuat antara petani, pemerintah, dan sektor swasta untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.
"Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Peran Astra dan para peneliti dalam memberikan solusi ilmiah sangat penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi petani," kata Atam.
"Dengan kerja sama ini, kami tidak hanya memperbaiki kondisi lahan, tetapi juga memberikan pelatihan kepada petani tentang cara-cara baru dalam mengelola kebun mereka," imbuhnya.
Transformasi ini membawa hasil yang sangat signifikan bagi produktivitas kopi di Desa Cikoneng. Sebelumnya, petani hanya mampu menghasilkan 2-3 kilogram kopi per pohon per tahun.
Baca juga: Bank Indonesia Pertemukan Petani Kopi dengan Agregator
Namun, dengan metode pertanian yang baru, produktivitas meningkat menjadi 5-8 kilogram, dan diharapkan bisa mencapai 20 kilogram per pohon di tahun-tahun mendatang.
"Dulu biaya produksi per pohon mencapai 30 ribu rupiah per tahun. Sekarang, dengan metode baru, biaya itu turun hingga 12.500 rupiah. Ini membuat petani bisa mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar," ujar Atam.
Baca juga: Produksi Capai 10.600 Ton, Pemkab Banyuwangi Promosikan Kopi Lewat Festival
Dengan peningkatan ini, petani di Desa Cikoneng mampu meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan, lanjut Atam. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menurunkan biaya produksi, yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani.
Atam mengungkapkan berdasarkan data yang ia miliki, pada tahun lalu pendapatan kelompok taninya di desa ini hanya mencapai Rp 32 juta per tahun. Setelah program ini berjalan, tahun ini pendapatan mereka meningkat hingga Rp 312 juta per kelompok tani per tahun.
Dengan perubahan besar yang sudah terjadi, terlihat peluang untuk pertanian kopi di Desa Cikoneng. Para petani kini memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk mengelola kebun mereka dengan cara yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: Dukung Pebisnis Kopi Lokal, Kemenkop UKM Beri Pelatihan untuk Barista
Tidak hanya itu, keberhasilan program ini juga membuka peluang lebih besar untuk ekspor kopi Cikoneng ke pasar internasional, mereka pun sudah ekspor ke Taiwan.
Selain itu, Atam mengatakan bahwa kopi dari desa ini kini diminati oleh negara-negara Eropa yang tertarik dengan kopi yang diproduksi secara ramah lingkungan.
"Kami yakin kopi Cikoneng bisa bersaing di pasar global, terutama karena permintaan akan produk yang diproduksi secara berkelanjutan semakin meningkat," pungkasnya.
Transformasi pertanian kopi di Desa Cikoneng adalah contoh nyata bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat membawa perubahan besar.
Dengan pendekatan yang berfokus pada perbaikan tanah, penggunaan teknologi organik, dan kerjasama antara berbagai pihak, para petani di desa ini mampu meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.