Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Salis, Jualan Celorot Khas Purworejo Bisa Beromzet Hingga Rp20 Juta

Kompas.com - 10/08/2022, 10:00 WIB
Bayu Apriliano,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Ia menyebut jika waktu liburan dan banyak pemudik, produksi celorot bisa meningkat dua kali lipat karena banyaknya pesanan. Bahkan omzet perbulan produksi rumahan celorot ini bisa mencapai Rp15-20 juta per bulannya.

"Rata-rata setiap hari selalu habis jarang sekali ada sisa celorot yang dikembalikan. Biasanya saat musim hujan peminat celorot menurun dan kadang ada sisa celorot yang dikembalikan tapi itupun kita masih untung," ujar Salis.

Salis menyebutkan, masih banyak orang yang salah saat menyantap jajanan celorot. Para penikmat celorot malah mengupas pembungkus dan memakannya.

"Kemasan celorot memang dibuat agar bisa ditusuk dengan jari dari bawah dan kemudian dengan mudah memakannya karena celorot akan keluar dengan sendirinya melalui bagian atas kemasan," kata Salis.

Salis mengatakan jika usahanya sudah berdiri selama 10 tahun. Ia memulai usahanya karena ide dari istrinya asal Kecamatan Grabag yang memang menjadi sentra dari jajanan celorot.

Bisnis celorot juga bisa dibilang mempunyai prospek yang bagus lantaran omzetnya yang mencapai jutaan rupiah per bulannya. Walaupun bukan jajanan kekinian dan terkesan kuno tetapi celorot masih sangat digemari hingga saat ini.

Selain disetor ke pasar dan jadi oleh-oleh, celorot juga merupakan makanan wajib pada saat acara pernikahan. Utamanya di Kecamatan Cangkrep, Grabag; dan wilayah Kabupaten Purworejo.

Ia menambahkan jika kendala dalam usaha ini hanya pada bahan dari kemasannya. Pada saat daun kelapa muda langka, otomatis produksi juga tak bisa berjalan. Bahan untuk kemasan celorot tak bisa diganti dengan daun lainnya.

Salis pernah mencoba alternatif memakai daun nangka tetapi kemasan rawan bocor dan adonan malah luber keluar kemasan. Selain itu, keaslian celorot dengan memakai daun kelapa muda sudah ada sejak lama dan memiliki sejarah panjang.

“Menurut cerita dari mertua saya celorot sudah ada sejak jaman neneknya. Jaman dulu tepung dibuat dengan cara meletakkan beras di dalam lesung yang terbuat dari kayu dan berbentuk perahu lalu ditumbuk sampai halus menggunakan alu yang juga terbuat dari kayu tetapi berbentuk bulat panjang," ujar Salis.

"Kemudian diayak agar tepung bisa terpisah dari beras yang masih kasar. Saya senang karena clorot masih digemari hingga saat ini, semoga kedepannya clorot tidak hilang ditelan jaman dan masih akan tetap digemari,” tambah Salis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau