PURWOREJO, KOMPAS.com - Kopi joss atau kopi arang adalah kuliner khas Yogyakarta yang dipercaya mempunyai banyak manfaat seperti pencegah panas dalam dan kembung saat masuk angin. Minuman yang satu ini jarang ditemukan di tempat lain selain di Yogyakarta.
Tapi jangan khawatir. Tak usah jauh-jauh, sekarang kopi legendaris ini sudah bisa didapatkan di Purworejo, Jawa Tengah. Bagi yang penasaran bisa langsung saja datang di kafe kopi joss milik Muzayyin (42) di bilangan Plaosan Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo.
Baca juga: Sedekah Kopi, Cara Haris Lee Promosikan Kopi Purworejo
Lokasinya cukup mudah dicari, sekitar 300 meter dari alun-alun sebelah utara berdekatan dengan SMPN 2 Purworejo. Tempatnya yang strategis membuat kafe satu ini selalu ramai dikunjungi, mulai dari remaja hingga para orang tua yang ingin menikmati kopi legendari khas Yogyakarta ini.
Muzayin mengatakan, usahanya kopi joss miliknya dimulai sejak tahun 2020 yang lalu. Ia membuka usaha kopi joss ini dibantu oleh 10 karyawan yang notabene adalah tetangganya sendiri.
Bapak dua anak ini memang dikenal masyarakat suka bergaul dan ramah kepada siapapun. Dalam membangun usaha ini, Muzayin mempunyai konsep pemberdayaan dan tak memandang ijazah orang yang ia rekrut sebagai karyawan.
"Saya tidak pernah memandang ijazahnya apa, yang penting dia mau bekerja dan belajar, serta masyarakat lokal disekitar tempat tinggal saya," kata Muzayin saat ditemui di kafe kopi joss miliknya pada Sabtu (14/1/2023).
Muzayin menceritakan, sejak kecil dirinya sudah mempunyai cita-cita untuk menjadi pengusaha kuliner. Untuk itulah, sejak beberapa tahun yang lalu ia berpikir dan terus mencari kuliner yang belum ada di Purworejo.
Setelah menjalani survei yang cukup panjang, akhirnya kopi joss lah yang ia pilih. Ia beralasan Purworejo belum ada warung atau kafe yang menjual minuman unik khas Yogyakarta ini. Kopi joss terbilang unik karena penyajiannya berbeda dari kopi pada umumnya.
Cara penyajian minuman ini adalah dengan mencampur bara arang ke dalam kopi tubruk yang masih panas. Seduhan kopinya akan mendidih di gelas hingga beberapa menit saat disajikan, sehingga minuman ini tidak dapat langsung diminum.
Minuman ini pertama kali dijual pada tahun 1970-an. Nama “joss” sendiri diambil dari suara arang panas saat dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air seduhan. Di kalangan wisatawan mancanegara, minuman ini dikenal sebagai charcoal coffee.
"Saya suka nongkrong di kafe, di Purworejo ini menunya hampir sama. Nah dari itu saya ada inspirasi untuk membuat kopi legendaris dari Yogyakarta ini. Kemudian saya belajar buat kopi di Yogyakarta dan terciptalah kafe ini," kata Muzayin.
Baca juga: Mengulik Tren Bisnis Thrifting di Purworejo, Bertahan di Kalangan Millenial
Meski kopi joss ini identik dengan angkringan pinggir jalan, Muzayin menawarkan suasana yang berbeda di kafe miliknya. Ia memilih konsep kafe rooftop untuk untuk menarik kalangan anak muda untuk datang ke kafenya.
Setingan tempat yang instagramable juga menjadi daya tarik tersendiri di kafe milik Muzayyin ini. Para pelanggan bisa berswa foto di rooftop sambil menikmati keramaian di tengah kota Purworejo.
"Biar masyarakat Purworejo bisa menikmati kopi jos khas Yogyakarta dengan suasana yang beda. Untuk kalangan anak muda kita sediakan rooftop yang instagramable untuk berswa foto," kata pria kelahiran Ciamis Jawa Barat ini.
Selain menyediakan kopi joss, Muzayin juga menambahkan menu nasi liwet khas sunda dan beberapa menu kekinian lainnya. Harga yang ditawarkan juga cukup murah dan ramah dikantong anak-anak muda.
Dalam sehari, kafe kopi joss milik Muzayyin ini bisa meraup omzet hingga Rp2 juta per harinya. Dalam sebulan omzetnya bisa mencapai Rp20 juta.
"Kita ambil sedikit mas untungnya yang penting close banyak. Ya sekitar Rp 2 jutaan rata-rata, kita juga sudah merambah pasar online," kata Muzayin.
Baca juga: Flame Leather, UMKM Purworejo Olah Kulit Sapi hingga Beromzet Belasan Juta Rupiah
Muzayin menyebut, ke depan akan membuka kafe lagi dengan konsep yang kurang lebih sama. Ia ingin membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
"Dizaman seperti ini yang sulit mencari pekerjaan, alangkah lebih baiknya kita tolong menolong untuk membangun bangsa," tambah Muzayin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.