Di samping itu, anggota D’Ketan juga memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Ada yang sudah berpengalaman jualan kue, ada yang hanya sesekali berjualan, dan ada juga yang sama sekali baru di dunia kuliner.
“Solusinya adalah transfer pengetahuan dan selalu mengutamakan kesepakatan bersama, termasuk dalam hal menentukan harga jual!,” imbuh Ari Falatika.
Selain kekompakan, lanjut dia, D’Ketan memiliki sistem pendukung yang lengkap, mulai dari suami dan keluarga.
Baca juga: 5 Posisi Terbaik Meletakkan Kulkas di Dapur
“Kami ikut Dapur Ibu Bersama karena sama-sama suka memasak dan bagaimana caranya dari hobi itu juga bisa menghasilkan uang. Oleh karena itulah suami dan keluarga sangat mendukung,” tutur para anggota D’Ketan.
Selain itu, sebut mereka, fasilitator dari Kedai Kreatif Susu Kental Manis Frisian Flag® juga membantu memberikan endorse D’Ketan dengan konten-konten di media sosial (medsos). Hal ini membuat kreasi menu D’Ketan lebih terlihat.
Dari fasilitator yang diberikan, para ibu anggota D’Ketan berharap, kelompok mereka awet dan bisa mendirikan toko bersama di masa depan.
Lain dengan D’Ketan, kelompok Tenda 7 Sprinkles hadir dengan filosofi warna-warni karena anggota mereka berasal dari latar belakang dan pengalaman yang berbeda.
Kelompok dari Bogor itu, dikenali atas keseriusan mereka membangun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Salah satunya dengan mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB) secara kolektif ke Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Bogor.
Salah satu anggota Tenda 7 Sprinkles, Evi mengatakan bahwa kelompoknya tidak ingin berhenti dalam meningkatkan usaha sampai project mereka selesai.
Baca juga: KemenKopUKM: Transformasi Usaha Informal ke Formal Harus Dipercepat
“Terus terang kami tidak ingin berhenti sampai project selesai. Kami berniat meluaskan pasar dan istilahnya ingin naik kelas. Akhirnya kami memutuskan untuk mengurus izin biar benar-benar diakui dan yakinkan kostumen bahwa kami itu punya izin. Kami itu ke depannya ingin menjadi pelaku UMKM yang sesuai standar,” katanya.
Lebih lanjut Evi menjelaskan, Tenda 7 Sprinkles beberapa kali mengadakan latihan bersama untuk membuat beberapa menu yang diajarkan di Dapur Ibu Bersama.
Contohnya, latihan bersama membuat kentang mustofa yang memang cukup menantang pembuatannya.
Tak hanya itu, Tenda 7 Sprinkles juga mengadakan sesi belajar fotografi dari salah satu anggota yang sudah sering menjadi narasumber kelas fotografi makanan.
Tak heran kalau hasil foto anggota Tenda 7 Sprinkles beberapa kali memenangkan tantangan yang diadakan Dapur Ibu Bersama.
Baca juga: Kemeriahan HUT RI di Kalimalang, Ada Lomba Titian Bambu hingga Bazar UMKM
Evi mengaku, pihaknya juga menggali pengalaman yang sangat berharga saat mengikuti bazar.
Setiap malam, imbuh dia, para anggota mengadakan pertemuan secara daring untuk persiapan karena memang tak ada satupun yang berpengalaman mengikuti bazar.
“Biasanya para anggota berjualan dengan menerima pre-order. Dari bazaar itu, kami belajar bagaimana mengemas produk, strategi penawaran kepada pengunjung yang lewat, dan bersosialisasi dengan warga setempat,” jelas Evi.
Sementara itu, salah satu anggota Tenda 7 Sprinkles lainnya, Wahyu mengaku beruntung dapat bekerja sama dengan Frisian Flag® yang sudah punya nama besar, sehingga produk mereka lebih mudah dikenali oleh pengunjung bazaar.
Di samping itu, ibu-ibu di Tenda 7 Sprinkles juga terus membuka pemesanan kembali untuk produk-produk yang diajarkan di program Dapur Ibu Bersama, yaitu sosis solo, kentang mustofa, pie susu, dan kopi Tualang.
Baca juga: 8 Oleh-oleh Khas Bali yang Tahan Lama, Tidak Hanya Pia dan Pie Susu
“Kami mengakui, pembuatan kentang mustofa dengan Susu Kental Manis Frisian Flag® memberikan rasa yang tidak hanya lezat dan unik, tetapi paling penting disukai konsumen. Sedangkan sosis solo memiliki isian yang lumer, gurih manis,” ujar Wahyu.