PURWOREJO, KOMPAS.com - Niat awal adalah membantu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang banyak terdampak pandemi Covid-19. Namun, tiga orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) malah sukses membangun bisnis tas untuk semua kalangan.
Ketiga mahasiswa itu bernama Sannis Hening Astuti dari Program Studi (Prodi) Psikologi, Andika Pangestu Saputra dari Prodi Teknik Sipil, dan Fasihah Azizah dari Prodi Psikologi.
Ketiganya berhasil menciptakan sebuah model tas yang simpel, modis, elegan, limited edition, dan cocok dipakai semua kalangan. Lewat produk bermerek Selaras Suai tersebut, mereka turut membantu bangkitnya para pelaku usaha jahit dan sablon rumahan yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Ide bisnis Selaras Suai muncul pada bulan Februari tahun 2022. Saat itu mereka melihat teman-teman mahasiswa memerlukan tas praktis untuk membawa buku, laptop, dan barang sejenisnya. Pada waktu yang berbeda mereka melihat penjahit lokal yang sempat terpuruk karena adanya pandemi.
Baca juga: Ajak Pelaku UMKM di Purworejo Gabung, Apindo Tawarkan Sejumlah Fasilitas
Saat itulah, mereka termotivasi untuk memberdayakan penjahit lokal di sekitar tempat tinggal untuk memproduksi yang biasa juga disebut tote bag. Bahkan omzet penjualan mereka bisa mencapai Rp4-5 juta per bulannya.
Mereka pun melakukan riset lebih lanjut. Melihat terbukanya peluang bisnis di bidang industri kreatif, mereka membentuk tim dan melakukan survei konsumen terkait dengan produk tas yang diinginkan.
“Kami kemudian bereksplorasi membuat desain tas model totebag yang berbahan kanvas, american drill, dan lainnya,” kata Ketua Tim Selaras Suai, Sannis Hening Astuti, saat dikonfirmasi pada Senin (5/8/2022).
Tim lalu mencoba berkolaborasi dengan para pengusaha sablon lokal di sekitar tempat tinggalnya yang mendapatkan penghasilan tak menentu. Pemuda desa lulusan SMA sederajat diajak bergabung agar produktif dan mendapatkan penghasilan.
Dalam sebulan tim yang diketuai Sannis Hening Astuti ini mampu memproduksi 50-100 buah totebag. Harga yang ditawarkan pun relatif murah yakni Rp45.000-Rp65.000 per buahnya. Harga tersebut tergantung motif dan bahan yang digunakan.
“Dalam perkembangannya kami juga menggunakan kain batik motif khas Purworejo agar dikenal oleh masyarakat luas, khususnya generasi milenial. Kain batik yang digunakan pun diambil dari perajin batik rumahan sehingga turut meningkatkan penjualan mereka,” sebut Sannis.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.