"Kami ingin mengangkat varian baru, olahan baru dari ikan lele dengan model olahan rendang. Karena segmentasinya untuk anak-anak, kami terus berupaya bagaimana protein-protein yang terkandung bagus bagi anak, baik untuk perkembangan otak, kecerdasan motorik, dan lainnya. Oleh sebab itu, tiga varian dari Rendang for Kids berbahan dasar ikan," jelas Andrean.
Dengan perkembangannya, kini varian Rendang for Kids ada yang berbahan dasar daging sapi, ikan lele, ikan belut, dan yang terbaru adalah ikan tuna.
Namun, inovasi tidak berhenti sampai di sana. Andrean dengan begitu antusias menjelaskan bahwa inovasi lain yang dibawa Nak Taraso lewat Rendang for Kids terlihat dari kemasannya.
"Kami memberi nilai tambah dengan membuat kemasan yang interaktif. Jadi lewat kemasannya, anak bisa berinteraksi dengan orangtua atau sebaliknya," tambah Andrean.
Interaksi yang dimaksud adalah bagaimana di setiap varian, kemasan disertai dengan elemen interaktif yang berbeda-beda. Misalnya, pada kemasan rendang lele terdapat media pesan bagi anak, rendang daging dengan game puzzle, rendang belut dan informasi edukasi tentang destinasi wisata Sumatera Barat, serta rendang tuna dengan ajakan menggunakan kemasan sebagai media untuk menanam tumbuhan.
"Kami sadar kemasan yang kami gunakan itu berbahan dasar aluminium foil yang susah untuk terurai di tanah. Oleh karena itu, kami berupaya bagaimana konsumen bisa memanfaatkan limbah kemasannya," ujar Andrean.
Andrean menyadari bahwa konsep produknya perlu mengutamakan keawetan makanan membuat kemasan yang digunakan belum bisa memakai bahan yang ramah lingkungan. Sehingga Nak Taraso berusaha mengampanyekan ajakan bagi konsumen untuk menjaga lingkungan lewat kemasan tersebut.
Selain untuk mengupayakan pengurangan limbah, hal itu juga bisa berguna bagi orangtua untuk berinteraksi serta mengedukasi anak mereka.
Produk unggulan Nak Taraso lainnya adalah Rendang Eazy. Setelah, satu tahun berjalan, mereka melihat terdapat masalah pada kalangan traveler yang datang ke Sumatera Barat.
Biasanya para wisatawan akan membeli oleh-oleh rendang dalam satu pot yang cukup besar dengan kemasan yang kurang efisien.
Baca juga: Mengenal Ekonomi Hijau dan Manfaatnya untuk UMKM
"Kami melihat masalah kehigienisan produk itu. Kan orang bisa saja makan satu potong lalu sisanya disimpan dengan melipat bungkusan kembali karena belum dimakan semuanya di saat yang sama. Kemudian untuk memakannya kembali, kemasan biasanya sudah berlumur minyak dan seolah tidak higienis lagi untuk dimakan," jelas Andrean.
Nak Taraso juga melihat permasalahan traveler lokal yang pergi ke tempat jauh dengan membawa rendang sebagai makanan pendamping. Biasanya, permasalah umumnya adalah mereka kesulitan dengan kemasan rendang yang dibawa.
"Maka dari itu, kami hadir di akhir 2018 dengan inovasi membuat rendang ke dalam sachet. Kami mengemas 5 potong daging dalam 5 sachet ke dalam satu pot. Sehingga menjadi lebih higienis dan praktis juga, serta enak dibawa," tutur Andrean.
Pasar Nak Taraso yang didominasi oleh traveler pada waktu itu membuat mereka banyak melakukan kerja sama dengan beberapa biro perjalanan, seperti untuk Umroh, Haji, atau perjalanan ke luar negeri lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.