Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Sayuran Hidroponik di Solo Raya Perluas Bisnis ke Anggota PHRI Surakarta

Kompas.com - 13/11/2024, 18:48 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

SURAKARTA, KOMPAS.com - Para petani sayuran hidroponik di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah berpeluang memperluas pemasaran produknya ke anggota-anggota Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia Badan Pimpinan Cabang (PHRI BPC) Surakarta.

Peluang bisnis baru tersebut muncul setelah pertemuan antara petani sayuran hidroponik komunitas Wadah Sayur Indonesia dengan perwakilan PHRI Surakarta berkat fasilitasi pemasaran dari Astra melalui Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA).

Humas PHRI BPC Surakarta, Wening Damayanti mengatakan, anggota PHRI BPC Surakarta berjumlah 178 unit bisnis yang terdiri dari hotel, restoran, pengelola tempat wisata di wilayah Solo Raya.

Pengelola hotel dan restoran di Solo Raya, kata Wening, membutuhkan sayuran dengan kualitas yang segar dan harga yang bersaing.

"Buat kami kalau ada kerjasama seperti ini (dengan petani hidroponik), apalagi kami tahu petaninya di mana, penanamannya bagaimana dan sebagainya, ini bisa jadi story telling juga ini bahwa sayuran kami yang dipakai ini sayuran hidpronik yang lebih segar, aman, tanpa pestisida itu bisa jadi nilai tambah buat produk hotel kami," ujar Wening kepada Kompas.com di sela-sela pertemuan dengan komunitas WSI, Senin (10/11/2024) sore.

Baca juga: Astra Melalui YBDA Bina UMKM Bengkel Mobil di Solo Raya

Wening mengatakan, dirinya akan mengenalkan para petani hidpronik yang tergabung dalam komunitas WSI kepada para anggota PHRI Surakarta. Dengan begitu, para pimpinan hotel, restoran, dan pengelola tempat wisata di Solo Raya bisa makin mengenal sayuran hidroponik.

"Nanti mungkin saya bisa ajak GM-GM hotel lain berkunjung ke sini supaya bisa melihat secara langsung. Bisa jadi daya tarik sendiri soal freshnya. Kami akan follow up berupa MOU untuk mempererat kerjasama supaya ke depan lebih lancar. Kami nanti bisa saling support dengan membeli barang yang berkualitas terbaik. Ini juga bentuk kepedulian dengan petani," tambah Wening.

Salah satu kebun sayuran hidroponik milik anggota Komunitas Wadah Sayur Indonesia (WSI) di Solo, Jawa Tengah pada Senin (10/11/2024) sore.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Salah satu kebun sayuran hidroponik milik anggota Komunitas Wadah Sayur Indonesia (WSI) di Solo, Jawa Tengah pada Senin (10/11/2024) sore.
Sementara itu, Ketua WSI, William Perdana Santoso menyambut baik peluang bisnis yang terjalin dengan anggota PHRI BPC Surakarta. William menyebutkan, produk-produk sayuran dari para anggotanya ditanam secara hidroponik dan bebas pestisida.

"WSI ini tujuannya agar petani yang bergabung di naungan Astra, total ada 22 di wilayah Solo Raya seperti Solo Kota, Boyolali, Klaten, Sukoharjo. Ini beberapa petani bergabung jadi satu untuk kumpulkan sayuran hidpronik. Untuk produk sayuran kami ada selada hijau, pokcoy, bayam. Kami berusaha untuk melengkapinya. Ini ada 10 jenis sayur yang semuanya hidroponik," ujar William kepada Kompas.com di kesempatan yang sama.

Baca juga: Dibina YDBA, Bengkel Kampoeng Auto Naik Omzet 10 Kali Lipat

William mengakui, pertemuan petani hidroponik WSI dan PHRI BPC Surakarta yang difasilitasi Astra melalui YDBA telah membuahkan hasil. Dari pertemuan sebelumnya dengan PHRI, petani sayuran WSI sudah mendapatkan sejumlah pesanan dari restoran dan hotel meskipun belum ada kontrak jangka panjang.

"Setelah kami presentasi di event PHRI, itu banyak yang menghubungi kami. Respon cukup bagus. Ada satu restoran itu full ambil selada di kami per hari bisa 10 kilogram selada. Jadi per minggu itu bisa 70-100 kilogram selada keluar," tambah William.

Salah satu kebun sayuran hidroponik milik anggota Komunitas Wadah Sayur Indonesia (WSI) di Solo, Jawa Tengah pada Senin (10/11/2024) sore.KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO Salah satu kebun sayuran hidroponik milik anggota Komunitas Wadah Sayur Indonesia (WSI) di Solo, Jawa Tengah pada Senin (10/11/2024) sore.
Sekretaris Pengurus YDBA, Ema P. Prasetia mengatakan, kegiatan fasilitasi pemasaran produk UMKM merupakan salah satu peran dalam pembinaan YDBA terhadap para UMKM binaannya. Ema menyebutkan, YDBA telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak termasuk PHRI untuk membantu memasarkan produk sayuran hidroponik milik WSI.

"Kami dengan PHRI bekerjasama untuk memfasilitasi pemasaran. Kami membuka peluang untuk channel pemasaran. Minggu lalu, baru saja diadakan link and match antara anggota-anggota PHRI Surakarta dengan UKM yang dibina YDBA. Sudah dihasilkan kesepakatan bisnis seperti suplai sayur selada, buah melon, tomat, dan ceri," kata Ema kepada Kompas.com.

Baca juga: Kisah Bengkel Suryo Motor Binaan YDBA, Raup Omzet Ratusan Juta Sebulan

Menurut Ema, kesepakatan bisnis antara para petani sayuran hidroponik WSI dengan PHRI Surakarta bisa membantu dalam sisi penyaluran produk. Di sisi lain, PHRI Surakarta memerlukan sayuran yang berkualitas.

"Pembinaan petani sayuran WSI sudah sejak tahun 2020 dan masuk tahun keempat. Ini bagian dari ketahanan pangan Indonesia, memberikan kualitas pangan yang baik agar tak teracuni pestisida. Kami tak akan berhenti di sini dan melebarkan ke tempat-tempat lain," tambah Ema.

Menurut saya membantu petani untuk penyaluran sayur hidroponik. Saya rasa PHRI itu membutuhkan sayuran yang berkualitas.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau