Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mama Neli Jumpa, Merawat Tradisi UMKM Pangan Lokal Manggarai Timur

Kompas.com - 08/10/2022, 09:00 WIB
Markus Makur,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

"Jadi lumayan pendapatan ekonomi keluarga dari industri rumah tangga seperti pangan lokal jojong," jelas Mama Neli Jumpa, perempuan yang lahir pada Maret 1958 tersebut.

Lulusan Guru hingga jadi Pelatih Pangan Lokal di Manggarai Timur

Mama Neli Lahu Jumpa juga sudah 14 tahun di Pokja III PKK bagian pangan, Sandang dan Tatalaksana Rumah Tangga dan menjadi pelatih UMKM pangan lokal di Manggarai Timur.

"Pangan lokal jojong sudah mulai punah maka digalakkan lagi pelatihan bagi kelompok tani untuk membuat industri rumah tangga jojong. Saya biasa keliling Manggarai Timur bersama tim PKK melatih kaum perempuan untuk memasak jojong," ujar Mama Neli Jumpa.

Lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Boawae ini mengisahkan setelah tamat dari SPG Boawae di Kabupaten Nagekeo (dulu masih Kabupaten Ngada sebelum dimekarkan) bergabung di komunitas Muda Mudi Katolik (Mudika) di Paroki Cancar, Kevikepan Ruteng.

Kemudian, ia diutus oleh Keuskupan Ruteng mengikuti kursus pembina Mudika (Muda Mudi Katolik) selama 1 tahun.

Kursus ini dibiayai oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan biaya hidup oleh Keuskupan Ruteng. Saat itu kursus Teknologi Tepat Guna Makanan Ringan dan les Komunikasi untuk membuat tulisan drama.

"Saat itu saya bisa mengetik di mesin ketik dengan 10 jari dan mendapatkan nilai A dari para pengajar di sana. Saya juara 1 tulisan tentang mengarang. Judul mengarangnya, saya masih ingat sampai sampai saat ini " Cinta Tuhan dan Cinta Manusia, Keterbukaan, saling percaya dan mengendalikan diri," ujar Mama Neli Jumpa.

"Selain itu, saya juara 1 lomba masak di Pati, Jawa Tengah. Saat itu saya praktekkan masak?Tiwu. Saat itu masaknya dari bambu karena zaman itu belum tidak ada periuk di Manggarai Timur. setelah pulang dari Pati, Jawa Tengah, saya bekerja di bagian ekonom Keuskupan Ruteng dengan gaji Rp 60.000 perbulan pada 1983-1985. kemudian saya pindah di Yayasan Sukma Keuskupan Ruteng, saat itulah saya saya bertemu Bapak Rokus Jumpa," tambah Mama Neli Jumpa.

Mama Neli Lahu Jumpa mengisahkan sewaktu kecil dirinya memakan jojong yang dimasak orangtuanya. Ia pun rindu dengan kenangan masa kecil.

"Untuk itu saya merawat tradisi masak pangan lokal, khususnya makanan jojong," kata Mama Neli Jumpa.

Kornelia Lahu Jumpa yang biasa disapa Mama Neli Jumpa (64), seorang ibu rumah tangga di Kampung Peot, Kelurahan Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur merawat usaha mikro kecil dan Menengah (UMKM) pangan lokal bernama Jojong.KOMPAS.com/MARKUS MARKUR Kornelia Lahu Jumpa yang biasa disapa Mama Neli Jumpa (64), seorang ibu rumah tangga di Kampung Peot, Kelurahan Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur merawat usaha mikro kecil dan Menengah (UMKM) pangan lokal bernama Jojong.

Mama Neli Lahu Jumpa menjelaskan, bagi penderita diabetes disarankan makan pangan lokal jojong untuk menurunkan kadar gula darah. Saat ini Mama Neli Lahu Jumpa mengembangkan pangan lokal jojon yang berbahan sorgum.

Selain itu industri kecil berbasis rumah tangga yang dikembangkannya yaitu keripik pelepah pisang. Ini semua merupakan makan alternatif tanpa minyak goreng.

Mama Neli Lahu Jumpa menjelaskan cara masak pangan lokal jojong yakni pertama siapkan tepung jagung, mentega, kelapa yang sudah diparut, dan susu tiga senduk. Bisa juga dimasak langsung tepung jagung.

Jadi nama Jojonh jagung, begitu bahan untuk jojong sorghum. Bisa dicampurkan dengan kacang kedelai sesuai pesan dari para pembeli. Alat-alat masak yakni bambu bulat dan lewing tana (periuk tanah). Memasaknya juga dengan tungku api (Likang bahasa lokal) dengan kayu api.

"Saya sudah mewariskan keterampilan industri kecil ini kepada anak perempuan saya. Dan anak perempuan saya sudah bisa masak pangan lokal jojong," kata Mama Neli Jumpa.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau