Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal Dari Hobi, Aksesoris Wanita Buatan Sri Wigati Tembus Pasar Asean

Kompas.com - 20/04/2022, 08:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Jangan abaikan hobi yang remeh-temeh. Bisa jadi, kegemaran justru bisa menghasilkan pundi-pundi cuan.

Setidaknya, itulah yang dialami oleh Sri Wigatiningsih (43) warga Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pemilik DInova Store.

Berawal dari kebiasaan membuat kerajinan tangan sambil menunggu toko kelontong, dia mampu meraup untung besar hingga memberdayakan para ibu rumah tangga sekitar untuk menjadi karyawannya.

Baca juga: Para Santri akan Dampingi UMKM di Malang Go Digital

 "Saya kegemarannya membuat asesoris seperti bros pakaian di sela-sela waktu menunggu toko. Asesoris itu kemudian saya jual, dan ternyata laku," ujarnya saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.

Bros dan asesoris pakaian itu dijual di toko kelontongnya. Dari penjualan tersebut, Sri Wigatiningsih mulai paham, bahwa pernak-pernik buatannya ternyata laku dan punya pasar tersendiri.

Melihat produknya laku, pada 2016 Sri Wigatiningsih semakin serius membuat pernak-pernik asesoris untuk perempuan. Dia juga berinovasi membuat produk lainnya, yang salah satunya adalah masker.

 "Masker menjadi salah satu asesoris yang banyak dicari kaum wanita untuk menutup wajah saat bepergian. Makanya saya membuat masker juga," lanjut Sri Wigati.

Semakin lama, bisnis yang digeluti makin membesar. Selain dijual secara offline, Sri Wigatiningsih menawarkan asesoris buatannya melalui media sosial (medsos).

Memberdayakan Ibu Rumah Tangga

Apalagi, dia pada 2017 bergabung dengan paltform e-commerce Shopee, pesanan yang masuk naik berkali-kali lipat. Untuk mengimbangi besarnya permintaan, dia menambah karyawan untuk membantu memproduksi asesoris.

Seluruh karyawan yang direkrut adalah ibu rumah tangga. Dengan demikian, para ibu rumah tangga bisa memperoleh penghasilan tambahan.

Selain ibu rumah tangga, Sri Wigatiningsih juga merekrut para penjahit yang ada di daerahnya. Mereka dikontrak untuk membuat masker kain dalam jumlah tertentu, yang hasilnya disetorkan ke Sri Wigati.

Baca juga: Doni Sukses Berbisnis Madu setelah Tinggalkan Zona Nyaman sebagai Pegawai Bank

"Bahan-bahan dari saya, dan para penjahit tinggal mengerjakannya di rumah masing-masing. Sehingga mereka juga mendapatkan penghasilan lebih banyak," kata dia.

Momentum Pandemi

Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi Sri Wigatiningsih membesarkan bisnisnya. Besarnya permintaan masker di masyarakat membuat dia mampu mengantongi omzet yang fantastis, yakni hingga 500 persen. 

"Saya sampai kewalahan memenuhi order dari pembeli karena banyaknya permintaan masker. Tapi alhamdulillah bisa kami penuhi order-order yang masuk," jelasnya.

Meski permintaan masker sudah agak melandai, namun Sri Wigati masih tetap memperoleh cuan dari produk-produk asesoris yang terkait masker, yakni strap masker.

Produk strap masker menjadi best seller dari produk-produk lainnya yang dibuat oleh Sri Wigati.

Kini produk-produk tersebut tak hanya dijual di pasar domestik, namun juga diekspor di berbagai negara di Asean. Dia pun memilih menutup toko kelontongnya dan sepenuhnya fokus pada bisnis asesoris.

"Permintaan yang masuk dari luar negeri itu juga berasal dari Shopee. Saya tinggal mengirimkan ke alamat pembeli, dan semua urusan untuk ekspor yang mengurus Shopee," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar

Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur

Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Program
Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Rendang Buya, UMK Binaan PTBA yang Siap Mendunia

Jagoan Lokal
Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Yayasan Astra bersama Pemerintah Dorong Transformasi IKM Lokal

Program
Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Dorong Rantai Pasok Berkelanjutan, Yayasan Astra Tingkatkan Kapasitas IKM Nasional

Program
Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Desa Binaan IPB University Ekspor 36 Ton Pinang

Training
Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Tokopedia-TikTok Gaet Ibu-Ibu di Makassar Hasilkan Uang dari Rumah

Program
Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Dukung Industri Kreatif di Daerah, Pemerintah Bakal Bentuk Dinas Ekraf

Program
YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

YBDA Dampingi 13.000 UMKM, Fokus ke Manajemen dan Akses Pasar

Program
Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Jurus Tokopedia Genjot UMKM, Jagokan Produk Lokal hingga Beri Diskon Konsumen

Training
Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Kisah Kegigihan Buruh Tani asal Malang hingga Punya Toko Sembako

Program
LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau