JAKARTA, KOMPAS.com - Jangan abaikan hobi yang remeh-temeh. Bisa jadi, kegemaran justru bisa menghasilkan pundi-pundi cuan.
Setidaknya, itulah yang dialami oleh Sri Wigatiningsih (43) warga Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pemilik DInova Store.
Berawal dari kebiasaan membuat kerajinan tangan sambil menunggu toko kelontong, dia mampu meraup untung besar hingga memberdayakan para ibu rumah tangga sekitar untuk menjadi karyawannya.
Baca juga: Para Santri akan Dampingi UMKM di Malang Go Digital
"Saya kegemarannya membuat asesoris seperti bros pakaian di sela-sela waktu menunggu toko. Asesoris itu kemudian saya jual, dan ternyata laku," ujarnya saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.
Bros dan asesoris pakaian itu dijual di toko kelontongnya. Dari penjualan tersebut, Sri Wigatiningsih mulai paham, bahwa pernak-pernik buatannya ternyata laku dan punya pasar tersendiri.
Melihat produknya laku, pada 2016 Sri Wigatiningsih semakin serius membuat pernak-pernik asesoris untuk perempuan. Dia juga berinovasi membuat produk lainnya, yang salah satunya adalah masker.
"Masker menjadi salah satu asesoris yang banyak dicari kaum wanita untuk menutup wajah saat bepergian. Makanya saya membuat masker juga," lanjut Sri Wigati.
Semakin lama, bisnis yang digeluti makin membesar. Selain dijual secara offline, Sri Wigatiningsih menawarkan asesoris buatannya melalui media sosial (medsos).
Apalagi, dia pada 2017 bergabung dengan paltform e-commerce Shopee, pesanan yang masuk naik berkali-kali lipat. Untuk mengimbangi besarnya permintaan, dia menambah karyawan untuk membantu memproduksi asesoris.
Seluruh karyawan yang direkrut adalah ibu rumah tangga. Dengan demikian, para ibu rumah tangga bisa memperoleh penghasilan tambahan.
Selain ibu rumah tangga, Sri Wigatiningsih juga merekrut para penjahit yang ada di daerahnya. Mereka dikontrak untuk membuat masker kain dalam jumlah tertentu, yang hasilnya disetorkan ke Sri Wigati.
Baca juga: Doni Sukses Berbisnis Madu setelah Tinggalkan Zona Nyaman sebagai Pegawai Bank
"Bahan-bahan dari saya, dan para penjahit tinggal mengerjakannya di rumah masing-masing. Sehingga mereka juga mendapatkan penghasilan lebih banyak," kata dia.
Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi Sri Wigatiningsih membesarkan bisnisnya. Besarnya permintaan masker di masyarakat membuat dia mampu mengantongi omzet yang fantastis, yakni hingga 500 persen.
"Saya sampai kewalahan memenuhi order dari pembeli karena banyaknya permintaan masker. Tapi alhamdulillah bisa kami penuhi order-order yang masuk," jelasnya.
Meski permintaan masker sudah agak melandai, namun Sri Wigati masih tetap memperoleh cuan dari produk-produk asesoris yang terkait masker, yakni strap masker.
Produk strap masker menjadi best seller dari produk-produk lainnya yang dibuat oleh Sri Wigati.
Kini produk-produk tersebut tak hanya dijual di pasar domestik, namun juga diekspor di berbagai negara di Asean. Dia pun memilih menutup toko kelontongnya dan sepenuhnya fokus pada bisnis asesoris.
"Permintaan yang masuk dari luar negeri itu juga berasal dari Shopee. Saya tinggal mengirimkan ke alamat pembeli, dan semua urusan untuk ekspor yang mengurus Shopee," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.