KOMPAS.com - Bisnis yang bangkrut umumnya mengalami pailit, yakni tidak mampu melunasi utangnya.
Sebuah bisnis dikatakan bangkrut, ketika tidak dapat lagi membayar tagihannya dan tidak ada kesempatan untuk mengambil lebih banyak pinjaman untuk membayar utangnya.
Sedangkan sebuah bisnis dinyatakan pailit biasanya ditentukan oleh putusan pengadilan, baik atas permohonan sendiri maupun pihak lain.
Baca juga: Memulai Bisnis Pakai KUR? Ini Caranya agar Tak Bangkrut
Kebangkrutan pada intinya melibatkan ketidakmampuan sebuah bisnis atau usaha untuk membayar hutangnya.
Solvabilitas bisnis umumnya berkaitan dengan leverage, yaitu rasio nilai utang atau pinjaman modal bisnis terhadap asetnya.
Sementara solvabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban, baik utang jangka pendek ataupun utang jangka panjangnya.
Solvabilitas ini, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
Semakin tinggi leverage, semakin banyak utang dalam kaitannya dengan aset. Salah satu contoh pengaruh leverage terhadap kebangkrutan bisnis, misalnya selama tahun-tahun awal pandemi Covid-19, kebangkrutan paling sering terjadi pada bisnis kecil dengan leverage yang lebih tinggi.
Baca juga: Ingin Bangkit dari Bisnis yang Bangkrut? Coba Lakukan Tips Ini
Melansir The Balance Money, ada banyak teori tentang akar penyebab kebangkrutan, kegagalan bisnis, dan pailit.
Tetapi, setidaknya ada dua faktor yang bisa menyebabkan sebuah bisnis bangkrut. Pertama bermuara pada tiga hal, yaitu manajemen yang buruk, pemasaran yang buruk, dan praktik keuangan yang buruk.
Sedangkan yang kedua adalah munculnya faktor eksternal, yang bisa menjadi penyebab bisnis bangkrut.
Banyak orang masuk ke bisnis kecil dengan keahlian teknis di bidangnya dan pengalaman manajemen dalam perusahaan, tanpa menyadari bahwa manajemen bisnis kecil adalah keahlian yang berbeda.
Itu membutuhkan banyak perhatian yang berbeda pada tuntutan kelompok yang berbeda (karyawan, pelanggan, vendor, dan regulator).
Dalam banyak kasus, kegagalan bisnis kecil disebabkan karena keputusan yang buruk dari pemiliknya dalam hal manajemen, pemasaran, dan keuangan.
Pengambilan keputusan yang buruk saat membangun bisnis sering mengakibatkan kekurangan modal, yang berarti perusahaan tidak memiliki aset yang cukup, terutama uang tunai, untuk menjalankan bisnis sehari-hari.