Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dian, Rintis Usaha Mainan Montessori hingga Tembus ke Amerika

Kompas.com - 16/12/2023, 18:01 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap ibu menginginkan agar anaknya dapat bertumbuh dengan baik. Oleh karena itu, banyak orang tua yang memberikan permainan montessori kepada bayinya.

Permainan montessori ialah permainan praktik individu yakni sang anak akan menyortir dan mengklasifikasikan benda-benda sesuai dengan bentuk, warna, ukuran, dan jenis.

Para ibu biasanya menggunakan permainan montessori seperti bingkai geometri, tongkat hitung, dan benda-benda sensorial yang berguna untuk memperbaiki koordinasi motorik halus dan memperkenalkan konsep-konsep matematika dan sains pada anak usia dini.

Semenjak memiliki seorang balita, Dian sering membelikan mainan montessori untuk anaknya. Namun, setelah mengetahui produk yang diterimanya adalah produk buatan luar negeri, Dian ingin menciptakan hal serupa dengan menggunakan bahan dan perajin yang ada di Lampung.

Baca juga: Jual Cendera Mata Khas Banyuwangi, Ibien Raih Pesanan dari Luar Negeri

Membangun Usaha Di Tengah Kesibukan

Untuk menunjukkan cinta kasihnya kepada bayinya yang masih berusia satu tahun, Dian ingin menghasilkan mainan montessori untuk anaknya berbahan dasar kayu pinus. Sebenarnya untuk mengurangi pembelanjaan mainan yang kebanyakan barang impor.

Meski di tahun 2019 Dian masih bekerja di suatu instansi pemerintahan, dia tetap gigih untuk membangun usaha kecilnya bernama Littlemonq.

“Saat saya masih kerja dulu, saya pulang larut malam, tapi masih harus mengontrol dan mengurus bisnis saya ini. Tapi di satu sisi, saya juga enggak tega harus ninggalin anak saya terus seharian,” tutur Dian kepada Kompas.com dalam perjumpaan beberapa waktu lalu.

Dian harus menghadapi segala macam perasaan dan memikirkan sebuah cara agar dia tetap dapat memprioritaskan sang anak dan Littlemonq yang dijalankannya.

Baca juga: 3 Tips Lolos Kurasi Ekspor bagi Pelaku UMKM

Baru di akhir tahun 2021, Dian membulatkan tekad untuk resign dari tempatnya bekerja dan mengalihkan perhatiannya untuk mendampingi anaknya dan mengurus keberlangsungan bisnis Littlemonq.

Percaya Dengan Keahlian Pengrajin Lokal

Selain karena inisiatifnya untuk mengurangi pembelian mainan impor bagi anaknya, Dian juga yakin produk yang dihasilkan perajin lokal juga memiliki kualitas yang baik.

Sebelum menemukan perajin yang sesuai dengan keinginan hatinya, Dian melakukan survei terhadap beberapa perajin. Dian ingin memastikan jika para perajin tersebut memiliki minat dan ketelitian tinggi untuk membuat mainan anak dengan ukuran yang kecil.

Baca juga: Tips untuk Mengoptimalkan Repeat Order saat Ekspor

“Perajin itu ada yang lebih suka membuat furnitur atau barang-barang besar, sedangkan produk saya ini kan kecil, sehingga saya harus mencari perajin yang suka membuat produk kecil seperti itu,” kata Dian.

“Dulu saya nyoba-nyoba buat untuk anak saya saja, tapi ternyata hasilnya bagus. Perajin Indonesia bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan standar dan keinginan pelanggannya, seperti saya yang memiliki banyak standar,” sambung Dian.

Para perajin yang kini bekerjasama dengan Dian di workshop Littlemonq yang berlokasi di Lampung Selatan, dinilai telah dapat menyesuaikan dengan standar kebutuhan produksi mainan anak yang dimiliki Dian.

Hanya Berjualan Online Hingga Mendapat Konsumen Asing

Sesudah Dian menghasilkan beragam produk Littlemonq, Dian mempromosikan dan memasarkan produknya tersebut melalui media sosial Instagram.

Baca juga: Cerita Tono Merintis Bisnis Keripik ChipsyChips hingga Ekspor ke Kanada

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau