Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Makanan Sehat Makin Cuan, Ini Tips Memulainya

Kompas.com - 02/08/2023, 12:37 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis makanan sehat melalui katering makanan diet semakin menjanjikan seiring dengan tren gaya hidup sehat di masyarakat.

Keinginan untuk hidup sehat terkadang terkendala oleh keterbatasan waktu untuk memasak makanan sehat untuk mendukung diet. Hal ini menjadi sebuah peluang usaha yang bisa dimanfaatkan dengan membuka bisnis katering makanan sehat.

Untuk itu, ada sejumlah tips bagi kamu yang ingin berbisnis makanan sehat ini. Apa saja itu?

Baca juga: Hadirkan Wajah-wajah Baru UMKM, Omzet Pasar Kreatif Bandung 2023 Capai Rp 6,7 Miliar

1. Tentukan Target Pasar

Ada banyak segmen yang bisa digarap untuk menjalankan bisnis ini, yang secara garis besar terbagi menjadi segmen konsumen, yakni konsumen yang berdasarkan bujet, terbiasa makanan sehat, harus makanan sehat, hingga mereka yang ingin sehat.

Masing-masing segmen memiliki demand yang berbeda, sehingga kamu perlu menentukan pada bagian mana kamu masuk. Hal ini akan memengaruhi biaya produksi serta bahan baku yang digunakan.

2. Bekerjasama dengan ahli gizi

Kamu perlu mendapatkan pendampingan ahli gizi untuk memastikan porsi makanan serta nutrisi yang disajikan memang pas untuk konsumen. Ahli gizi akan menentukan porsi makanan serta jenis makanan apa saja yang cocok sesuai dengan permintaan pelanggan.

Selain itu, kerja sama dengan ahli gizi juga bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap bisnis yang dijalankan, dan menjadi peluang untuk menjadi bisnis yang lebih besar.

3. Buat gimmick yang pas

Kamu perlu membuat gimmick pemasaran untuk usaha yang dijalankan. Sebagai contoh, kamu bisa mencantumkan bahan makanan dan kandungan gizi dalam setiap kotak catering. Hal ini terkesan kecil, tapi pelanggan Anda bisa percaya bahwa apa yang mereka makan telah disesuaikan dengan permintaan mereka dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Berikan label bahan-bahan organik dan no MSG dan karena kieduanya merupakan contoh gimmick marketing yang sering digunakan untuk meyakinkan pelanggan bahwa makanan yang dimakan sehat dan bebas dari bahan pengawet.

Baca juga: 4 Langkah Mengubah Ide Menjadi Bisnis

4. Makanan Berkualitas

Untuk menjaga kualitas dan kepercayaan dari konsumen, pilihlah bahan makanan yang berkualitas. Cantumkan pula kandungan serta jumlah kalori dari bahan makanan pada box makanan.

Karena para konsumen makanan sehat biasanya akan lebih memerhatikan kandungan makanan yang akan mereka santap.

5. Gandeng Petani Jika Memungkinkan

Kalau memungkinkan, gandeng produsen sayuran atau petani untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. Selain lebih murah, kamu bisa ikut memberdayakan mereka. Selain itu, kamu juga bisa mencantumkan keterangan bahwa bahan baku diambil langsung dari petani dan dengan membeli produk ini, turut menyejahterakan petani.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau