Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Transformasi Pertanian Kopi di Desa Cikoneng

Kompas.com - 19/10/2024, 17:25 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Cikoneng di Kabupaten Bogor, Jawa Barat telah lama menjadi pusat produksi kopi. Namun, selama bertahun-tahun, petani di desa ini menghadapi berbagai masalah yang menghambat produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Kondisi tanah yang tidak sehat, penggunaan pupuk yang tidak tepat, dan minimnya akses terhadap bimbingan pertanian menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.

Atam Gutama (55) , Wakil Ketua Badan Pengurus Daerah AEKI DKI Jakarta dan Ketua Yayasan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Java Robusta Kopi Bogor, menjelaskan bahwa situasi petani kopi di Cikoneng sangat memprihatinkan sebelum adanya perubahan.

Baca juga: Kopi Indonesia Unjuk Gigi di Jepang

Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya produktivitas karena tanah yang tidak sehat dan kurangnya edukasi terkait teknik budidaya yang efektif.

Para petani sering kali menggunakan pupuk dan pestisida yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanah, yang akhirnya merusak ekosistem dan menurunkan kualitas kopi.

Masalah lain yang dihadapi adalah ketergantungan pada penyuluh pertanian yang harus menangani banyak komoditas di berbagai wilayah. Hal ini menyebabkan petani kopi di Cikoneng kekurangan bimbingan khusus untuk meningkatkan hasil kebun mereka.

Kondisi ini berdampak pada rendahnya pendapatan petani, yang akhirnya membuat banyak dari mereka beralih ke tanaman lain yang dianggap lebih menguntungkan.

"Kami melihat para petani kesulitan menjaga produktivitas karena tanah yang rusak dan minimnya edukasi tentang cara budidaya kopi yang benar," ungkapnya kepada Kompas.com, (9/10/2024).

Baca juga: Cerita Arsani Membangun HOFI, Inovasikan Kopi Gula Aren dan Kopi Jamu

Inovasi Pertanian Organik dan Perbaikan Tanah

Langkah pertama dalam memulai transformasi di Desa Cikoneng adalah fokus pada perbaikan tanah yang sudah terdegradasi.

Atam Gutama dan timnya, bersama dengan Astra, bekerja sama dengan para peneliti untuk memperbaiki kualitas tanah menggunakan pendekatan organik.

Program ini mulai diterapkan pada tahun 2022 melalui program Desa Sejahtera Astra. Pendekatan ini juga mencakup penggunaan pupuk organik dan metode untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air, yang berdampak pada ketahanan terhadap perubahan iklim.

"Kami menyadari bahwa tanah yang sehat adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas. Dengan bantuan para peneliti, kami memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah agar tanah kembali mampu menyediakan nutrisi yang cukup bagi tanaman," jelas pria lulusan Institut Pertanian Bogor tersebut.

Baca juga: Kemenkeu Nilai Kopi dan Cokelat asal Sumbar Berpotensi untuk Ekspor

Produk Kopi Cikoneng berasal dari Desa Cikoneng, di booth Astra dalam acara Trade Expo Indonesia Kompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Produk Kopi Cikoneng berasal dari Desa Cikoneng, di booth Astra dalam acara Trade Expo Indonesia
Inovasi lain yang diterapkan adalah mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berbahaya dengan memanfaatkan kemampuan alami tanaman untuk memproduksi antibodi sendiri. Atam juga menjelaskan, tanaman yang sehat mampu melindungi diri dari serangan hama tanpa harus bergantung pada pestisida.

Ini tidak hanya membuat pertanian lebih ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya produksi secara signifikan.

Kolaborasi Kunci Perubahan Desa Cikoneng

Kolaborasi antara berbagai pihak menjadi faktor penting dalam keberhasilan transformasi pertanian di Desa Cikoneng. AEKI, Astra, dan para peneliti berperan dalam memberikan dukungan teknis dan finansial untuk program ini. Selain itu, edukasi dan pendampingan kepada petani juga menjadi fokus utama.

Baca juga: Mengenal Kopai Osing, Kopi Asal Banyuwangi Bersama Setiawan Subekti

Pendampingan yang intensif ini membantu petani memahami pentingnya praktik pertanian yang berkelanjutan dan modern, yang pada akhirnya meningkatkan hasil panen dan kualitas kopi. Program ini juga berfokus pada menciptakan hubungan yang lebih kuat antara petani, pemerintah, dan sektor swasta untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.

"Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Peran Astra dan para peneliti dalam memberikan solusi ilmiah sangat penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi petani," kata Atam.

"Dengan kerja sama ini, kami tidak hanya memperbaiki kondisi lahan, tetapi juga memberikan pelatihan kepada petani tentang cara-cara baru dalam mengelola kebun mereka," imbuhnya.

Peningkatan Produktivitas dan Dampak Ekonomi

Transformasi ini membawa hasil yang sangat signifikan bagi produktivitas kopi di Desa Cikoneng. Sebelumnya, petani hanya mampu menghasilkan 2-3 kilogram kopi per pohon per tahun.

Baca juga: Bank Indonesia Pertemukan Petani Kopi dengan Agregator

Namun, dengan metode pertanian yang baru, produktivitas meningkat menjadi 5-8 kilogram, dan diharapkan bisa mencapai 20 kilogram per pohon di tahun-tahun mendatang.

"Dulu biaya produksi per pohon mencapai 30 ribu rupiah per tahun. Sekarang, dengan metode baru, biaya itu turun hingga 12.500 rupiah. Ini membuat petani bisa mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar," ujar Atam.

Produk Kopi Cikoneng berasal dari Desa Cikoneng, di booth Astra dalam acara Trade Expo Indonesia Kompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Produk Kopi Cikoneng berasal dari Desa Cikoneng, di booth Astra dalam acara Trade Expo Indonesia

Baca juga: Produksi Capai 10.600 Ton, Pemkab Banyuwangi Promosikan Kopi Lewat Festival

Dengan peningkatan ini, petani di Desa Cikoneng mampu meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan, lanjut Atam. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menurunkan biaya produksi, yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani.

Atam mengungkapkan berdasarkan data yang ia miliki, pada tahun lalu pendapatan kelompok taninya di desa ini hanya mencapai Rp 32 juta per tahun. Setelah program ini berjalan, tahun ini pendapatan mereka meningkat hingga Rp 312 juta per kelompok tani per tahun.

Masa Depan Pertanian Kopi di Desa Cikoneng

Dengan perubahan besar yang sudah terjadi, terlihat peluang untuk pertanian kopi di Desa Cikoneng. Para petani kini memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk mengelola kebun mereka dengan cara yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: Dukung Pebisnis Kopi Lokal, Kemenkop UKM Beri Pelatihan untuk Barista

Tidak hanya itu, keberhasilan program ini juga membuka peluang lebih besar untuk ekspor kopi Cikoneng ke pasar internasional, mereka pun sudah ekspor ke Taiwan.

Selain itu, Atam mengatakan bahwa kopi dari desa ini kini diminati oleh negara-negara Eropa yang tertarik dengan kopi yang diproduksi secara ramah lingkungan.

"Kami yakin kopi Cikoneng bisa bersaing di pasar global, terutama karena permintaan akan produk yang diproduksi secara berkelanjutan semakin meningkat," pungkasnya.

Transformasi pertanian kopi di Desa Cikoneng adalah contoh nyata bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat membawa perubahan besar.

Dengan pendekatan yang berfokus pada perbaikan tanah, penggunaan teknologi organik, dan kerjasama antara berbagai pihak, para petani di desa ini mampu meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau