Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampaknya jika Bos Tidak Adil ke Bawahan

Kompas.com - 07/03/2022, 09:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Bayangkan kalau kamu resign dari kantor akibat pembagian kerja yang tidak seimbang, lalu kemudian menjelek-jelekkan sistem kerja di perusahaan lama, maka imej perusahaan menjadi rusak.

Terlebih di era digital, media sosial, sangat mudah untuk menyebarkan suatu informasi. Tinggal cuap-cuap, langsung viral. Kebongkar bobrok perusahaan.

Jadi, perusahaan juga perlu ekstra hati-hati dalam memperlakukan karyawan. Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

4. Timbul rasa “bodo amat”

Jika atasan atau perusahaan tetap tutup mata dengan ketimpangan beban kerja ini, kata-kata “bodo amat” kan sering keluar dari mulut karyawan. Mau kegiatan operasional perusahaan terhambat, penjualan menurun, bahkan rugi, karyawan merasa bodo amat.

Sama seperti perusahaan yang tidak peduli dengan beban kerja dan kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, sikap adil perlu dijunjung tinggi dalam budaya kerja perusahaan.

Atasan mampu melihat dan menilai kapasitas masing-masing bawahannya. Sedangkan perusahaan selalu berupaya melakukan evaluasi kinerja ini.

Jadilah Pemimpin dan Perusahaan yang Adil ke Karyawan

Ingin jadi atasan, pemimpin, atau perusahaan yang sukses dan maju? Kuncinya adalah bersikap adil di tempat kerja. Baik dengan bawahan atau ke seluruh karyawan.

Tidak pilih kasih ke karyawan, sehingga mereka akan menyerukan ‘sumpah serapah’ untuk keburukan atasan dan perusahaan. Cara berlaku adil di kantor kepada karyawan adalah dengan melihat kapabilitas masing-masing karyawan.

Disesuaikan pula dengan jabatan dan gaji. Jika dilimpahkan tugas dan tanggung jawab lebih besar, bobotnya lebih berat, dan lebih banyak dari segi kuantitas, maka iringi dengan gaji yang memadai.

Jika terjadi sebaliknya, pantas saja kalau banyak karyawan mengundurkan diri agar terbebas dari pemimpin dan perusahaan yang dzolim.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com