CIREBON, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi berencana untuk menghidupkan kembali Koperasi Batik Trusmi setelah sempat eksis dan tak aktif sejak lama.
Hal itu disampaikan oleh Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi (Kemenkop), Dina Budi Arie Setiadi saat melakukan kunjungan ke EB Batik Tradisional, di Desa Panembahan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (23/1/2025).
"Koperasi ini yang akan kita upayakan untuk bangkit kembali," ujar istri Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi itu dalam keterangan resminya.
Sudah sejak lama, Cirebon dikenal sebagai sentra batik yang tetap terjaga kelestariannya hingga kini. Tercatat, ada 9 desa yang sudah terbentuk menjadi desanya para perajin batik yaitu, Desa Panembahan, Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, Kaliwulu, Kalitengah, Kalibaru, Wotgali, Gamel, dan Ciwaringin.
Baca juga: Minuman Wine Kopi Asal Cirebon Tembus Pasar Global
Bahkan, ekosistem batik di wilayah Cirebon pun sudah terbentuk dengan begitu baik hingga melahirkan Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC).
Di sana, selain ada para perajin, juga sudah eksis pula beberapa offtaker seperti EB Batik Tradisional, Batik Komar, Batik Ivanda, dan Batik Megan.
Dina Budi Arie menambahkan, branding Batik Trusmi sebagai destinasi wisata sudah terpatri dengan kuat.
"Tinggal kita perkuat saja. Jadi, yang didorong untuk berkoperasi itu tak hanya perajin batik, tapi juga para pelaku usaha kuliner khas Cirebon seperti ketan dan lainnya," kata Dina Budi Arie.
Dina Budi Arie menambahkan, dengan berkoperasi maka para pelaku usaha batik bisa mendapatkan lembaga pembiayaan sebagai solusi permodalan.
"Maka, koperasi tersebut memang selayaknya dihidupkan kembali," tegas Dina Budi Arie.
Sementara Deputi Pengembangan Talenta dan Daya Saing Kemenkop Destry Anna Sari menyebutkan beberapa langkah yang akan dilakukan Kemenkop dalam membangkitkan kembali Koperasi Batik Trusmi.
Diantaranya, berkoordinasi dengan dinas terkait menyangkut aset-aset yang tersisa, apa kendala yang dihadapi, sekaligus mengidentifikasi perajin muda. Berikutnya, menyamakan persepsi dalam sebuah literasi yang sama.
"Karena, ke depan, kita akan menggerakkan koperasi untuk produksi tekstil, yang salah satunya adalah batik," kata Destry.
Lebih dari itu, lanjut Destry, skala ekonomi mereka juga bakal lebih ditingkatkan agar memiliki daya saing.
"Dan itu akan dilakukan melalui wadah koperasi," kata Destry.
Baca juga: Lestarikan dan Dukung UMKM, Pemkot Cirebon Akan Gelar Festival Batik
Dalam kesempatan yang sama, pemilik EB Batik Tradisional Hisyam Suleiman menyambut baik rencana Kemenkop untuk kembali menghidupkan Koperasi Batik Trusmi.
"Kita memang tahu pernah ada koperasi tersebut, namun kita sebagai generasi berikutnya kurang memahami mengapa koperasi sampai tidak aktif," ungkap Hisyam.
Hisyam mengakui, saat ini sudah terjadi regenerasi di usaha batik Cirebon, baik itu perajin maupun pelaku usahanya. "Sudah banyak anak-anak muda yang terjun ke bisnis batik ini," ucap Hisyam.
Terlebih lagi, ekosistem batik Cirebon sudah terbangun dengan baik, yakni ada perajin dan pengusaha batik sebagai offtaker.
"Maka, akan lebih baik lagi bila kita tergabung dalam wadah koperasi. Pembentukan koperasi ini akan kita bahas serius di dalam rapat paguyuban," ujar Hisyam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.