MALANG, KOMPAS.com - Berbagai macam produk kriya seni tekstil dipamerkan dalam kegiatan Jelang Julang di Kantor Kesekretariatan Gekrafs Kota Malang. Produk yang ada merupakan hasil dari buatan para penyandang disabilitas.
Ketua Gekrafs Kota Malang, Alexander Soegio mengatakan sebelumnya para penyandang disabilitas telah diberi pelatihan kewirausahaan selama empat bulan. Total ada 25 peserta penyandang disabilitas yang ikut berpartisipasi.
Mereka membuat produk seperti kaos, kain, sarung bantal dan lainnya dengan teknik shibori, ecoprint dan batik.
Baca juga: Sejumlah Desainer Lokal Bakal Pamer Karya di IN2MOTIONFEST 2022
"Yang menginisasi dari komunitas Omah Gembira dan pelaku usaha kriya tekstil Hamparan Rintik. Kemudian kami mendukung kegiatan mereka dengan memfasilitasi tempat untuk memamerkan hasil karya mereka," kata Alexander saat diwawancarai pada Sabtu (1/10/2022).
Dia berharap dari kegiatan tersebut dapat merubah pandangan masyarakat yang menilai penyandang disabilitas secara sebelah mata. Selain itu, diharapkan juga kegiatan yang ada dapat berkelanjutan.
"Dengan kegiatan ini kami berharap masyarakat dapat menilai bahwa penyandang disabilitas juga dapat berdaya secara ekonomi dengan karya-karya mereka. Tidak diremehkan atau dapat dipandang setara. Kami siap mensupport di kegiatan selanjutnya," katanya.
Ketua Omah Gembira, Riza Agung Pribadi menjelaskan tema dari kegiatan tersebut yakni Kriya Gembira dengan mengangkat tagline Aku, Kamu, Kita Setara. Para penyandang disabilitas yang ikut dari Malang Raya.
"Ini adalah ajang wisudanya untuk mereka, untuk apresiasi dan pembelian karya, memamerkan istilahnya booth karyanya mereka," katanya.
Riza mengatakan harga produk yang dijual seperti kaos mulai dari Rp 75.000 hingga lebih dari Rp 100.000. Sedangkan untuk kain mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 500.000.
Menurutnya antusias pengunjung untuk mengikuti kegiatan yang diadakan hingga Minggu (2/10/2022) sangat baik.
Baca juga: Mengintip Perajin Topeng Kesenian Tradisional di Malang yang Tetap Eksis
"Karena kegiatannya ada talkshow mengenai disabilitas juga, kemudian parenting untuk penyandang disabilitas, kita kerjasama dengan House Of Fatimah, mereka punya klinik terapi penyandang disabilitas. Lainnya materi fisioterapi misal untuk tuna rungu, terus ada fashion show disabilitas," katanya.
Salah satu penyandang disabilitas, Putri Lestari (34) asal Sukun, Kota Malang. Dia membawa 100 pieces produk kriya tekstil dengan teknik Shibori yang telah dibuatnya.
Produknya berupa kaos lengan panjang dan sarung bantal yang dijual dari harga Rp 25.000 hingga Rp 150.000. Beberapa produknya juga sebagian telah laku terjual.
Putri mengaku senang setelah mendapatkan pelatihan kriya tekstil dan menjual hasil karyanya.
"Shibori itu tekniknya tinggal ikat dan celup saja. Produksinya cepat, hanya dicelup terus dijemur. Senangnya, karena bisa memadukan warna sesuka saya, misal lagi senang warna merah ya pakai warna itu, kalau pink ya pink," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.