Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Salis, Jualan Celorot Khas Purworejo Bisa Beromzet Hingga Rp20 Juta

Kompas.com - 10/08/2022, 10:00 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Celorot merupakan jajanan pasar yang sangat unik dan khas dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Jajanan ini memiliki keunikan kemasan dan cara menyantap yang tak dimiliki jajanan lain.

Keunikan celorot sudah terlihat mulai dari kemasaannya yakni menggunakan daun kelapa muda. Makanan yang bertekstur yang kenyal, gurih, serta legit ini punya cara makan yang unik.

Cara memakan celorot yakni dengan menekan ujung salah satu kemasan. Bentuknya berbentuk menyerupai corong. Kemudian celorot akan keluar dari salah satu sisi lainnya dan baru bisa dinikmati.

Salah seorang pengusaha celorot rumahan, Salis Nugroho (41) saat ditemui di rumah produksinya di Kelurahan Cangkrepkidul, Purworejo menuturkan, clorot merupakan jenis kue basah yang sangat diminati semua kalangan. Ia menyebutkan, celorot tak pernah lekang oleh zaman.

Salis menambahkan bahan baku celorot adalah tepung beras, tepung kanji, vanili, gula jawa atau gula aren, air dan janur sebagai wadahnya.

“Bahan-bahannya memakai tepung beras tapi berasnya harus baru tidak memakai tepung beras yang sudah jadi dan dijual di toko-toko. Kita membeli beras yang masih baru kemudian menggiling sendiri untuk dijadikan tepung beras," kata Salis, Selasa (9/8/2022).

Setelah dijadikan tepung beras, Salis melanjutkan, kemudian bahan selanjutnya adalah yang diperlukan adalah tepung kanji, gula merah atau gula jawa kemudian vanili. Perbandingannya jika memakai satu kilogram tepung beras maka tepung kanjinya setengah kilogram dan airnya 1000 cc.

"Sedangkan gula dan vanili sesuai selera masing-masing, karena bahan-bahannya tidak memakai pengawet celorot hanya bisa bertahan selama 1-2 hari saja,” terang Salis.

Memurut Salis, cara membuat celorot cukup mudah, yaitu dengan mencampur semua bahan sampai menjadi adonan cair agak kental lalu dimasukkan ke dalam corong janur kemudian dikukus.

“Pertama campur adonan tepung beras dan tepung kanji dengan air diaduk sampai menjadi adonan cair agak kental lalu rebus gula jawa atau aren hingga mencair kemudian campur gula cair dan vanili ke adonan tersebut. Jika sudah tercampur rata adonan dimasukkan ke dalam corong janur kemudian dikukus selama satu jam,” jelasnya.

Yang tidak boleh dilupakan dari jajanan celorot ini adalah cara membuat kemasan dari daun kelapa muda yang berbentuk corong.

Salis mengatakan jika cara membuat kemasan celorot susah-susah gampang. Jika belum terbiasa, akan menghabiskan waktu lama. Namun bagi yang sudah terbiasa seperti Salis bisa membuat rata-rata 1.000 kemasan per hari.

Untuk pembuatan corong ini, Salis membayar orang untuk membuat kemasan celorot. Sistem pembayaran per 100 kemasan celorot Rp5.000.

Untuk pemasaran, Salis menitipkan celorot ke pedagang di pasar-pasar yang ada di Purworejo dengan harga Rp7.000 per ikat. Dalam satu ikat terdapat 10 biji celorot, rata-rata pedagang menjualnya dengan harga Rp10.000 per ikat.

“Kita memproduksi rata-rata 700 celorot dalam sehari dan menghabiskan 5-7 kilogram tepung beras per hari," kata Salis.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau