MALANG, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Malang kembali memberikan bantuan alat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk keluarga korban Targedi Kanjuruhan, Rabu (7/2/2024).
Dalam kesempatan itu, ada tiga keluarga korban yang menerima bantuan. Pertama adalah Lasidi Narto, warga Desa Gedogwetan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Ia mendapat bantuan gerobak sekaligus perlengkapan untuk berdagang bakso.
Kedua Siti Sofiyah, warga Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang mendapat bantuan alat berjualan makanan ringan.
Baca juga: 4 UMKM Binaan BI Kalbar Tembus Pasar Nasional dan Internasional
Ketiga, Anik Mardiatin, warga Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang mendapat bantuan mesin jahit.
Sampai saat ini, terhitung sudah 15 keluarga korban yang menerima bantuan alat UMKM tersebut sesuai usaha yang dijalankan keluarga korban, mulai dari gerobak sayur, gerobak cilok, alat jahit, dan gerobak untuk menjual bakso.
Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan bantuan itu dilakukan sebagai bentuk dukungan sosial kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
"Bantuan ini tidak akan berhenti di sini. Selama masih ada permintaan dari keluarga korban, kalau memang ada permintaan dari keluarga korban, akan kami usahakan untuk menfasilitiasi bantuan semacam ini," ungkapnya saat ditemui, Rabu (7/2/2024).
Putu berharap, bantuan itu bisa berkontribusi dalam mengangkat perekonomian keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
"Prinsipnya, kami akan memberikan perhatian khusus kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Tidak hanya berupa bantuan usaha, tempo hari ada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan mengalami kecelakaan langsung kami tangani," jelasnya.
Baca juga: Disperindag dan UKM Halmahera Tengah Salurkan BLT untuk 2.500 Pelaku UMKM
Salah Salah satu keluarga korban, Siti Sofiyah, warga Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, ibu dari korban Tragedi Kanjuruhan, Ahmad Dhani mengatakan bantuan alat yang didapatnya akan digunakan untuk berjualan jajanan dan es di salah satu rumah sakit.
"Sebelumnya, saat Dhani masih hidup saya usaha laundry. Tapi berhenti saat Dhani meninggal. Sekarang saya akan memulai lagi berjualan es, rencananya di Rumah Sakit Hasta Brata, Kepanjen," ungkapnya.
Ia berterimakasih atas bantuan yang diberikan kepolisian. Ia berharap bantuan itu menjadi motivasi dirinya untuk membangun perekonomiannya.
"Saat Dhani masih hidup dulu, ia sering membantu saya mengurus usaha laundry, juga membantu saya saat membangun rumah. Kami sangat kehilangan," kenangnya.
Ketua paguyuban keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Vincensius Sari mengatakan dari 15 keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang sudah mendapat bantuan usaha UMKM saat ini sudah berjalan dan berkembang dengan baik.
"Saya monitoring langsung mereka, untuk memastikan usahanya berjalan dan berkembang dengan baik. Alhamdulillah, usaha mereka benar-benar berjalan dengan baik," tuturnya.
Saat ini, menurut Sari -sapaan akrabnya- masih ada beberapa keluarga korban yang tergabung dalam yayasan, yang belum mendapatkan bantuan. Ke depan ia akan mengajukan usulan ke kepolisian agar mendapatkan bantuan peralatan usaha.
"Prinsipnya, kami berharap para keluarga korban bisa menitih masa depan setelah berduka cita atas kehilangan anggota keluarganya akibat Tragedi Kanjuruhan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.