Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal Dari Hobi, Guru Ini Raup Rp 60 Juta Per Bulan dari Bisnis Tanaman Hias

Kompas.com - 11/08/2022, 17:55 WIB
Imron Hakiki,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ratusan jenis tanaman hias membentang di Kebun 123, Desa Kemulan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Kombinasi warna daun dan bunga dari tanaman hias di kebun seluas sekitar 250 meter itu memberikan kesegaran bagi siapapun yang masuk ke sana.

Setiap tanaman hias ditanam dalam pot dan tertata rapi dan berjejer di atas meja besi. Serta kolam yang ada di salah satu sisi kebun semakin menambah keindahan pemandangan.

Baca juga: Lazada Dorong UMKM di Jawa Timur Masuk Ekosistem Ekonomi Digital

Kebun wisata dan jual beli tanaman hias itu berada di dalam ruang green house, sehingga kesan kesejukan akan terasa ketika masuk ke kawasan itu, karena tidak tidak tersinari matahari secara langsung.

Destinasi wisata Kebun 123 dibangun sejak 2016 lalu oleh seorang pasangan suami-istri yang sama-sama berprofesi sebagai staf pengajar di salah satu sekolah yang berada di Kabupaten Malang, yakni Ahmad Sukarianto dan istrinya, Rohmatul Jannah.

Ahmad Sukarianto adalah pengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Gondanglegi Malang, dan Rohmatul Jannah seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) KB Dewi Asiyah Kecamatan Turen.

Siapa sangka, taman budidaya tanaman hiasnya itu kini sering dijadikan sebagai tujuan wisata sekaligus tempat belanja tanaman hias.

Untuk kunjungan wisata, pengelola Kebun 123 juga menyedian spot-spot khusus untuk berfoto dengan latar belakang tanaman hias.

Raup Keuntungan

Rohmatul Jannah mengaku pendirian Kebun 123 itu bermula dari ketidaksengajaan. Berawal dari kesukaan suaminya, Ahmad Sukarianto membudidayakan tanaman hias di rumahnya.

"Semakin hari, jumlah tanaman hias suami saya semakin banyak dan tidak muat jika diletakkan di rumah," ungkapnya saat ditemui, Senin (8/8/2022) lalu.

Dari situ, tanaman hias tanaman hiasnya di pindah di sebuah lahan kosong yang dimilikinya.

"Dari sini suami saya mulai berpikir orientasi bisnis pada kesukaannya pada tanaman hias," jelasnya.

Keduanya mulai serius menambah koleksi berbagai jenis tanaman hias dengan dibantu oleh beberapa pegawainya, yang merupakan tetangganya sendiri. Sebab, keduanya sama-sama masih punya tanggung jawab profesi sebagai pengajar.

Baca juga: Perajin Batik di Kabupaten Malang Masih Berusaha Bangkit

Gayung pun bersambut, Kebun 123 yang mereka rintis mengundang daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke sana. Wisatawan yang datang sekadar wisata hingga belanja tanaman hias.

"Setiap harinya kurang lebih mencapai 150 orang. Sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai 500 orang per hari," terang Jannah.

Para pengunjung yang datang menurut Jannah berasal dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Madura.

Tanaman hias yang dijual di Kebun 123 MalangKOMPAS.com / Imron Hakiki Tanaman hias yang dijual di Kebun 123 Malang

"Mayoritas pengunjung yang datang ke sini dari luar kota. Sembari berwisata ke pantai yang ada di Kabupaten Malang, mereka sekalian mampir ke sini," ujarnya.

Selain itu, para siswa dari berbagai sekolah juga kerap datang untuk tujuan kegiatan pelatihan budidaya tanaman hias, serta para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian akademis.

"Sejumlah calon pengantin juga kerap datang dalam rangka pengambilan foto pre-wedding di sini," jelasnya.

Untuk kunjungan wisata, Jannah memastikan tidak ada biaya untuk masuk ke sana, alias gratis.

"Pemasukan kami hanya dari penjualan tanaman hias," pungkasnya.

Jannah menyebut, harga tanaman hias di sana bervariasi. Mulai dari harga termurah Rp 2.000 hingga harga termahal Rp 15 juta per item.

Dalam sehari, Jannah mengatakan bisa menjual 5 hingga 10 jenis tanaman hias yang ia budidayakan.

"Dari hasil penjualan ini, omset yang kami dapatkan sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta per hari," ujarnya.

Dengan asumsi tersebut, dalam sebulan Ahmad dan Rohmatul bisa meraup hingga Rp 60 juta dari bisnis tanaman hias.

Koleksinya tanaman hias yang ada di sana jumlahnya mencapai ribuan, mulai dari jenis Anggrek, Kaktus, Aglonema, dan Monstera. Tanaman-tanaman hias itu ia dapatkan dari berbagai daerah di Indonesia serta dari mancanegara.

"Ada juga tanaman liar yang berasal dari hutan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Manfaat Teknologi Digital CRM untuk Bisnis, Simak Pengalaman Seed Paper Indonesia

Manfaat Teknologi Digital CRM untuk Bisnis, Simak Pengalaman Seed Paper Indonesia

Training
Seed Paper Indonesia, Jaga Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat

Seed Paper Indonesia, Jaga Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat

Training
Cerita Rizka Fadilla, Buat Kertas Bibit Pohon dari Limbah Kertas

Cerita Rizka Fadilla, Buat Kertas Bibit Pohon dari Limbah Kertas

Jagoan Lokal
6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

6 Ide Bisnis Mudah Bermodal Uang Pesangon untuk Karyawan yang Terkena PHK

Training
WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

WamenKop: Koperasi Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan dan Jeratan Rentenir

Training
5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

5 Ide dan Peluang Binsis Produk Skincare dari Susu Sapi

Training
Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Olah Limbah Jadi Mainan Anjing, Warga Purworejo Sukses Ekspor Produk Ke Belgia

Program
Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Tantangan dan Strategi Tarunira Mendorong Digitalisasi Petani Lontar

Training
Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Kisah I Komang Sukarma, Berdayakan Petani Lontar di Karangasem Melalui Tarunira

Jagoan Lokal
Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Pemerintah Jadikan KSUKB Bank Nagari sebagai Role Model Holdingisasi Koperasi

Training
iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

iFortepreneur 2024 Dorong Transformasi Digital UKM Indonesia

Program
Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Cerita Ryan, Berbisnis Helm Anak Berawal dari Rasa Peduli

Jagoan Lokal
Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Tren Bisnis Laundry Tahun 2025, Seperti Apa Prediksinya?

Training
Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Seminar Laundry Innovation Summit 2024 Akan Digelar pada 9-10 Desember

Program
Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Langkah Budi Arie Setiadi Revitalisasi Koperasi, Apa Saja?

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau