JAKARTA, KOMPAS.com - Kerajinan perak buatan para perajin yang tergabung dalam program Desa Devisa Bantul, Yogyakarta, diminati oleh delegasi dari berbagai negara yang hadir dalam pertemuan G20.
Desa Devisa merupakan program pendampingan berkelanjutan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor. Kerajinan produksi Desa Devisa ini telah diekspor hingga ke Belanda, Amerika dan Inggris.
Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso menuturkan program Desa Devisa merupakan salah satu wujud inklusi keuangan yang diberikan LPEI sebagai perpanjangan tangan pemerintah kepada pelaku UMKM khususnya yang berorientasi ekspor di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: Kisah Pedagang di Pasar Seni Legian Bali saat Terhantam Pandemi
"Program Desa Devisa diharapkan dapat menjadi referensi bagi wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia dan dapat membantu program Pemulihan Ekonomi Nasional," ujar Rijani, Rabu (16/2/2022).
Pertemuan G-20 di Jakarta akan membahas berbagai isu dan tantangan finansial dunia, termasuk Financial Inclusion: Digital and SMEs.
Sekretaris Pokja Logistik Bidang Finance Track G20 Rudy Rahmaddi mengatakan, Presidensi G20 menjadi ajang bagi Indonesia untuk menunjukkan keragaman budaya dan kerajinan Tanah Air kepada dunia. Salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan Finance Track Presidensi G20 sepanjang Februari 2022.
"Kita ingin memberikan manfaat dan dampak dari pertemuan G20 terhadap ekonomi lokal apakah kaitannya dengan UMKM dan termasuk budaya setempat, itu yang ingin kita capai juga," ujar Rudy.
Baca juga: Mau Buka Restoran Padang? Pahami Dulu Sistem Mato
Rudy menjelaskan panitia penyelenggara telah menyiapkan gerai UMKM yang menunjukkan ragam kerajinan Indonesia yang bersifat ramah lingkungan seperti batik, aksesoris perak, hingga kerajinan hasil limbah kayu dan tumbuhan.
Kemudian dipersiapkan pula pertunjukan Wayang Blenchong, program sosial seperti lari dan sepeda dengan tema Kampung Betawi, penyuguhan sejarah stadion GBK, memperkenalkan lagu keroncong, hingga pemberian souvenir khas UMKM Indonesia seperti tenun dan kopi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.