JAKARTA, KOMPAS.com - Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sebuah peribahasa yang menunjukkan kemiripan anak dengan orangtuanya.
Pun dalam berkarier nantinya. Umumnya, kalau orangtua seorang pengusaha atau memiliki usaha, pasti menurun ke anaknya. Orangtua akan mewariskan ilmu dan bisnisnya kelak ke anak agar bisa menjadi pengusaha sukses.
Anak mungkin saja sudah punya bakat bawaan dari orangtua yang profesinya pengusaha. Namun bakat ini juga perlu dilatih sejak kecil, salah satunya dengan memperkenalkan dan mengajarkan bisnis pada anak.
Dengan demikian, bisnis menjadi bidang yang anak sukai atau minati, memiliki kemauan besar untuk mengikuti jejak orangtuanya sebagai pengusaha, dan tentunya mempunyai keahlian dalam bidang usaha yang akan digeluti.
Bagaimana caranya mengajarkan bisnis ke anak sejak kecil? Berikut tipsnya, seperti dikutip dari Cermati.com.
Ajari anak memiliki mental dan jiwa pengusaha sejak dini, yakni dengan menjual sesuatu produk untuk mendapatkan uang. Dengan cara ini, anak bukan hanya memperoleh pembelajaran bisnis yang menyenangkan.
Contohnya menerima pesanan kue dari orang lain, membuat kerajinan tangan karya anak untuk dijual, atau jualan baju-baju bekas layak pakai di rumah. Sebab, berjualan di lokasi sekitar rumah tentunya bisa mengajak anak ikut berjualan.
Kalau sudah bisnis dan menghasilkan uang, anak akan tahu bahwa mencari uang tidak mudah. Oleh karenanya, kamu berikan pemahaman kepada anak untuk menghargai uang dengan mengelolanya secara baik dan benar. Bukan hanya untuk kebutuhan hari ini, tetapi juga masa depan.
Ajari anak untuk mengatur keuangan seperti untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, proteksi, tabungan, investasi, dan beramal. Jelaskan kepada anak apa bedanya antara kebutuhan dan keinginan terhadap keuangan mereka.
Ajarkan anak untuk membuat daftar kebutuhan, perkiraan bujet, sehingga ini menjadi simulasi sederhana menarik untuk anak kamu. Dengan demikian, anak dapat mengenal kebutuhan sejak dini dan mengontrol keinginan sejak kecil.
Jadi, begitu menjalankan bisnis yang sesungguhnya di masa depan, anak sudah terbiasa menyusun skala prioritas dalam pengelolaan keuangan bisnis.
Kamu dapat menanyakan kepada anak tentang ide bisnis yang dimiliki. Atau mungkin anakmu sudah menyampaikan satu ide bisnis kepadamu.
Maka, kamu bisa membimbing anak untuk membuat rencana bisnis. Misalnya, jualan es buah di depan rumah. Berarti mulai menyusun, bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan, sampai perkiraan modal.
Kamu bisa mengajarkan anak menabung mengumpulkan modal usaha. Walaupun beri dukungan pula dengan tambahan modal darimu agar anak dapat merealisasikan ide bisnisnya. Anak pasti akan senang dan antusias untuk menjalankannya.
Baca Juga: Masih Dapat Angpao Lebaran? Gunakan untuk Hal-Hal Bermanfaat Berikut Ini
Setiap bisnis atau usaha pasti ada pasang surut. Jika bisnis es buahnya tidak ada yang beli misalnya, pasti anak akan merasa sedih. Namun anak harus juga memahami bahwa menjalankan bisnis tidak selalu laku atau tidak selamanya untung terus. Terkadang menderita kerugian.