Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stellar Coronae Ubah Limbah Bunga Pernikahan jadi Bernilai Jual

Kompas.com - 30/03/2024, 07:13 WIB
Alfiana Rosyidah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunga kering dapat dijadikan sebagai ide bisnis kerajinan yang digemari oleh banyak orang. Terutama saat event-event tertentu seperti Hari Valentine. Hasil kerajinan bunga kering biasanya dijadikan sebagai hadiah untuk orang lain. 

Salah satu pebisnis bunga kering adalah Korona Sulin (32) bersama dua orang temannya, Stella dan Jennifer. Mereka mendirikan bisnis bunga kering dengan brand Stellar Coronae. Produk yang dijual yaitu boks cincin pernikahan, frame bunga, dan sebagainya. 

Dalam wawancara bersama Kompas.com pada Jumat (29/3/2024), Korona atau yang biasa dipanggil Koro membagikan cara mendapatkan bunga untuk bisnis kerajinan mereka. 

Baca juga: 3 Kerajinan Resin yang Bisa Kamu Jual dan Hasilkan Cuan

Dapat dari Petani Lokal

Koro mengatakan bahwa bunga yang didapatkan untuk kerajinan, biasa diperoleh dari petani lokal sekaligus supplier. Petani lokal tersebut menanam bunga untuk nantinya bisa dibeli oleh orang lain. Salah satunya oleh pebisnis bunga kering. 

"Kami biasanya beli dari supplier bunga itu dengan budget 1 jutaan. Jadi belinya langsung banyak untuk stok nanti," jelas Koro. 

Meski demikian, tidak semua bunga bisa didapatkan dari petani lokal. Alasannya bunga yang dijual juga bunga yang biasa ditemui di sekitar seperti mawar dan bugenvil. 

Baca juga: 5 Peluang Bisnis Buket Bunga Kering

"Selain itu, yang beli di petani lokal itu juga bukan cuma kita, tetapi juga ada kompetitor yang lain. Nanti bunga yang dibuat kerajinan justru sama dengan yang lain, kami mau cari yang beda," lanjutnya.

Ambil dari Sisa Jasa Pengeringan Bunga Pernikahan

Langkah alternatif yang diambil oleh Koro dan tim yaitu mengambil sisa bunga alias limbah dari jasa pengeringan bunga pernikahan milik mereka. 

"Sekarang beli di petani lokal itu enggak sebanyak dulu dan kualitasnya juga beda dari bunga pernikahan. Jadi kami ambil dari situ," lanjut perempuan lulusan program studi arsitektur tersebut. 

Baca juga: Buka Bisnis Buket? Simak Tips Ini agar Bunga Tetap Segar

Bunga pernikahan tersebut diambil dari konsumen yang ingin mengeringkan bunga pernikahan miliknya. Namun, tidak semua bunga dikeringkan sehingga sisanya dapat dimanfaatkan Stellar Coronae untuk dibuat kerajinan. 

"Daripada dibuang, kami gunakan untuk kerajinan produk kami sendiri. Harapannya sih suatu saat bisa dapat koneksi ke wedding decoration atau florist biar kami manfaatkan flower waste mereka," ungkapnya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau