Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omzet Rp 30 Juta Per Bulan, Slamet Suryadi Sukses Berbisnis Madu sambil Lestarikan Alam

Kompas.com - 23/02/2022, 12:35 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Alam menyediakan apapun yang dibutuhkan manusia. Tanpa harus mengeksploitasinya, manusia akan mendapatkan segala sesuatu dari alam.

Prinsip itulah yang dipegang oleh peternak lebah yang ada di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Slamet Suryadi (33). Sebagai peternak lebah, dia sangat menyadari bahwa alam yang lestari adalah kunci sukses menjalankan usaha berbasiskan lingkungan.

Slamet Suryadi merupakan peternak lebah yang sudah lebih dari 10 tahun menjalankan usaha ini. Sebelumnya, dia lebih banyak menghabiskan waktu membantu orang tuanya mengelola kebun kopi yang ada di wilayahnya.

Baca juga: Ini Strategi Mengelola Bisnis agar Tidak Kehabisan Uang

Saat beraktivitas di kebun, banyak petani yang menganggap bahwa lebah adalah musuh atau hama yang harus dibasmi. Sehingga keberadaan lebah di lahan pertanian dan perkebunan kerap dianggap berbahaya sehingga harus diusir.

Namun saat itu dia punya pemikiran lain. Lebah bukanlah tawon yang memang kerap membahayakan karena sengatnya. Justru, kehadiran lebah bisa memberikan berkah karena madu yang dihasilkan.

Pun, keberadaan hewan jenis serangga ini juga menjadi indikator bahwa kondisi lingkungan memang lestari sehingga mendukung lebah bisa mendapatkan madu dari tanaman yang ada di sekitarnya.

"Tapi saya nggak ikut-ikutan anti dengan lebah. Justru dari berbagai tulisan yang saya baca, lebah adalah kawan. Jika dibudidayakan, lebah akan menghasilkan madu dan punya nilai ekonomi tinggi," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Berangkat dari itu, sekitar tahun 2010 Slamet mulai mencoba untuk membudidayakan lebah madu. Sedikit demi sedikit koloni lebah yang dibudidayakan menghasilkan.

Tidak Mencampur Madu

Usaha peternakan lebah madu pun mulai berjalan. Dia punya prinsip tidak mau mencampur madu dengan bahan lain agar madu yang dijual ke konsumen benar-benar murni.

Karena komitmen untuk menjaga mutu inilah, dia mulai mendapatkan kepercayaan dari konsumen, utamanya dari lembaga pemerintahan dan korporasi swasta. Dari konsumen intstitusi tersebut, Slamet mendapatkan order tetap setiap bulannya.

Slamet juga melayani konsumen perorangan yang memang membutuhkan madu. Untuk memperluas jangkauan pasar, dia melakukan diversifikasi produk. Yakni dengan membuat produk madu herbal yang berupa madu murni dengan bawang putih. Produk-produk tersebut dijual secara langsung maupun melalui e-commerce yang ada.

"Alhamdulillah sepanjang tahun ini omzet penjualan madu mencapai Rp 370 juta, kalau dirata-rata mencapai sekitar Rp 30 juta per bulan," kata Slamet.

Berdayakan Masyarakat Sekitar

Kesuksesan Slamet Suryadi menjalankan usaha lebah madu tak dinikmati sendiri. Dia juga berkolaborasi dengan warga lain di sekitar tempat tinggalnya untuk memproduksi madu.

Dalam hal ini, warga diberi pembinaan untuk membudidayakan lebah madu dengan pengawasan langsung dari Slamet Suryadi. Sehingga dengan pengawasan tersebut, dia bisa memastikan proses produksi dilakukan secara benar dan bisa menghasilkan madu dalam kuantitas yang optimal.

Madu yang dihasilkan warga sekitar, kemudian disetor ke Slamet untuk kemudian dijual di bawah brand Madu Takoma. Saat ini ada sekitar 600 stup atau kotak sarang lebah yang dikelola oleh Slamet Suryadi.

Baca juga: Pinjaman hingga Rp20 Juta dari PIP untuk Pelaku Ultra Mikro, Ini Syaratnya

 

Dari kotak-kotak tersebut, bisa dihasilkan madu sebanyak 1,5 ton tiap panen raya. Tak hanya memproduksi madu, Slamet belakangan berencana mengembangkan area peternakan madu menjadi kawasan eduwisata. Yakni wisata pendidikan bagi masyarakat yang ingin mengetahui seluk-beluk peternakan lebah dan bisnis madu.

Atas keberhasilannya bangkitkan perekonomian masyarakat sekitar, Slamet mendapatkan banyak bantuan dari berbagai institusi pemerintah dan perusahaan swasta. Salah satu perusahaan yang cukup rajin memberikan bantuan adalah PT Toba Pulp Lestari Tbk.

Ini dilakukan karena lokasi budidaya lebah milik Slamet Suryadi ini berdekatan dengan area konsesi produsen pulp tersebut. Melalui program Community Development, PT TPL memberikan bantuan berupa buah stup, ekstraktor, refraktometer, alat sedot madu kelulut, dan lemari penyimpanan.

Slamet mengakui sangat terbantu dengan keberadaan alat-alat bantuan tersebut karena memungkinkan proses pemanenan dilakukan secara efisien.

"Bahkan TPL juga menawari kami untuk memanfaatkan lahan konsesi untuk digunakan sebagai tempat budidaya lebah madu," jelas dia. Karenanya, dia mengapresiasi berbagai pihak yang selama ini memberikan bantuan sehingga dia bisa mengembangkan usaha madu sekaligus memajukan ekonomi masyarakat sekitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

Training
WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Training
5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

Training
Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Program
Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Training
Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Jagoan Lokal
Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Training
iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

Program
Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Jagoan Lokal
Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Training
Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Program
Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Program
Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Maybank Indonesia Beri Solusi Finansial Customer-Centric untuk UKM

Program
Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Hingga September 2024, Pembiayaan UKM Berbasis Syariah di Maybank Indonesia Capai Rp 30,98 Triliun

Program
7 Ide Bisnis Produk Makanan dan Minuman Olahan dari Susu Sapi

7 Ide Bisnis Produk Makanan dan Minuman Olahan dari Susu Sapi

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau