Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampung Craft 2023 Jadi "Showroom" Inovasi Teknik Kerajinan Tapis

Kompas.com - 07/06/2023, 16:49 WIB
Tri Purna Jaya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Helatan Lampung Craft 2023 menjadi ajang "unjuk gigi" teknik baru kerajinan tapis dari sejumlah UMKM di Lampung.

Kain Tapis yang merupakan kain tradisional Lampung itu biasanya terbatas pada penggunaan benang emas untuk membentuk motif.

Namun pada gelaran teranyar ini, beberapa UMKM tapis memperlihatkan sejumlah teknik dan metode baru untuk kain tersebut.

Baca juga: Cara Memanfaatkan Feedback Pelanggan Jadi Konten Media Sosial

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung, Riana Sari Arinal mengatakan Lampung Craft kali ini mempertontonkan perkembangan yang luar biasa dalam industri kerajinan Lampung.

Menurutnya, meskipun produk yang dipamerkan umumnya tetap mencakup tapis, sulam jelujur, dan madu aro, namun kini perajin Lampung semakin berinovasi.

"Bahan yang digunakan untuk tapis tidak lagi terbatas pada benang mas, tetapi juga menggunakan bahan wol. Selain itu, warna-warna yang ditampilkan juga semakin bervariasi," kata dia di Bandar Lampung, Selasa (6/6/2023) sore.

"Kita punya unggulan-unggulan dari Tulang Bawang Barat. Salah satunya adalah anyaman tikew. Bisa dilihat produk-produknya di booth Tubaba. Tersedia berbagai peralatan rumah tangga. Buatannnya juga sudah rapi dan bagus," ujar Riana.

Baca juga: 5 Ide Bisnis Digital Printing, Salah Satunya Suvenir

Riana mengatakan inovasi ini menunjukkan antusiasme masyarakat dan perajin semakin berkembang.

"Bisa dilihat produk-produknya sudah lebih bagus. Sudah mempunyai nilai jual yang tinggi, memiliki daya saing yang bagus," kata Riana.

Dia menambahkan, inovasi dalam kerajinan tapis ini diharapkan tidak berhenti sebatas itu saja. Untuk memacu kreativitas pengrajin, Dekranasda Lampung menggaet sejumlah desainer ternama, seperti Didiet Maulana, Nola Marta, Mel Ahyar, Oskar Lawalata, Poppy Karim, Didi Budiardjo, dan Chossy Latu.

"Mas Didiet memiliki 4 modul pembelajaran, dan setelah modul itu selesai, para perajin masih terus bertanya dan mas Didiet selalu memberikan masukan," jelas Riana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau