LEBAK, KOMPAS.com - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) produksi anyaman pandan di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak, Banten disebut bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat.
"Hampir semua desa di Cileles pelaku UMKM produksi anyaman pandan, karena terdapat bahan baku tanaman pandan," kata Tono (45), seorang pengusaha di Kabupaten Lebak, Kamis (18/1/2024) seperti dilansir dari Antara.
Pelaku UMKM di Kecamatan Cileles mengolah daun pandan menjadi aneka motif produksi anyaman yang memiliki nilai jual di antaranya peci songkok, tas wanita, dompet, topi, tas laptop, tas ransel dan lainnya.
Saat ini, pelaku UMKM produksi kerajinan anyaman pandan di daerah itu tumbuh dan berkembang sehingga dapat menggulirkan perputaran uang hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Baca juga: Momen Hari Kemerdekaan, Perajin Difabel di Lebak Kewalahan Layani Permintaan Kerajinan Bambu
Harga produksi kerajinan anyaman pandan itu mulai Rp 15.000 sampai Rp 150.000 dan tergantung kualitas serta dipasok ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Bali.
"Kami sudah puluhan tahun sebagai penampung produksi anyaman pandan itu dan hingga kini masih bertahan," ujar Tono.
Guntur (55), pelaku UMKM warga Kecamatan Cileles mengaku dirinya mengembangkan usaha aneka kerajinan anyaman pandan karena di daerah ini banyak perkebunan pandan sebagai bahan bakunya.
Perkebunan pandan duri itu bisa diproduksi aneka kerajinan dan bisa menggulirkan perekonomian masyarakat setempat.
"Kami memproduksi tikar setengah jadi dan dipasok ke Tasikmalaya, Jawa Barat," tambah Guntur.
Menurut Tono, usaha kerajinan anyaman pandan duri di daerahnya itu merupakan klaster andalan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
Meski omzet pelaku UMKM produksi anyaman pandan sempat menurun drastis akibat penyebaran COVID-19 pada tahun 2020-2021, tetapi kini usaha kerajinan anyaman pandan itu kembali pulih.
Baca juga: Kursi Bambu Buatan Perajin di Kabupaten Lebak Banten Makin Diminati Konsumen Lokal
Pelaku UMKM produksi anyaman pandan juga mengapresiasi perhatian pemerintah setempat cukup mendukung dengan memfasilitasi untuk mendapatkan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan promosi dengan mengisi pameran -pameran.
"Kami merasa bersyukur produksi anyaman pandan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," kata Guntur sambil menyatakan usaha anyaman pandan bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp 15 juta per bulan.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa mengatakan kerajinan anyaman pandan menjadi klaster ekonomi masyarakat di Kecamatan Cileles, karena ditunjang bahan baku melimpah.
Pelaku UMKM produksi anyaman pandan di desa di daerah itu sekitar 350 unit usaha dan menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Pihaknya juga melakukan pembinaan kerajinan tersebut untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar bisa bersaing pasar, karena menyerap lapangan pekerjaan tenaga lokal, sehingga mampu mengatasi urbanisasi ke luar daerah.
"Kami terus mengoptimalkan pembinaan usaha kerajinan anyaman pandan karena menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat," kata Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.