KOMPAS.com – Petis merupakan salah satu bahan makanan yang populer di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bahan makanan berwarna hitam ini biasanya digunakan sebagai pelengkap atau saus cocolan untuk camilan, seperti martabak madura dan gorengan.
Proses produksi petis masih banyak yang dilakukan secara tradisional, sehingga menghabiskan waktu dan tenaga yang cukup besar. Ada juga beberapa produsen yang memilih untuk menggunakan mesin petis semi otomatis, tetapi sayangnya mesin ini belum banyak di pasaran.
Baca juga: Bantu Ibunya yang Sakit, Kakak Beradik Ini Ciptakan Sepatu Unik
Mengatasi hal tersebut, beberapa mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui tim Fakultas Teknik membuat mesin semi otomatis untuk mempercepat proses pembuatan petis bagi pelaku UMKM.
Adapun mahasiswa yang tergabung ke dalam tim tersebut berjumlah 6 orang, yakni Mochammad Hildad Ajiban, Kamaludin, Muhammad Nur Rohman, Wahyu Prawira Yudha, Aldin Kusuma, Agung Setyo Pranoto.
Baca juga: Dorong Mahasiswa Berwirausaha, Universitas Brawijaya Dirikan Kafe Vocafe
Agung, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam tim inovasi mesin petis tersebut mengatakan, ada kelemahan dalam membuat petis dengan cara tradisional.
“UMKM mengeluh kalau olahan petis tak selalu bagus, kadang ada yang gosong. Diaduk menggunakan tangan pun ada yang bilang kecapean dan sebagainya,” ucapnya mengutip laman resmi UNESA, Senin (15/5/2023).
Agung menjelaskan, mesin tersebut dapat mengaduk secara otomatis dengan penggerak motorik listrik dan suhu teratur dengan menggunakan material panci yang dilapisi oil jaket yang relatif aman sehingga petis tidak mengerak atau gosong.
Baca juga: 6 Tips Sukses Menjadi Wirausaha bagi Mahasiswa
“Mesin ini dapat menggiling bahan baku petis seperti terasi, udang, atau ikan menjadi bentuk pasta yang halus dan kental. Pun dapat membantu dalam proses penyaringan petis, sehingga petis yang dihasilkan menjadi lebih halus,” ujarnya.
“Petis yang dihasilkan akan dicampur dan diaduk secara merata oleh mesin pengaduk dan memastikan konsistensi petis yang dihasilkan merata dan tidak terlalu cair atau terlalu kental,” sambungnya.
Mesin pengolah petis ini memiliki 3 keunggulan, yakni dapat menggunakan dua bahan bakar (kompor gas dan kayu), dapat mengatur waktu pemasakan dan pendinginan serta akan berhenti otomatis ketika proses sudah selesai, dan yang terakhir adalah mobilitas mesin yang lebih mudah karena dilengkapi dengan roda pada masing-masing kaki, sehingga dapat dipindah kemana-mana.
Baca juga: Mahasiswa Ini Raup Cuan dari Bisnis Mainan Slime
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya