JAKARTA, KOMPAS.com - Di acara Trade Expo Indonesia 2024, aroma kopi menyeruak ke hidung para pengunjung yang melintas di depan booth Astra. Tak heran, terlihat Arsani (47) owner dari HOFI sedang menyeduh seteko kopi.
Secara kasat mata, itu memang serupa dengan kopi pada umumnya. Namun, jika dilihat lebih jeli lagi, kopi ini memiliki keunikan tersendiri karena ternyata mengandung campuran bahan-bahan herbal di dalamnya.
Saat berbincang dengan Kompas.com, akhirnya diketahui bahwa Arsani merupakan seorang pelopor inovasi kopi dan gula aren di Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Baca juga: Mengenal Kopai Osing, Kopi Asal Banyuwangi Bersama Setiawan Subekti
Tidak hanya itu, melalui merek dagang 'HOFI' kini ia menciptakan berbagai varian kopi yang dikombinasikan dengan bahan-bahan herbal seperti jahe, kayu manis, temulawak, hingga akar pasak bumi juga digunakan olehnya.
Arsani bercerita, Kabupaten Tabalong merupakan salah satu lokasi penghasil gula aren atau gula semut. Melihat adanya potensi besar dalam produksi gula aren, Arsani berniat untuk meningkatkan nilai tambah dari gula aren tersebut.
"Awalnya kami memproduksi kopi ini karena ingin meningkatkan nilai tambah dari gula aren, di Kabupaten Tabalong itu memang biasanya memproduksi gula aren," kata Arsani, Rabu (9/10/2024).
Baca juga: Kemenkeu Nilai Kopi dan Cokelat asal Sumbar Berpotensi untuk Ekspor
Sehingga pada tahun 2014, Arsani menggencarkan HOFI dengan inovasinya yang bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah gula aren. Arsani juga berharap melalui HOFI ia bisa mendapatkan daya saing di pasar yang lebih luas tidak hanya lingkup Kalimantan Selatan saja.
"Kalau produksinya dari awal 2014 sampai sekarang masih aktif. Kopi yang kita pakai kopi robusta, kopi lokal yang berasal dari Kabupaten Tabalong," ujarnya.
Arsani mulai mengkombinasikan gula aren dengan kopi sebagai bahan utama. Langkah yang ia ambil ini juga berimbas pada pemberdayakan masyarakat.
Dahulu masyarakat khususnya petani nira dan petani kopi di Tabalong terbilang susah untuk menjual gula aren dan kopi. Kini, melalui produksi dan perluasan pasar setidaknya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.
Baca juga: Melalui Desa Devisa, Produk Tenun, Sagu, dan Kopi Gayo Jadi Penggerak Ekspor
"Kami juga turut memberdayakan masyarakat, jadi sekarang petani gula aren kami tampung untuk penyediaan bahan baku, petani kopi untuk daerah Kabupaten Tabolung juga kami terimakan," paparnya.
Usaha tak menghianati hasil, saat ini kapasitas produksi HOFI sebulan mencapai 1 ton untuk variasi produk-produk kopi. Arsani juga mengungkapkan, rata-rata omzetnya berkisar Rp 80 juta per bulan.
Menariknya, Arsani tidak berhenti di satu inovasi kopi gula aren saja, perlahan tapi pasti ia meningkatkan kembali nilai tambah kopi gula aren asal Tabalong menjadi kopi jamu.
Baca juga: Bank Indonesia Pertemukan Petani Kopi dengan Agregator
Dapat dibilang kopi jamu karena kopi HOFI menggunakan campuran bahan-bahan herbal. Bahkan, Arsani juga mengatakan kini sudah ada 20 varian.
Mulai dari kopi murni, kopi gula aren, kopi gula aren jahe, kopi gula aren pasak bumi, kopi jahe pasak bumi, kopi kayu manis, kopi temulawak, kopi less sugar, dan masih banyak lagi.