Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Sembalun, Produk Limited Edition yang Kini Terus Dikembangkan

Kompas.com - 04/12/2022, 09:00 WIB
Gabriela Angelica,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kopi Sembalun merupakan salah satu jenis kopi lokal asal Lombok Timur yang sedang terus dikembangkan saat ini.

Sebenarnya, produk tani kopi sudah ada di daerah Sembalun sejak lama. Bahkan, sejak zaman Belanda dan menjadi salah satu hasil tani di wilayah Nusa Tenggara Barat. Hanya saja, upaya penanaman tidak banyak begitu pula hasilnya.

Pendiri dan pemilik Loka Coffee, Hajrul Azmi menyampaikan upaya memperbanyak hasil kopi tersebut pun sudah mulai digerakkan sejak zaman order baru.

"Kalau untuk diperbanyak (hasil kopi), di daerah saya, Desa Sajang, itu mulai diperbanyak sejak zaman order baru. Namun, di sana untuk menanam jenis kopi Arabika kurang bagus sehingga hanya kopi robusta yang ditanam di sana," tutur Azmi saat kesempatan wawancaranya bersama Kompas.com pada Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Kozi Coffee, Manfaatkan Pasar Pecinta Kopi dengan Bermodalkan Passion

Setelah perjalanan yang cukup lama dengan pasang surutnya, Azmi mengungkapkan orang-orang sudah mulai banyak yang kembali bertani kopi sejak 2019. Menurutnya, nama Kopi Sembalun sendiri hadir karena memang produk kopi itu berasal dari daerah tersebut.

"Kita namakan Kopi Sembalun karena memang diambil dari daerah Sembalun. Kita tidak mengambil dari daerah lain sama sekali," ujar Azmi.

Saat ini, usaha Loka Coffee milik Azmi berkembang dengan menjual beberapa produk jenis produk kopi, yaitu grind beans, roasted beans, dan kopi bubuk. Semua produk tersebut juga terdiri dari dua macam bahan baku, yaitu kopi arabika dan robusta.

"Kalau bentuk lain belum ada, seperti yang siap minum atau bubuk mixed yang dicampur gula begitu, kita belum ada. Masih produk murni kopi tanpa campuran apa pun," jelas Azmi.

Namun, ia menyampaikan bahwa tentu saja Loka Coffee memiliki rencana untuk mengembangkan dan menjual jenis produk kopi lain. Mereka ingin membuat produk kopi sachet, tapi masih dalam proses pencarian kemasan yang tepat.

Keunggulan dan Keunikan Kopi Sembalun

Hajrul Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi.Dok. Pribadi Hajrul Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi.

Keunikan utama dari Kopi Sembalun salah satunya adalah karena kopi ini ditanam dan tumbuh di lereng gunung berapi. Lebih tepatnya Gunung Rinjani dengan ketinggian mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut.

Kopi ini juga memiliki ciri khas rasa yang tidak dimiliki kopi lain. Misalnya, untuk kopi arabika Sembalun memiliki rasa yang lebih kompleks, fruity, dan citrusy dari pada kopi sejenis dari daerah lain.

Baca juga: Industri Kopi Diprediksi Bangkit dari Mati Suri Pasca-Pandemi Covid-19

Keunggulan terakhir menurut Azmi adalah kopi Sembalun terhitung sebagai produk kopi limited edition.

"Kami belum produksi secara banyak, tapi untuk dua atau tiga tahun ke depan mungkin akan bisa diproduksi lebih banyak ya," ujar Azmi dengan diiringi tawanya.

Cakupan dan Strategi Pemasaran Produk Kopi Sembalun

Hajrul Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi dengan mendirikan Loka Coffee.Dok. Pribadi Hajrul Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi dengan mendirikan Loka Coffee.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com