MALANG, KOMPAS.com - Sebanyak 76 pelaku UMKM di Malang Raya mengikuti bazar dan pasar murah di area rusun Poltekad Kodiklatad, Kota Batu, Jawa Timur.
Kegiatan itu diikuti beberapa pelaku usaha dari kalangan anggota TNI AD dan ibu-ibu Persit (Persatuan Istri Tentara).
Komandan Kodiklatad, Letjen TNI Arif Rahman mengatakan, kegiatan digelar selama dua hari pada Senin (20/3/2023) dan Selasa (21/3/2023). Masyarakat bisa berkunjung mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB.
Baca juga: Pemilik Kalav Burger Bagikan 3 Tips Strategi Marketing untuk Bisnis Kuliner
Berbagai produk UMKM dijual seperti kuliner, sembako, makanan ringan, fashion, kerajinan tangan dan lainnya.
"Kami berharap masyarakat bisa berbelanja disini dengan harga yang murah dan terjangkau untuk membantu para pelaku UMKM di Malang Raya. Dan, seluruh anggota dan Persit juga ikut berpartisipasi disini," kata Letjen TNI Arif Rahman pada Senin (20/3/2023).
Pengunjung juga disuguhi panggung hiburan rakyat dan wisata tank. Masyarakat bisa berfoto dengan berbagai tank yang tidak aktif digunakan seperti jenis Tank PT 76, Tank AMX 13 Recovery, Panser V150, Panser Sarasin, Panser Saladin dan Panser Anoa 6x6.
Salah satu pelaku UMKM yang ikut dalam bazar tersebut adalah Serka Heri Purnomo. Babinsa asal Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang itu sudah menggeluti usaha kopi sejak 2010 di daerahnya bertugas.
Dalam kegiatan itu, dia menjual produk bubuk kopi jenis robusta dan arabica yang sudah dipasarkan di berbagai kafe di Malang Raya dan daerah Jawa Timur lainnya.
Menurutnya, dengan mengikuti kegiatan Bazaar dan Pasar Murah tersebut dapat mengenalkan Kopi Taji kepada masyarakat luas.
Baca juga: 5 Ide Usaha Menjanjikan di Jakarta, Cocok
"Karena kita sekarang juga lagi fokus dengan Wisata Edukasi Kopi, mengenalkan Kopi Taji ke masyarakat luas. Dari proses penanaman, panen, pengolahan seperti apa sampai menjadi biji kopi, roasting kopi hingga disajikan dalam bentuk minuman," kata Serka Heri Purnomo.
Salah satu ibu-ibu dari Persit, Siti Mudrika berjualan produk fashion berbentuk ecoprint seperti kain, pakaian, tas, sepatu dan lainnya. Harga produk yang dijual mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
Tidak jarang, para pengunjung juga bertanya tentang teknik ecoprint kepada Siti.
"Pada tahun 2018, sanggar dan usaha saya mulai menekuni ecoprint, yang pembuatannya menggunakan bahan-bahan dasar dari alam atau daun. Saya memang sering memberikan pelatihan ecoprint ke ibu-ibu PKK, mahasiswa dan lainnya. Bersyukur dengan usaha ini sebulan omzet bisa Rp 30 juta," katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.