SOLO, KOMPAS.com - Jatuh bangun merintis bisnis sejak kuliah, Aditya Bayu Pamungkas (35) hingga sukses menembus pasar mancanegara.
Brand batik Prabuseno miliknya terjual sampai ke Singapura dan Malaysia melalui penjualan online. Ini bukan bisnis pertama yang digeluti oleh Bayu, panggilan akrab Aditya Bayu Pamungkas.
Bayu pernah memiliki bisnis kuliner ayam goreng. Bahkan sudah memiliki lima booth di Solo.
Baca juga: Tantangan dan Strategi Berbisnis Inklusif ala Founder Batik Organik
Bayu kemudian berambisi mendirikan restoran yang lebih mentereng untuk mengembangkan bisnis kulinernya. Justru, ambisinya membuat bisnis gulung tikar. Beban operasional yang tinggi dan persaingan usaha yang sangat sengit.
Bayu memilih tidak lagi melanjutkan bisnis kuliner. Ia banting setir menjadi reseller pakaian jadi di Beteng Trade Center (BTC) Solo.
Dia membeli batik dari supplier untuk dijual kembali di Shopee. Bayu juga sempat memiliki toko sendiri di BTC Solo. Namun, keterbatasan modal membuat tokonya di pusat kota Solo harus tutup.
"Awalnya sebagai reseller pakaian. Fokus ke online. Saat jualan baju di BTC sempat punya toko. Karena kurang modal tutup," kata Bayu mengawali kisahnya, Rabu (12/3/2025).
Tahun 2019 menjadi kebangkitan Bayu menjalankan bisnis batik. Banyak perajin batik kesulitan menjual barangnya karena pandemi.
Ia mendapat tawaran dari para perajin batik untuk menjualkan produk mereka. Bayu memanfaatkan kesempatan itu untuk membangun bisnisnya.
"Jadi pas pandemi itu perajin-perajin (batik) malah minta bantuan. Perajin-perajin kan offline ya. Sehingga sangat terdampak malah mereka minta dijualkan dulu. Jadi modalnya dari situ," ujar dia.
Bayu mulanya hanya menjual pakaian jadi. Sasarannya anak muda usia di bawah 30 tahun. Bayu memilih batik printing dengan warna sederhana.
Bisnis batik melalui online terus meningkat. Bayu kemudian berpikir memiliki brand sendiri. Akhirnya tercetus nama Prabuseno untuk batik yang dia jual.
"Nama Prabuseno diambil dari Sansekerta. Kita launching 1 Juni 2020 di Instagram, Shopee. Alhamdulillah langsung naik penjualan," imbuhnya.
Baca juga: Shopee Resmikan Kampus UMKM di Makassar
Saking banyaknya permintaan, packing pesanan dilakukan di rumah hingga malam hari. Tak ingin mengganggu keluarga, Bayu memutuskan menyewa kios di Solo Baru, Sukoharjo.
"2021 kita di rumah packing sampai malam. Kita memutuskan mencari ruko sebagai tempat untuk gudang/packing di HTC Solo Baru," kata Bayu.
Pada 2022 Covid-19 sudah mulai normal. Kegiatan mulai dilonggarkan. Bayu berpikir untuk menyewa toko fisik untuk merambah pasar offline di Jalan Radjiman Solo.
Meski telah memiliki toko fisik, penjualan secara online tetap dilakukan. Pasalnya, penjualan terbesar berasal dari online.
Kemudian tahun 2024, Bayu pindah ke Kampung Batik Laweyan. Tujuannya untuk mendekatkan kepada pembeli mengingat kawasan itu sebagai sentra perajin batik.
Bayu tidak hanya menjual batik printing, tetapi juga batik tulis untuk mengikuti permintaan pasar.
Bayu mengatakan, pelanggan Prabuseno kebanyakan dari Jabodetabek. Bayu memutuskan ekspansi ke Jakarta dengan tujuan mendekatkan pembali di sana.
Ia menyewa kios di Thamrin City atau TamCit Jakarta. Penjualannya pun tetap secara online. Saat ini, Bayu telah memiliki 14 karyawan untuk menjalankan bisnisnya. Mulai marketing, produksi, dan gudang.
"Baru berjalan 1 tahun ternyata banyak permintaan. Sering banget kita dapat orderan pagi jam 10 jam 11 itu customer sudah minta pokoknya harus sampai. Rata-rata sehari 30-50 buah," tambah dia.
Harga batik Prabuseno antara Rp 200.000-Rp 300.000 per buah. Kemudian untuk kain Rp 150.000 per lembar.
Melalui digitalisasi, kata Bayu penjualannya berhasil merambah pasar luar negeri yakni Singapura dan Malaysia, meski permintaan masih sedikit.
"Permintaan masih bijian. Sebulan rata-rata 10 buah," ungkap Bayu.
Baca juga: Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi
Untuk mendukung penjualan pasar global, Bayu ikut program SMESCO Indonesia.
SMESCO merupakan program pengembangan UMKM muda masuk dalam rantai pasok global, khususnya dalam pasar digital platform Shopee di Malaysia.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira, mengatakan Shopee Indonesia meluncurkan inisiatif Program Sukses UMKM Baru untuk mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Program tersebut merupakan kerja sama Shopee Indonesia dengan SMESCO dan Kementerian UMKM.
"Program ini ditujukan bagi masyarakat yang baru ingin merintis bisnis melalui platform e-commerce," katanya.
Melalui program ini, kata dia para pelaku usaha dapat lebih mudah memulai toko online dan meningkatkan kapasitas bisnisnya.
"Program Sukses UMKM Baru kami hadirkan untuk mendukung percepatan digitalisasi UMKM di Indonesia," tambah dia.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Solo, Wahyu Kristina, mengatakan Pemkot Solo setiap tahun mengadakan pelatihan digitalisasi UKM. Tidak hanya pemasaran, tapi juga manajemen pengelolaan usaha bagi UKM. Pelatihan ini dibiayai APBD.
"Kalau yang dengan APBD tidak bisa banyak (UKM yang ikut pelatihan)," kata dia.
Baca juga: Kisah Batik Aromaterapi dari Madura, Berhasil Ekspor ke Amerika Serikat
Bagi UKM yang belum ikut pelatihan dan ingin berkonsultasi terkait dengan usahanya bisa datang secara langsung ke Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
"Setiap UKM yang mau itu bisa datang sewaktu-waktu. Jadi mereka membutuhkan apa, konsultan kita sudah siap melayani," ungakap dia.
Kristina menambahkan Pemkot Solo juga bekerja sama dengan para mitra untuk memberikan pelatihan kepada UKM yang belum tercover APBD. Pelatihan melibatkan mitra ini dilaksanakan secara berkala di PLUT.
"Kita banyak dibantu sama perbankan, kemitraan kita dengan banyak pihak mendorong yang belum kita cover dengan APBD. Ada Shopee, Grab, Gojek Tokopedia, BNI, BRI, Bank Jateng secara berkala beri pelatihan di PLUT sana," kata Kristina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.